GridHealth.id -Perut yang bunyi keroncongan saat berbaring, meskipun sudah kenyang, adalah fenomena umum yang dialami banyak orang.
Bunyi ini disebut sebagaiborborygmidan terjadi akibat gerakan gas dan cairan di dalam usus yang berinteraksi dengan kontraksi otot pencernaan.
Ada beberapa penyebab mengapa perut bisa bunyi saat Anda berbaring telentang, meskipun tidak lapar.
Berikut penjelasan dan cara untuk mengatasi atau mengurangi suara tersebut.
Saat tubuh berada dalam posisi telentang, distribusi gas dan cairan di usus mungkin berubah, menyebabkan suara lebih mudah terdengar.
Bahkan ketika perut sudah kenyang, sistem pencernaan terus bekerja untuk memproses makanan, sehingga suara ini merupakan bagian normal dari proses pencernaan.
Makanan tertentu seperti kacang-kacangan, sayuran cruciferous (kubis, brokoli), makanan berlemak, atau produk susu (bagi yang intoleran laktosa) dapat menghasilkan lebih banyak gas.
Saat berbaring, gas dapat bergerak lebih bebas dalam saluran pencernaan, sehingga suara pergerakannya menjadi lebih terdengar.
Perut mungkin lebih menekan area usus, menyebabkan gas atau cairan di dalamnya bergerak dan menciptakan suara keroncongan.
Ketika berbaring, gravitasi tidak membantu menggerakkan makanan ke bawah seperti saat duduk atau berdiri, sehingga suara dari pergerakan dalam usus bisa lebih mudah terdengar.
Kondisi seperti irritable bowel syndrome (IBS) dapat membuat sistem pencernaan lebih aktif atau sensitif, yang bisa meningkatkan intensitas suara borborygmi.
Saat tubuh mencerna makanan ini, usus terus bekerja untuk mengolah makanan, menyebabkan suara keroncongan tetap terjadi meskipun perut tidak kosong.
Minuman berkarbonasi juga dapat meningkatkan jumlah gas dalam perut, memperbesar kemungkinan terjadinya suara keroncongan saat gas bergerak.
Stres atau kecemasan bisa merangsang aktivitas pencernaan yang berlebihan, menyebabkan pergerakan usus lebih aktif, yang kemudian memicu suara keroncongan.
Ketika cemas, tubuh bisa menghasilkan lebih banyak asam lambung atau mengirimkan sinyal saraf yang membuat perut lebih aktif, meskipun sebenarnya sudah kenyang.
Ini akan membantu mengurangi pergerakan besar di usus yang dapat menyebabkan bunyi keroncongan.
Hindari makan terlalu cepat dan kunyah makanan dengan baik untuk mengurangi jumlah udara yang tertelan saat makan.
Hindari makanan seperti kacang-kacangan, brokoli, kubis, makanan berlemak, dan minuman berkarbonasi jika suara perut sering terjadi dan mengganggu kenyamanan.
Jika Anda tidak bisa menghindarinya, cobalah mengurangi porsinya atau konsumsi makanan ini dalam kondisi matang yang lebih mudah dicerna.
Menghindari posisi telentang setelah makan besar juga bisa membantu, karena posisi ini bisa membuat perut lebih menekan usus.
Gantilah dengan air putih atau teh herbal yang lebih baik untuk pencernaan.
Mengonsumsi yogurt, tempe, atau makanan fermentasi lainnya bisa membantu mengurangi suara keroncongan.
Hal ini juga membantu menjaga aktivitas peristaltik usus tetap lancar sehingga suara keroncongan bisa berkurang.
Relaksasi dapat menenangkan sistem saraf dan membantu pencernaan bekerja lebih stabil.
Namun, jika disertai dengan gejala lain seperti nyeri perut yang intens, diare berkepanjangan, perut kembung parah, atau perubahan pola buang air besar, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Gejala ini bisa mengindikasikan adanya masalah pencernaan yang lebih serius.
Suara ini biasanya tidak berbahaya, namun bisa diatasi dengan perubahan kecil pada pola makan, postur tidur, dan pengurangan stres.
Jika Anda mengalami gejala tambahan yang mengganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.