Kata-kata Terakhir Pramugari Tenangkan Penumpang saat Azerbaijan Airlines Jatuh
GH News December 29, 2024 09:05 AM
AKTAU - Hokuma Aliyeva (33) adalah seorang pramugari di dalam pesawat Azerbaijan Airlines yang meninggal ketika pesawat itu jatuh di Kazakhstan pada Hari Natal. Dia sempat menyampaikan kata-kata terakhir yang menenangkan para penumpang saat pesawat tersebut jatuh.

Pesawat pembawa 67 orang itu jatuh diduga ditembak rudal Rusia. Sebanyak 38 orang, termasuk Aliyeva, meninggal dalam tragedi tersebut.

Pesawat itu telah melakukan perjalanan dari Ibu Kota Azerbaijan, Baku, ke Grozny di Chechnya, Rusia. Namun, pesawat beralih rute dan mencoba mendarat darurat di dekat, Aktau, Kazakhstan, tempat pesawat tersebut jatuh.

Kapten pilot Igor Kshnyakin dan co-pilot Aleksandr Kalyaninov dipuji karena keberaniannya menyelamatkan pesawat, berhasil menerbangkannya keluar dari wilayah udara Rusia dan 29 orang selamat ketika pesawat jatuh di Kazakhstan.



Kedua pilot tersebut tewas, begitu pula dengan Aliyeva yang terdengar melalui pengeras suara berusaha menenangkan orang-orang di dalam pesawat selama momen-momen mengerikan tersebut.

Dalam sebuah klip, Aliyeva terdengar berkata kepada para penumpang: "Semuanya akan baik-baik saja."

Keluarganya kini memberikan penghormatan dengan mengatakan: "Dia selalu mengatakan kepada kami untuk bangga padanya".

Subkhonkul Rahimov, seorang penumpang asal Yekaterinburg yang selamat dari kecelakaan itu, juga menceritakan betapa beraninya pramugar Aliyeva.

"Pramugari yang lebih dekat dengan pilot mengalami situasi yang mengerikan. Dia menunjukkan tekad dan menjalankan semua fungsi dan tugasnya dengan sempurna dalam situasi seperti itu," kata Rahimov kepada media lokal, yang dilansir The Mirror, Minggu (29/12/2024).

"Saya ingat ketika dia memberi tahu orang-orang untuk 'tetap tenang'–ada seorang pria yang mulai gelisah–tentu saja, penting untuk tetap tenang. Dia berbicara terutama dalam bahasa Azerbaijan dan menenangkan orang-orang."

Aliyeva telah bekerja untuk Azerbaijan Airlines sejak 2016 setelah menjadi pramugari setelah belajar hukum, kata keluarganya yang menggambarkannya sebagai "orang yang periang".

Keluarganya berkata: "Dia telah mengunjungi banyak negara dan selalu mengatakan kepada kami untuk bangga padanya. Suatu kali, setelah kembali dari perjalanan, dia mengatakan pesawat mereka hampir jatuh. Kali ini, kecelakaan itu terjadi, dan putri saya tidak dapat selamat."

Sementara itu, pramugara rekan Aliyeva; Zulfugar Asadov, memberikan laporan yang gamblang tentang apa yang terjadi pada penerbangan yang naas itu.

“Kami berangkat menuju Grozny pukul 08.00 pagi. Saat kami mendekati tempat pendaratan, kami melihat bahwa bandara itu tertutup kabut yang sangat tebal. Kapten mulai menurunkan pesawat tetapi harus membatalkan pendaratan dan berputar-putar karena jarak pandang yang buruk, berharap kabut akan hilang. Namun, upaya pendaratan kedua dan ketiga juga gagal,” katanya.

Pilot itu memutuskan untuk menuju bandara terdekat, jelasnya sambil menambahkan: “Tetapi pada saat itu, kami mendengar suara aneh yang datang dari luar pesawat. Saya segera masuk ke kabin bersama rekan perempuan saya Aydan Ragimli. Kami melihat kepanikan menyebar di antara para penumpang.”

“Kami meyakinkan para penumpang, memberi tahu mereka bahwa tidak perlu khawatir, bahwa semuanya baik-baik saja, dan meminta mereka untuk tetap duduk dan mengencangkan sabuk pengaman. Pada saat itu, lengan saya terluka akibat benturan yang terjadi di luar pesawat,” paparnya.

Kapten Kshnyakin melanjutkan perjalanannya untuk mencoba mendarat di Aktau di Kazakhstan. “Menurut saya, roda pendaratan depan adalah yang pertama menyentuh tanah," kata Asadov.

“Jika pesawat mendarat dengan roda pendaratan depan dan belakang pada saat yang sama, tidak akan ada yang selamat. Ketika roda pendaratan depan menyentuh tanah, pesawat pecah menjadi dua bagian, dan kokpit depan robek,” imbuh dia.

“Saya tetap sadar meskipun mengalami pendarahan hebat, tetapi sangat sulit bernapas. Aydan Ragimli dan saya berbaring di dekat pintu, dan saya mencoba membukanya. Begitu udara masuk ke kabin, pernapasan menjadi lebih mudah. Kami mulai membantu penumpang dan mengevakuasi mereka. Tim penyelamat menunggu di luar. Saya menelepon mereka karena cedera tangan saya parah, dan saya tidak punya tenaga lagi. Saya meminta mereka untuk membantu mengevakuasi penumpang yang selamat. Saya berterima kasih atas bantuan mereka,” kata Asadov.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.