BEIJING - China menjatuhkan sanksi kepada tujuh perusahaan pertahanan Amerika Serikat (AS) dan para eksekutifnya sebagai tanggapan atas penjualan senjata oleh Washington ke Taiwan yang melanggar prinsip Satu China.
Kebijakan itu diungkap Kementerian Luar Negeri China pada hari Jumat (27/12/2024).
Langkah tersebut dilakukan setelah Presiden AS Joe Biden yang akan lengser, pekan lalu mengesahkan paket bantuan militer senilai USD571,3 juta untuk Taiwan.
“Tindakan Washington mencampuri urusan dalam negeri China, dan merusak kedaulatan dan integritas teritorial China," ungkap Kementerian Luar Negeri China saat mengumumkan pembatasan tersebut.
Perusahaan yang menjadi sasaran sanksi tersebut termasuk Insitu Inc, Hudson Technologies Co, Saronic Technologies Inc, Raytheon Canada, Raytheon Australia, Aerkomm Inc, dan Oceaneering International Inc.
Kementerian tersebut mengatakan "para eksekutif senior yang relevan" dari perusahaan-perusahaan tersebut juga telah masuk daftar hitam, tanpa menyebutkan nama apa pun.
Sanksi tersebut akan membekukan aset "bergerak dan tidak bergerak" milik perusahaan AS dan para eksekutifnya di China, dan melarang organisasi dan individu di negara tersebut untuk berdagang atau bekerja sama dengan mereka, menurut kementerian tersebut.
Pembatasan tersebut, yang akan berkontribusi pada hubungan yang sudah tegang antara Beijing dan Washington, diumumkan setelah Biden menyetujui anggaran pertahanan senilai USD895 miliar, yang melampaui alokasi tahun lalu sebesar USD9 miliar.
RUU tersebut tidak merujuk pada bantuan Ukraina, namun, RUU tersebut berisi langkah-langkah yang ditujukan untuk memperkuat kehadiran dan kemampuan pertahanan AS di kawasan Indo-Pasifik, terutama untuk "melawan China."
Beijing telah mengutuk RUU tersebut, dengan alasan "konten negatifnya terhadap China" dan upaya untuk memainkan narasi 'ancaman China’.
Beijing telah berulang kali menekankan mereka menganggap pulau Taiwan yang berpemerintahan sendiri sebagai bagian yang tidak dapat dicabut dari negara tersebut berdasarkan prinsip Satu China.
Mereka telah mengecam penjualan senjata Washington ke Taipei, menuduh AS mengobarkan ketegangan atas Taiwan.