Militer Israel melakukan penggerebekan di RS Kamal Adwan di Gaza Utara. Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Nadav Shoshani mengatakan ada banyak bahan peledak di sekitar rumah sakit.
"Jumlah teroris adalah apa yang kami perkirakan. Kami tidak menyangka akan menemukan tempat penyimpanan senjata dengan ribuan senjata," kata Shoshani dilansir AFP, Minggu (29/12/2024).
"Targetnya bukan seperti itu. Ini adalah pusat komando dan kendali yang kami pahami ditujukan untuk puluhan atau ratusan teroris," lanjutnya.
Selama operasi penggerebekan tersebut sebanyak 240 orang diduga teroris Hamas ditangkap. Salah satunya Direktur RS Kamal Adwan, Hossam Abu Safiyeh yang dicurigai sebagai anggota Hamas.
"lebih dari 240 teroris Hamas dan Jihad Islam serta agen lain yang dicurigai melakukan kegiatan teror ditangkap, beberapa di antaranya berusaha berpura-pura sebagai pasien atau melarikan diri menggunakan ambulans," ujarnya.
Selain menahan Abu Safiyeh, yang sedang diperiksa di Gaza, militer Israel juga menahan petugas teknik dan rudal anti-tank Hamas dan sekitar 15 teroris yang menyusup ke Israel selama pembantaian 7 Oktober.
"Entah mereka mengakuinya atau kami dapat melakukan referensi silang dengan informasi intelijen lain yang kami miliki," kata Shoshani, mengacu pada mereka yang ditangkap.
"Kalau saya bicara tentang direktur rumah sakit, dia adalah tersangka," tambah Shoshani.
Sebelum melancarkan serangan, militer Israel mengatakan pihaknya membantu mengevakuasi 350 pasien, perawat dan staf medis dari rumah sakit. Dikatakan bahwa selama operasi penggerebekan, tambahan 95 pasien, perawat, dan tenaga medis dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia dengan berkoordinasi dengan pejabat kesehatan setempat.
"Kamal Adwan sekarang kosong," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan menambahkan bahwa mereka "terkejut" dengan penggerebekan tersebut, yang terbaru terhadap rumah sakit selama perang.