Guru Kecewa Uang Lauk Pauk Tak Dibayar Selama 7 Bulan, Ancam Tutup Sekolah dan Mogok Mengajar
Arie Noer Rachmawati December 28, 2024 09:30 PM

TRIBUNJATIM.COM - Nelangsa nasib guru di Jayapura.

Uang lauk pauk selama 7 bulan yang harusnya menjadi hak guru belum juga terbayarkan.

Bahkan guru inipun mengancam menutup sekolah dan mogok ngajar.

Adapun kasus ini dialami sejumlah guru di Kabupaten Jayapura yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Mereka menuntut hak-hak mereka yang belum dibayar. Yakni uang lauk pauk (ULP) selama 7 bulan. 

Rinciannya, ULP September-Desember 2024, serta tiga bulan ULP di 2023.

Ketua PGRI Kabupaten Jayapura, Andreas Swewali menegaskan, para guru, yang terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), dan guru honorer, telah menjalankan kewajiban mengajar dengan baik.

"Sekarang kami menuntut hak kami yang belum dibayar sampai sekarang," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com pada Kamis (26/12/2024).

Andreas menambahkan, masalah keterlambatan pembayaran hak-hak guru ini telah menjadi isu yang berulang setiap tahunnya, dan hampir semua jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA/SMK, merasakannya.

"Hal ini membuat kami para guru merasa kecewa, karena hak-hak guru belum terbayarkan sampai hari ini," ungkapnya.

Menurut informasi yang diterima PGRI dari Dinas Pendidikan, usulan pembayaran hak-hak guru telah diajukan ke pihak keuangan sekitar 19 Desember 2024.

Namun hingga saat ini, pembayaran tersebut belum terealisasi.

Guru-guru yang tergabung dalam organisasi PGRI Kabupaten Jayapura, saat menggelar konferensi pers, Selasa (26/12/2024).
Guru-guru yang tergabung dalam organisasi PGRI Kabupaten Jayapura, saat menggelar konferensi pers, Selasa (26/12/2024). (KOMPAS.COM/Aser Serotouw)

"Kalau hak-hak kami sebagai guru-guru dibayarkan, maka kami bisa gunakan bersama untuk keluarga, guna menyambut hari raya Natal," kata Andreas.

Seharusnya, hak-hak guru sudah terbayarkan agar mereka bisa merayakan Natal dengan penuh kedamaian dan sukacita.

"Kami guru-guru PNS, PPPK, maupun honorer merasa sangat kecewa atas kinerja yang terjadi tahun ini, khususnya di bulan Desember ini," tuturnya dengan nada kecewa.

Andreas meminta Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Jayapura untuk segera membayarkan hak-hak para guru, paling lambat 28 Desember 2024.

"Kalau sampai lewat dari waktu yang ditentukan, maka kami berkomitmen untuk tidak buka sekolah dan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak akan terjadi pada bulan Januari tahun 2025," tegasnya.

Ia menambahkan, guru-guru merasa diabaikan dan tidak diperhatikan, terutama terkait hak-hak mereka yang terus terabaikan.

"Kami akan terus bersuara agar ULP kami selama empat bulan di tahun 2024 dan ULP kami selama tiga bulan di tahun 2023 lalu bisa dibayarkan," pungkasnya.

Sementara itu, Bu Guru satu ini mengorbankan apapun demi bisa mengajar di sekolah.

Bahkan, guru satu ini tak takut ketika harus melewati banjir dan tetap berangkat ke tempatnya mengajar.

Videonya ketika digotong oleh warga menyebrangi genangan banjir itupun viral di media sosial.

Sebuah video perjuangan guru SD di Banyuasin ini mendadak viral di media sosial.

Sang guru SD ini terpaksa diangkut bersama motornya karena jalan yang biasa dilewati digenangi air.

Beruntungnya, guru SD itu dibantu warga sekitar dan jasa gotong motor.

Video perjuangan guru SD itu viral dibagikan akun Instagram @undercover.id, dikutip Tribunjabar.id, Selasa (24/12/2024), seperti dilansir TribunJatim.com.

Dalam video tersebut memperlihatkan seorang wanita yang merupakan guru SD menaiki sepeda motor Honda Beat putih.

Ia terlihat berhenti hendak melintasi jalan yang ternyata digenangi air cukup dalam.

Di sana terlihat empat orang pria membantu guru SD itu menyebrangi jalan digenangi air tersebut.

Keempat pria itu terlihat menggunakan kayu untuk menggotong motor sekaligus dengan gurunya.

Saat hendak diangkat, terlihat sang guru SD tampak panik dan ketakutan.

Namun, ia berusaha tenang sembari tersenyum.

Saat diangkut, ternyata jalan yang digenangi air itu cukup dalam.

Air yang menutupi jalan itu setinggi lutut orang dewasa.

Tak hanya itu, jalan yang digenangi air itu pun ternyata cukup panjang.

Jalan yang terendam air itu diperkirakan sepanjang 50 meter akibat luapan sungai yang tidak jauh dari jalan tersebut.

Dalam keterangan, peristiwa tersebut terjadi di Desa Lubuklancang, Kecamatan Suak Tapeh, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

Diketahui guru yang berjuang melewati genangan air banjir luapan sungai itu merupakan SDN 14 Dusun V Pandan.

Saat kejadian, guru SD itu harus melewati jalan yang tergenang air cukup dalam ketika menuju sekolah tempat dia mengajar. 

Beruntung warga sekitar ada jasa gotong motor yang membantunya melewati jalan terendam air tersebut.

Kini, video perjuangan guru SD melewati jalan digenangi air demi mengajar itu viral dan menarik perhatian.

Tak sedikit warganet prihatin atas kondisi yang dialami guru SD tersebut.

Ada juga warganet yang memuji perjuangan sang guru.

Berikut beragam komentar warganet.

“Seorang guru memang seharusnya diperlakukan istimewa… tidak seperti para anggota de*an yang make strobo minta di istimewakan “

“Bapak/ibu yg duduk manis diruangan berAC dgn kursi putarnya malu ga ya?”

“Semangat buk guru!”

“Semoga menjadi amal Jariyah ibu guru sayang .. ya Allah lihatlah bapak @prabowo”

“Indonesia tidak kekurangan orang pintar dan cerdas,tapi Indonesia kekurangan orang jujur, buktinya,jika banyak pemangku kebijakan yang jujur maka infrastruktur di daerah yang penting untuk menunjang pendidikan akan di perhatikan oleh yang bertanggung jawab,” tulis beragam komentar warganet.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.