Indonesia Darurat Narkoba, BNN Rehabilitasi 12.204 Pecandu Sepanjang 2024
GH News December 23, 2024 05:06 PM

Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Marthinus Hukom mengatakan saat ini Indonesia darurat narkoba.

Hal ini dikatakan Marthinus saat memimpin konferensi pers akhir tahun di Gedung BNN, Jakarta Timur pada Senin (23/12/2024).

"Indonesia adalah pasar berbagai jenis narkotika dan sekaligus sebagai produsen narkotika serta obatobatan berbahaya," kata Marthinus.

Marthinus juga membuktikannya dari jumlah para pecandu narkoba yang melakukan rehabilitasi.

Saat ini, BNN sendiri sudah merehabilitasi belasan ribu penyalahguna narkoba sepanjang 2024.

"Sepanjang tahun 2024, BNN melalui Deputi Bidang Rehabilitasi telah merehabilitasi 12.204 penyalahguna narkotika dari total 39.252 individu yang mengakses layanan pemulihan di Indonesia," ungkapnya.

Memang, diakui Marthinus, jumlah pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi tersebut masih terbilang sedikit dibanding dengan angka prevalensi penyalahguna narkotika nasional tahun 2023 yang mencapai 3,3 juta jiwa.

Namun, BNN melakukan penguatan kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, serta Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan guna memastikan akses rehabilitasi yang merata dan berstandar tinggi.

"Sebagai komitmen jaminan mutu dan kualitas bagi pecandu narkotika dalam layanan rehabilitasi, BNN melakukan penguatan terhadap lembaga rehabilitasi BNN maupun mitra BNN menuju standar nasional Indonesia. Pada periode 2024, terdapat 216 lembaga rehabilitasi BNN dan 649 lembaga rehabilitasi mitra BNN yang telah meraih SNI," tuturnya.

Sementara itu, Marthinus mengatakan pihaknya juga berhasil mengungkap 618 kasus narkoba dan 2 kasus clandestine laboratory narkotika sepanjang 2024.

"Jumlah tersangka yang diamankan sebanyak 974 orang dari tindak pidana narkotika dan 11 tersangka dari kasus clandestine laboratory," kata Marthinus.

Dalam hal ini, para tersangka ini tergabung dalam 27 jaringan yang terdiri dari 13 jaringan sindikat nasional dan 14 jaringan internasional.

"Sementara itu, jumlah tersangka yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) BNN pada tahun 2024 adalah sebanyak 363 orang. Dari daftar panjang DPO tersebut, BNN berhasil mengamankan 26 orang diantaranya, sedangkan 337 orang DPO lainnya masih dalam proses pencarian danpengejaran," ucapnya.

Marthinus melanjutkan dalam pengungkapan kasus ini, sejumlah barang bukti narkoba berbagai jenis berhasil disita pihaknya.

Barang bukti itu terdiri dari 710.980,59 gram sabu, 2.178.034,61 gram ganja, 1.077,69 gram ganja sintetis, 290.737,23 butir dan 138.404,29 gram ekstasi, 2.760 gram heroin, 4.335,34 gram kokain, 971.000 butir dan 2.800 gram PCC, serta 1.300 ml cairan prekursor narkotika.

Selanjutnya dalam hal eradikasi lahan ganja yang tumbuh subur di wilayah Barat Indonesia, BNN telah melakukan pemusnahan terhadap 135.000 m2lahan ganja dengan berat tanaman ganja basah mencapai 35,5 ton.

"Berdasarkan seluruh barang bukti narkotika yang berhasil diamankan pada tahun 2024, BNN menyelamatkan lebih dari 4 juta jiwa anak bangsa dari potensi ancaman penyalahgunaan narkotika," ungkapnya.

Di sisi lain, Marthinus mengatakan BNN juga berkolaborasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melakukan penelusuran tindak pidana pencucian uang (TPPU) hasil kejahatan narkotika.

Adapun hasilnya, sebanyak 13 kasus TPPU yang melibatkan 15 tersangka dengan barang bukti aset yang disita senilai total Rp111.535.843.866 berhasil diungkap.

"Ini sebagai upaya memiskinkan para bandar agar tidak dapat kembali melakukan bisnis gelap narkotika," tuturnya.

 

 

 

 

 

 

Caption foto: BNN menggelar konferensi pers akhir tahun terkait capaian pengungkapan kasus sspanjang 2024 dan pemusnahan barang bukti di lapangan BNN, Jakarta Timur, Senin (23/12/2024). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti) 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.