TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (75) terpaksa meninggalkan rumah sakit untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara di Knesset mengenai rancangan undang-undang mengenai anggaran pemerintah.
Netanyahu menduduki kursinya di Knesset meskipun ada keberatan dari para dokter dalam upaya meloloskan anggaran.
Koalisi pemerintahannya berhasil memperoleh suara mayoritas dalam voting tersebut.
"Pemungutan suara itu penting karena Selasa (31/12/2024) adalah hari terakhir tahun pajak 2024. Jika pemungutan suara tidak berhasil, pemerintah harus mencari sumber pendanaan lain untuk menutupi defisit sekitar 10 miliar shekel Israel (2,7 miliar dolar)," lapor Al Jazeera, Selasa.
Selain itu, jika anggaran tidak disahkan secara penuh pada bulan Maret, hal itu akan memaksa diadakannya pemilu dadakan.
Perdana Menteri Israel akan kembali ke rumah sakit setelah pemungutan suara dan diperkirakan akan tetap di sana malam ini juga.
Sebuah klip video mendokumentasikan penampilan pertama Netanyahu setelah menjalani operasi pengangkatan prostat pada Minggu (29/12/2024).
Sebelumnya, Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan Netanyahu akan tetap berada di rumah sakit untuk observasi dalam beberapa hari mendatang pasca operasi.
Karena alasan tersebut, ia juga tidak muncul di pengadilan untuk memberikan pernyataan mengenai tuduhan korupsi terhadapnya minggu ini.
"Prostat Netanyahu berhasil diangkat setelah tumor jinak ditemukan," lapor Perusahaan Penyiaran Israel, Minggu.
Selama operasi dan berada di bawah pengaruh bius total, Menteri Kehakiman Yariv Levin menggantikan Netanyahu dalam bertugas, sebelum kekuasaan kembali padanya pasca operasi.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.541 jiwa dan 108.338 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (30/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Yunita Rahmayanti)