TRIBUNTORAJA.COM, YIXING – Sebuah insiden penusukan massal terjadi di sebuah kampus di timur China, menewaskan delapan orang dan melukai 17 lainnya.
Peristiwa tersebut berlangsung di Institut Vokasi Seni dan Teknologi Wuxi di Kota Yixing, Provinsi Jiangsu, pada Sabtu (16/11/2024) malam.
Pihak kepolisian melaporkan bahwa pelaku berhasil ditangkap di tempat kejadian.
Berdasarkan pernyataan yang dikutip dari CNN Internasional, pelaku merupakan lulusan baru dari institut tersebut.
Motif serangan diduga terkait dengan rasa ketidakpuasan akibat kegagalan ujian, tidak menerima sertifikat kelulusan, dan masalah terkait kompensasi magang.
Saat ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui detail lebih lanjut terkait insiden tersebut.
Serangan ini menjadi kejadian terbaru dalam serangkaian insiden yang melibatkan korban massal di China.
Sebelumnya, pada Senin (11/11), 35 orang tewas setelah sebuah mobil menabrak sekelompok orang yang tengah berolahraga di Zhuhai, menjadikannya serangan paling mematikan di China dalam satu dekade terakhir.
China sendiri dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat kejahatan kekerasan yang rendah, berkat peraturan ketat terkait senjata dan pengawasan ketat di masyarakat.
Namun, serangan-serangan baru-baru ini menyoroti peningkatan insiden kekerasan.
Setelah kabar mengenai penusukan massal ini tersebar, pihak sensor bergerak cepat untuk menghapus video terkait insiden tersebut dari internet dan memoderasi diskusi di media sosial.
Pada bulan Oktober, seorang pria berusia 50 tahun ditangkap setelah menyerang lima orang, termasuk tiga anak-anak, di dekat sebuah sekolah dasar.
Sementara itu, pada bulan September, tiga orang tewas dan 15 lainnya terluka dalam serangan pisau di sebuah pasar swalayan dekat Shanghai.
Di bulan yang sama, sebuah bus menabrak area ramai yang dipenuhi siswa dan orang tua di Kota Tai’an, Provinsi Shandong, mengakibatkan 11 korban jiwa dan 13 orang cedera.
(*)