TRIBUNBANTEN.COM - Simak kumpulan 20 puisi Hari Ibu 22 Desember 2024 berikut ini.
Memperingati Hari Ibu, masyarakat biasa menggelar berbagai acara.
Salah satu acara untuk memeriahkan Hari Ibu adalah lomba-lomba.
Banyak lomba yang biasa diselenggarakan di Hari Ibu, salah satunya adalah lomba baca puisi.
Simak selengkapnya contoh puisi-puisi yang bisa dibawakan untuk lomba baca puisi di Hari Ibu 22 Desember 2024 berikut ini.
Puisi 1
Apa Arti "Ibu"?
(Karl Fuchs)
"Ibu" adalah kata yang sangat sederhana,
Tapi bagi aku ada makna yang jarang terdengar.
Untuk semua hari ini, Kasih ibuku menunjukkan jalan.
Aku akan mencintai ibuku sepanjang hari-hariku,
Untuk memperkaya hidupku dalam banyak hal.
Ibu membuatku lurus dan kemudian membebaskanku,
Dan itulah arti kata "ibu" bagiku.
Terima kasih telah menjadi ibu yang luar biasa, Bu!
Puisi 2
Ibuku Pahlawanku
Ibu, Engkau melahirkanku
Dengan kasih sayang Ibu,
Kau selalu ada disampingku
Dimanapun aku berada
Ibu, Kau berjanji akan menemaniku
Ibu, Kau telah melahirkanku dengan taruh nyawa
Terima kasih, Ibu
Puisi 3
Kesunyian Ibu
(Denza Perdana)
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya.
Puisi 4
Untuk Ibuku Tercinta
(Agus Suarsono)
Ku ingin, Menghirup hawa yang kau hirup
Melangkah, Di tempatmu melangkah
Berteduh, Di tempatmu berteduh
Dan terlelap di atas pangkuanmu Ibu..
Ku cuma inginkan selalu bersamamu Sepanjang waktuku..
Puisi 5
Malaikatku
Malaikat yang cerah dan cantik itu bernama ibu
Masuk ke duniaku dengan begitu tenang dan membawa kebahagiaan,
Aku memujamu, aku mencintaimu, dan aku ingin berada di pangkuanmu selamanya..
Hai malaikatku yang cerah dan cantik
Tolong simpan keajaibanmu itu untuk diriku selalu..
Puisi 6
Ibuku…
Ibuku… Temanku yang sangat aku sayangi,
Sepanjang hidupku, Dia selalu dekat
Senyum lembutnya, selalu bisa membimbing jalanku
Dia adalah sinar matahari, untuk menyalakan hari-hariku
Selamat Hari Ibu, Aku mencintaimu!
Puisi 8
Hari Istimewa
Hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi seluruh ibu di dunia ini.
Selamat Hari Ibu untuk ibuku tersayang.
Terima kasih atas semua hal yang telah kau berikan untukku.
Semoga kau bahagia dan sehat selalu.
Terima kasih buat semua yang sudah kau berikan untukku.
Aku tahu aku tidak akan dapat membalas semua kasih sayangmu selama hidupku.
Selamat Hari Ibu, Bu.
Puisi 9
Untukmu Ibu
Engkau memberi banyak pelukan dengan cinta,
Engkau tidak pernah marah padaku.
Mengajarku, Membantuku.
Selalu tersenyum saat aku sedih.
Membangkitkan kekuatan pada diriku dari ucapanmu itu Ibu.
Terima kasih Ibuku. Selamat Hari Ibu.
Puisi 10
Ibu, Lambang Cinta Abadi
Ibu adalah lambang cinta abadi,
Sebuah cinta yang sungguh luar biasa,
Seseorang yang membantu mengatasi setiap masalahmu,
Hanya dia yang benar-benar peduli.
Ibu, engkau adalah segalanya. Selamat Hari Ibu.
Puisi 11
Pelangiku
Hari-hari yang indah seperti pelangi,
dongeng dan mimpi indah di malam hari,
kecupan untuk menghapus air mataku,
pelukan hangat yang dalam untukku.
Bunda memberi hadiah hidup untukku,
aku berterima kasih atas perhatianmu
Puisi 12
Ibu
Dikutip dari buku Antologi Puisi: Indah Langit Indonesia ke Semesta Raya Arab.
Terima kasih untukmu Ibu
Terima kasih
Untuk segala nasihat yang kau berikan
Untuk setiap doa-doamu
Untuk setiap pelajaran hidup yang kau berikan
Ibu…
Aku tahu kini kau telah tiada
Aku tahu semua tentangmu sudah menjadi kenangan
Dan kini ku tak bisa melihatmu tersenyum lagi
Maafkan aku…
Jika tak pernah menjadi harapanmu
Aku rindu…
Melihat senyum di bibirmu
Melihat kau tertawa bahagia
Aku rindu semua tentangmu
Puisi 13
Ibuku
Puisi berikut ini berjudul Ibuku karya anonim.
Ibuku, kuharap aku bisa memegang tanganmu,
Untuk sepanjang hidupku,
Aku harap aku bisa menggenggam tanganmu sepanjang perjalananku,
Ibuku, hari ini aku ingin mengatakan,
Ibu adalah hal terbaik yang terjadi pada ku,
Cintaku padamu akan selalu ada dalam doaku
Puisi 14
Ibu Matahariku
Ibu...
Tanpa mu, aku tidak bisa lahir..
