JAKARTA - Raja Charles III belum mengungkap jenis kanker yang dideritanya setelah mengumumkan diagnosis penyakit ganas itu pada awal tahun ini. Tentu saja ini menjadi pertanyaan banyak orang.
The Times mengutip sumber istana yang mengatakan bahwa keputusan
Raja untuk tidak mengungkapkan jenis kanker tersebut merupakan pilihan sadar untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin orang yang mengalami penyakit tersebut, daripada mempersempit fokus pada satu bentuk kanker tertentu.
Dikutip People, beredar kabarkan jika Raja menderita kanker prostat. Namun, kabar ini ditepis pihak istana, meski Raja telah mengumumkan operasi pembesaran prostat sebelum prosedur tersebut dilakukan pada Januari.
Saat itu, keputusan Charles menyoroti diagnosisnya memicu peningkatan 1.000% dalam penelusuran tentang pembesaran prostat di situs web Layanan Kesehatan Nasional Inggris.
"Dia dipuji karena melakukannya [dengan menyampaikan berita kesehatannya], dengan para komentator mengatakan bahwa dia telah mengawali era baru transparansi dalam hal kesehatan dan keluarga kerajaan," kata penulis biografi kerajaan Robert Jobson.
Setelah operasi Januari untuk mengoreksi pembesaran prostat jinak, kanker terdeteksi dan Raja mengumumkan pada 5 Februari bahwa dia memulai pengobatan untuk jenis kanker yang masih dirahasiakan.
The Times melaporkan bahwa para pejabat istananya berasumsi bahwa Charles menginginkan privasi saat dia memulai pengobatan. Jadi, mereka berencana untuk menggunakan mobil sederhana dengan jendela gelap untuk mengantarnya berkeliling London, tetapi Raja berkata tidak.
"Dia bertekad untuk tetap terlihat. Sebuah rencana telah disusun untuk menggunakan Bentley milik negara agar ia dapat terlihat dengan lebih mudah. Ia benar-benar ingin meyakinkan orang-orang bahwa ia baik-baik saja. Raja menjelaskan bahwa ia merasa kondisinya tidak perlu dikhawatirkan,” tuturnya.
Pada 20 Desember perawatan kanker Raja akan berlanjut hingga tahun depan, tetapi bergerak ke arah yang sangat positif dan sumber istana mengonfirmasi bahwa kesehatan Raja dalam kondisi yang terkendali.
“Seperti yang telah dikatakannya sendiri, ada beberapa air mata tahun ini — bukan karena mengasihani diri sendiri, tetapi sebagai respons terhadap kebaikan atau keberanian orang lain,” ujarnya.
“Raja, Anda tahu, menjadi pelindung Cancer Research UK, yang merupakan organisasi besar, dan dia benar-benar pergi menemui pasien," tambahnya, merujuk pada kunjungan Raja ke Macmillan Cancer Centre di University College Hospital London pada 30 April — yang menandai kembalinya dia ke tugas kerajaan setelah hampir tiga bulan bekerja di belakang layar saat perawatan kankernya dimulai.
"Itu juga sangat berani, sangat berani, dan [dia] berbicara terbuka, yang sangat penting untuk membantu orang dan memberi harapan," kata Duchess of York.
Kanker yang diderita Raja hanya "mempercepat" hubungan manusiawi yang dimilikinya dengan publik dan kanker tidak peduli siapa Anda, Raja Inggris atau bukan.
"Orang-orang dapat memahami tantangan medis yang menyerang hati setiap keluarga, dampaknya terhadap anak-anak, keluarga yang lebih luas, dan penyesuaian yang harus dilakukan orang," kata seorang sumber.
"Cara keluarga kerajaan sekarang memilih untuk menunjukkan kemanusiaannya dapat mengarahkannya ke jalan menuju bentuk monarki yang jauh lebih modern," ucapnya lagi.