TRIBUNSUMSEL.COM - Kehidupan Metia (82), anak seorang Jenderal Polri era kepemimpinan Hoegeng Iman Santoso hanya tinggal sebatangkara di rumah tua terbengkalai di Jakarta Selatan disorot.
Sehari-hari Oma Metia hanya ditemani sepi bersama seekor kucing kesayangannya di rumahnya di kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan
Yanto, tetangga dekat Oma Metia, mengungkapkan penyebab lansia tersebut hidup sebatangkara hingga di usia senjanya.
Oma Metia juga merupakan alumni SMAN 6 Jakarta Selatan dan lulusan Universitas Indonesia di Fakultas Ekonomi tahun 1959.
"Dia orang berada lah, bapaknya polisi Jenderal, keluarganya dari pegawai negeri, tante Meti sendiri pernah kerjanya di Yayasan, jadi tahu sendiri duitnya," ungkap Yanto.
Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Oma Metia mengandalkan bantuan dari Yanto dan sepupunya.
Sepupunya yang tinggal di kawasan Pondok Labu, tiap bulan rutin mengirimkannya bahan makanan.
"Yang kasih support tiap bulan sampai sekarang itu sepupunya, tinggalnya di Pondok Labu tiap bulan ngirim bahan makanan sama ada juga dari temen-temen SMA-nya. Dia alumni SMAN 6 Jakarta," ujar Yanto.
Tetangga sekitar juga rutin memerhatikan dan memberikan bantuan kepada Oma.
"Kita juga sering tiap minggu kirim sayur, buah, sering juga istri saya beliin daster," katanya.
Akan tetapi, Oma Metia tak pernah mau mengenakan daster baru.
Ia selalu mengenakan daster lama yang dimilikinya di rumah.
Seringkali, Oma tak pernah mengganti daster yang dikenakannya selama berhari-hari.
Yanto pun sempat membantu membangun sebuah rumah berukuran kecil di pekarangan rumah Oma Meti.
Hal itu bertujuan agar Oma Meti bisa tinggal layak ketimbang tidur di rumah tua itu.
Namun, Oma Meti meminta pembangunan rumah itu dihentikan meski sudah setengah jadi.
"Udah setengah jalan, tapi susah orangnya. Kalau yang itu rumah induk (rumah tua) kita enggak mungkin lah renovasi pasti ratusan juta itu lah," kata Yanto.
25 Tahun Kamarnya Tak Dibuka
Rumah di kawasan Cipete Utara itu penuh dikelilingi tanaman hingga akar pohon yang menjulang tinggi.
Bang Brew dan Eko Pedia pun mencoba memasuki rumah tersebut.
Beberapa ember diletakkan di ruang tamu yang bertujuan menampung air hujan karena atapnya sudah bocor.
Perabotan rumah pun tak lagi ditata dengan rapi.
Ketika menengok isi dalam kulkas yang mati, banyak makanan yang sudah busuk di dalamnya.
Ternyata terdapat satu kamar yang tak pernah dibuka oleh Oma Metia selama 25 tahun.
Ketika dibuka, kamar tersebut penuh berisi kenangan masa lalu keluarga oma Metia.
Terdapat foto-foto album, kursi roda hingga barang-barang peninggalan lainnya.
"Ya Tuhan, itu ada kursi roda. Banyak banget barang-barang yang enggak terpakai ini. Astagfirullah," ujarnya.
Ia melihat banyak tumpukan buku-buku yang berdebu.
Buku-buku tersebut diduga merupakan buku milik Oma semasa menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia.
"Mungkin buku-buku itu saat Oma mengenyam pendidikan dari Universitas Indonesia. Mudah-mudahan teman beliau melihat ini. Jadi ternyata buku-buku ini yang disebut rahasia kali ya," tambahnya.
Tim Bang Brew pun berniat kerja bakti untuk membersihkan rumah Oma Meti agar bisa tinggal layak di penghujung usianya.
(*)