Tanpa mu, aku tidak bisa melihat dunia ini
dan tanpa mu, aku tidak bisa sebesar dan sekuat ini
Ibu...
Kau malaikatku...
Kau pahlawanku
dan kau matahariku
Ibu...
Aku tidak tahu harus berkata apa...
Terima kasih, itu tidak cukup
Membahagiakan mu, itu belum cukup
Aku sangat sayang padamu ibu...
Puisi 15
Dia...Mamaku
(Zakiyah Noer Islami)
Kala itu purnama sempurna
Benderang cahayanya menyinari samudera
Kala itu seorang wanita menderita
Teriakannya mengguncangkan Nusantara
Demi buah cinta yang terindah
Dia meradang, dia mengerang dengan bangganya
Wahai dunia tahukah engkau
Siapa wanita yang terhebat itu
Dia….mamaku
Puisi 16
Melekat dalam Dekap
Karya: Nurul Azizah
Hidup ini tak lebih dari sebuah pengulangan
Dari satu kesempatan beranjak pada sempat lain
Namun, ada satu pengulangan yang terus membersamai
Tentang penjagaan yang begitu erat dalam dekap
Bund…
Buah hati yang sejak kali pertama kau jaga dengan segenap cinta
Kini telah tumbuh beranjak dewasa
Kau telah menua, sedang anakmu ini juga telah beranjak
Walau dengan hitungan yang berbeda
Meski waktu telah menempatkan kita di masa yang berbeda
Dekap hangat itu masih dimiliki olehmu, hanya sosokmu seorang
Satu-satunya yang darimu aku melekat
Teruslah begitu, telah, sedang, dan akan selalu mendekapku
Bahkan sejak diri ini masih begitu pandir di dalam sana
Puisi 17
Ibu
Karya: Jemima Jannah Darla Putri dalam Buku Kumpulan Puisi Dari Aku; dan Sepi hingga Sinar Karya Mahasiswa Sastra Indonesia UNS 2016
Lelahku riung
Penat
Rindu
Rapuh
Di pelukmu aku beruntung
Puisi 18
IBUKU
Karya: Musyawaroh dalam Buku Kumpulan Puisi Dari Aku; dan Sepi hingga Sinar Karya Mahasiswa Sastra Indonesia UNS 2016
Deretan bait dalam sajakku
Bukan sekedar kata bermakna indah
Namun sebuah simbol kebahagiaan
Untuk malaikat dalam hidupku
Engkaulah malaikat penjagaku
Yang mampu menghapus
Coretan tinta hitam dalam perjalananku
Engkau mampu menjadi air yang menyejukkan sekitar
Terima kasih Ibu.
Atas segala hal yang mungkin takkan pernah bisa ku balas
Malaikatku...
Kata itu bukan sekedar kata yang ku lantunkan untukmu
Tapi kata itu bermakna ganda
Tak semua insan bisa mendapat julukan itu
Hanya kepadamu lah panggilan itu
Wahai malaikat Ciptaan Tuhan
Tuhan, tolong jaga malaikat tak bersayapku itu
Dimanapun dia berada...
Dialah sosok tak tergantikan sampai ajal memanggilku nanti.
Dialah Ibu.
Pemberi kehidupanku sampai kini
Keringat, air mata, kasih sayang
Dicurahkan semua untuk sang buah hati
Yang kadang buatnya terluka
Puisi 19
Ibu
Karya: Dias Esaliana
Jiwa raga setegar karang
Kelembutan kasih yang serupa kapas
Terbalut menjadi satu dalam sebuah jiwa perempuan
Perempuan yang sangat berharga atas diriku
Perempuan itu kupanggil ibu
Seorang yang mencintai keluarganya tak lekang oleh waktu
Perempuan yang tak mengeluh berkasih dan bertaruh
Meski raga hanya tinggal separuh.
Ibuku adalah pahlawan dalam setiap langkahku.
Tiada keraguanku atasmu ibu.
Ibu adalah penyeka setiap air mata
Ibu adalah imaji dalam setiap harapanku
Tak cukup dunia kuberikan untuk membalas jasamu
Bahagialah ibu...
Bertahanlah ibu...
Akan kutunjukkan padamu bahwa aku berguna.
Akan kuberikan padamu kebahagiaan.
Semua akan kuperjuangkan.
Demi ibu, aku akan kuat.
Puisi 20
Kebahagiaan Kekal
Karya: Kristina Wulandari
Ibu
Terima kasih atas segala pengorbanan dan jasamu
Kau teramat baik dalam hidupku.
Ibu, bagaimanakah kabarmu di Surga kini?
Semenjak kepergian ibu,
Aku belajar melewati masa sulit itu,
Sendiri. . .
Kegembiraan, sukacita, dan senyum manis
Kini hilang saat aku kehilangan sosok ibu...
Bu, aku tidak akan pernah lupa akan hari itu Bu,
Hari dimana semua terasa hancur...
Hari itu ibu meninggalkanku..
Ibu menutup mata untuk selamanya tanpa memberikanku aba-aba sedikitpun.
Tapi kini aku percaya Bu..
Kebahagiaan yang pernah kau dapatkan di dunia ini,
Tidak akan sebanding dengan kebahagiaan kekal yang kau alami di sana.
Terima kasih Tuhan atas pemberian malaikat yang luar biasa dalam hidupku.
(Enggar Kusuma/Kristina Wulandari)