TRIBUNNEWS.COM - Intelijen Korea Selatan menyebut Korea Utara telah mengirim 11.000 tentara untuk berperang di wilayah Kursk, Rusia, sejak bulan Agustus 2024.
Dan sebanyak 1.100 pasukan Korea Utara telah tewas dan terluka usai berperang melawan pasukan Ukraina, menurut Kyiv dan para pejabat di Korea Selatan.
Walaupun demikian dilaporkan Korea Utara sedang mempersiapkan untuk mengirim lebih banyak pasukan.
"Menurut data awal, jumlah tentara Korea Utara yang tewas dan terluka di wilayah Kursk sudah melebihi 3.000 orang," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato malamnya pada 23 Desember 2024 lalu.
Disebutkan Pasukan Korea Utara jelas tidak terlatih dalam berurusan dengan drone Ukraina, hingga akhirnya menjadi korban.
Dalam satu contoh, operator drone Ukraina mencatat bagaimana seorang tentara Korea Utara secara tidak sengaja menembak kawannya ketika mereka mencoba menembak jatuh pesawat tak berawak yang merekam mereka, mengutip BBC, Minggu (29/12/2024).
Mereka mungkin telah mencoba untuk melaksanakan taktik yang dijelaskan dalam sebuah buku catatan yang ditemukan dari tubuh seorang tentara Korea Utara.
“Saat mendeteksi drone, Anda perlu membuat trio, di mana orang yang memikat drone menjaga jarak tujuh meter, dan mereka yang menembaknya, 10-12 meter,” bunyi pernyataan dalam buku yang ditemukan dalam jasad tentara Korea Utara.
“Jika orang yang masih memancing, drone juga akan menghentikan pergerakannya. Pada saat ini, orang yang menembak akan menghilangkan drone," lanjut pernyataan tersebut.
Pasukan Operasi Khusus Ukraina mengatakan di Telegram bahwa resimen ke-8 mereka telah menewaskan 77 warga Korea Utara di Kursk dan melukai 40 selama tiga hari, tanpa menyebutkan lokasi tersebut.
Sebuah kolase video yang dirilis oleh resimen menunjukkan drone menyerang pasukan musuh, sinyal mereka memotong pada jarak dekat, menunjukkan saat ketika drone meledak.
Di sisi lain kabar dari medan perang, pasukan Rusia dilaporkan telah menguasai desa Storozheve di Ukraina timur, kantor berita Interfax melaporkan.
Desa tersebut terletak di wilayah Donetsk yang tengah dilanda pertempuran sengit.
Rusia pun berniat merebut seluruh wilayah timur.
Tahun lalu, Ukraina mengklaim mereka telah membebaskan desa Storozheve, yang direbut oleh Rusia setelah invasi mereka.
(Garudea Prabawati)