Balita Hanyut di Selokan Surabaya Tinggal Bersama Orangtua Asuh, Ayah-Ibu Merantau ke Malaysia
Samsul Arifin December 26, 2024 10:30 AM

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Proses pencarian balita yang hanyut di Surabaya, Rabu (25/12/2024), tak hanya melibatkan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). 

Para anggota keluarga ikut membantu proses pencarian secara maraton sejak balita berinisial MR ini hilang Selasa sore (24/12/2024).

Wibi Harianto tampak gelisah di teras sebuah rumah kos di RT 5 RW 2, Babatan Menganti Gang 2F, Wiyung, Surabaya, Rabu siang pukul 12.30 WIB. Pandangannya kosong terbang menyentuh langit-langit teras seakan mencari jawaban atas kegundahannya.

"Silakan duduk. Maaf berantakan," kata Wibi tiba-tiba mempersilahkan Tribun Jatim Network yang baru saja tiba di kediamannya.

Bulir keringat di kening tak bisa menyembunyikan rasa lelahnya. Sejak pagi dia telah berjibaku berenang di Kali Makmur komplek perumahan Royal Residence, berjarak 2 kilometer dari kediamannya.

Di sungai yang dipenuhi eceng gondok inilah, diduga menjadi lokasi MR, balita 3,5 tahun tersebut berada. Wibi bercerita, telah berenang dari titik awal MR hingga Kali Makmur.

"Sekarang istirahat sebentar. Sekitar pukul 13.00 WIB, kita cari lagi. Namanya orang tua, apapun harus dilakukan demi anaknya," katanya mengawali perbincangan dengan.

Wibi merupakan orang tua asuh MR. Sejak kecil, MR ditinggalkan kedua orangtuanya yang merupakan warga Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan untuk merantau ke Malaysia.

"Sejak usia 8 bulan, dia tinggal bersama kami. Sudah kami anggap anak sendiri. Kami juga punya anak kandung yang seumuran dengannya, sudah seperti saudara," kata Wibi.

Selama hampir 3 tahun, Wibi bersama isterinya membesarkan MR. "Dia sudah bisa sedikit ngomong. Bapak dan Mamak. Anaknya lincah," kenangnya mengingat kembali sapaan yang biasa diucapkan MR ketika memanggilnya.

Wibi mengungkap, tak ada firasat apapun yang diperlihatkan sang anak sebelum peristiwa. Pun pada hari kejadian, seperti biasanya, balita tersebut bermain air bersama saudara dan teman-teman sekitar rumah ketika hujan datang.

"Namun biasanya tidak terlalu jauh apalagi sampai di tempat kemarin (lokasi tenggelam). Biasanya hanya di depan rumah saja," kenangnya.

Saat kejadian, Wibi tengah berkerja di kawasan perumahan Surabaya Barat. Bak petir di siang bolong, pekerja bangunan ini terhenyak saat mendengar kabar hanyutnya sang anak, langsung dari istrinya yang datang menjemputnya.

Dia langsung bergegas menarik gas motornya. Berharap MR masih bisa ditemukan di lokasi bermain yang berjarak sekitar 15 meter dari rumah kos.

Sayang hal itu terlambat. Perjumpaannya dengan MR sebelum berkerja ternyata menjadi momen kali terakhir bertemu balita lucu itu. "Saya langsung Ikut nyemplung (mencari anaknya)," katanya.

Sejak Selasa sore hingga Rabu siang, dia tak berhenti mencari MR. Dia masih percaya sebuah keajaiban mengantarkan anaknya bertemu dalam keadaan selamat.

"Informasi dari petugas akan dicari selama satu pekan. Tapi kami optimis akan ditemukan lebih cepat. Mohon doanya," katanya.

Selain Wibi, di kos yang sama juga ditinggali Ghofur, paman dari MR sekaligus kakak dari ibunda MR. Ghofur bersama satu anggota keluarga lainnya turut membantu Wibi mencari MR sejak Selasa sore.

"Saya sampai ikut masuk gorong-gorong dan saluran air berukuran 60 cm kali 50 cm. Tapi, masih belum ditemukan," kata Ghofur ditemui di tempat yang sama.

Saluran di kawasan Babatan didesain dengan ukuran sedang sehingga mampu mengalirkan air di perkampungan menuju saluran di Jalan Wiyung hingga menjangkau rumah pompa. Ada pula sempalan saluran yang mengarah ke Kali Makmur di dalam Kompleks Royal Residence.

"Kami akan mencari MR sampai ditemukan. Mohon doanya," ujar pria yang juga pekerja bangunan tersebut.

Ketua RT 8 RW 2, Ainul mengungkapkan, lokasi perkampungannya memang seringkali menjadi langganan banjir. Berada lebih rendah dibandingkan RT lainnya, limpahan air memenuhi got sedalam 50 cm.

Saat hujan deras, arus air begitu kencang. "Saluran di sini memang sering banjir, bisa sampai semata kaki karena memang dapat kiriman dari sana. Namun cepat kering," katanya menunjuk area RT tetangga.

Penjelasan Ainul sesuai dengan pada rekaman kamera CCTV yang viral di media sosial. Menunjukkan detik-detik MR tenggelam, proses hanyut tersebut berlangsung cepat.

Karenanya, pengawasan terhadap anak memang seharusnya ditingkatkan. Terutama, saat hujan berlangsung. 

"Namanya anak kecil, kadang belum tahu, kalau yang kadang (saluran) muncul gelembung-gelembung itu berbahaya. Justru ini memancing untuk mendekat," katanya.

Sosialisasi juga terus dilakukan, terutama bagi pendatang. 

 "Kami bersama para Ketua RT lainnya juga ikut mencari. Semoga segera ditemukan," katanya.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.