SURYA.co.id - Ekspresi Fatimah, anak Ibu Kantin saat minta maaf terkait masalah buang dagangan Siswi MTs ramai jadi sorotan.
Pasalnya, ekspresi Fatimah tampak sinis terhadap guru.
Diketahui, seorang ibu kantin bernama Sominah viral lantaran aksinya membuang dagangan siswi MTs.
Kasus ini berbuntut panjang karena anak Sominah, Fatimah, malah ngamuk ke guru yang membela siswi MTs tersebut.
Tak lama kemudian, Fatimah muncul mengawakili ibunya saat menghadiri mediasi yang difasilitasi oleh pihak sekolah MTs Nurul Huda, pada Jumat (20/12/2024).
Proses mediasi tersebut dihadiri pula oleh Ketua Yayasan Nurul Huda Zaenal Arifin, Kepala Sekolah Basuni, Kades Kalibuntu Sartono hingga pihak Polsek dan Koramil.
Namun, ekspresi anak ibu kantin tersebut kini menuai sorotan publik.
Pasalnya, Fatimah menunjukkan ekspresi sinis saat berjabat tangan meminta maaf kepada guru bernama Kholipah.
Fatimah mengaku masalah yang melibatkan ibunya hanya kesalahpahaman saja.
"Semuanya hanya kesalahpahaman saja, udah kelar kan bu gak ada yang salah kan itu cuma kesalahpahaman," ungkap Fatimah kepada Kholipah, Minggu (22/12/2024).
"Ya perbaiki semuanya aja lah," kata guru Kholipah.
Mediasi ini menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam surat pernyataan bersama antara guru Pembina OSIS Kholipah dan ibu kantin Fatimah.
Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya memaksa dan mengintimidasi guru.
Anak Ibu Kantin Labrak Guru
Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan anak ibu kantin marah-marah usai video ibunya viral.
Anak ibu kantin itu bahkan mengintimidasi guru yang membela siswi.
Dilihat dari postingan akun @updatebrebes.id, anak ibu kantin, Sominah melabrak seorang guru di ruang guru.
Dengan nada bicara meninggi, akan ibu kantin rupanya tak terima orang tuanya viral.
Anak ibu kantin itu pun meminta kepada guru untuk melarang muridnya berjualan.
"Enggak usah seperti ini, ada laporan lagi. (anak-anak) jangan dagang, ya dimarahi pak. Gimana pak," imbuh anak ibu kantin dalam bahasa Jawa.
Belakangan, ibu kantin galak itu viral di media sosial setelah membuang dagangan siswi MTs Nurul Huda di Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Padahal saat itu, para siswa tengah menjalankan tugas materi kewirausahaan yang ditugaskan ibu guru Kholipah, sebagai koordinator kegiatan P5RA (Proyek Penguatan Profif Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil'alaamin).
Ia tidak terima ada orang lain yang berjualan di lingkungan sekolah.
Orangtua Siswi Tak Terima
Disisi lain, Kepala MTs Nurul Huda, Basuni mengatakan, rupanya kegiatan itu membuat Sominah tak terima.
Sominah langsung memarahi siswi tersebut dan membuang dagangannya.
Tak hanya itu, Sominah juga bahkan memarahi ibu guru yang mengajar mata pelajaran itu.
"Ketika ada pembina OSIS yang bawa makanan, langsung dirampas dan dibuang," kata Basuni.
Menurut Basuni, pihak orang tua siswi keberatan atas kejadian itu.
Orang tua tak terima putrinya diperlakukan seperti itu.
"Orang tua siswa menganggap keberatan dengan kejadian itu, dan berharap pihak sekolah untuk bisa menegur atau memberi nasehat kepada pengelola kantin tersebut," tutur Basuni.
Akhirnya pihak sekolah pun melakukan mediasi antara guru, siswa, dan pengelola kantin.
"Hari ini kita sudah laksanakan mediasi dari pukul 10.00 WIB dengan pengelola kantin," kata Basuni dikutip dari TV One, Jumat (20/12/2024).
Ia menjelaskan, isi dari mediasi tersebut ada pernyataan dari pihak pengelola kantin bahwa ia mengakui telah melakukan tindakan tersebut.
Bahkan ia berjanji tak akan mengulanginya lagi.
"Ada pernyataan bahwa tidak akan mengulangi lagi apa yang mereka lakukan," kata dia.
Basuni juga mengatakan kalau hasil mediasi itu kedua belah pihak sepakat untuk saling memaafkan.
"Dari hasil mediasi tadi sudah ada saling maaf memaafkan, baik dari guru dan kantinnya," ujarnya.
Namun menurut dia, pihak pengelola kantin tidak memberikan ganti rugi kepada siswi soal dagangannya yang dibuang.
"Untuk ganti rugi, karena kami tidak menuntut ganti rugi, jadi kami anggap selesai saja," tandasnya.
Basuni pun berharap kejadian itu tidak terjadi lagi di lingkungan sekolahnya.
"Untuk pengelola kantin semoga bisa berubah, jangan bersikap seperti itu lagi. Sekarang memang kami sebagai pengelola sekolah dituntut untuk bisa melindungi anak dari bullying. Mari ciptakan lingkungan madrasah ini yang nyaman, damai, penuh dengan keakraban dan kegembiraan," pungkas dia.