PEP Dorong Produktivitas Pertanian Melalui Pembuatan Pupuk Organik
GH News January 01, 2025 11:06 AM
JAKARTA - Pertamina EP (PEP) menjalankan program Kerja Tani Berdikari dan Tahan Pangan (Jari Tangan) untuk mendorong produktivitas pertanian melalui pembuatan pupuk organik. Keberhasilan dari program ini, Pertamina EP meraih Bronze Award untuk kategori Best Practice in Community Development pada ajang Corporate Sustainability Award (ICSA) 2024.

"Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas upaya kami dalam menjalankan program Jari Tangan, yang tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan," ujar Head of Communication, Relation & CID Pertamina EP area Jawa bagian barat, Wazirul Luthfi dalam keterangan tertulis, Rabu (1/1/2025).



Menurut dia pencapaian ini menunjukkan keberhasilan program Jari Tangan dalam memadukan inovasi sosial dengan keberlanjutan lingkungan di Kabupaten Indramayu. Ajang yang diselenggarakan oleh OlahKarsa yang berkolaborasi dengan IBCSD (Indonesia Business Council for Sustainable Development) ini memberikan apresiasi atas kontribusi perusahaan dengan program yang menginspirasi dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Indonesia.

Pertamina EP melakukan pendampingan kepada empat kelompok tani di Kabupaten Indramayu dan Majalengka melalui pemanfaatan limbah atau kotoran hewan menjadi bahan baku input pertanian. Hasilnya sepanjang 2024, kelompok Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) Sri Trusmi Satu mampu memproduksi pupuk organik cair sebesar 2.580 liter dan pupuk organik padat sebanyak 4.065 kg, yang diproduksi secara komersial dan telah diperjualbelikan di Indramayu, Cirebon, Kuningan, dan Subang, dengan omzet mencapai Rp84.735.000.

Indramayu merupakan salah satu lumbung padi produktif nasional. Menurut data BPS 2022, produksi gabah kering giling (GKG) dari daerah ini mencapai 1,4 juta ton per tahun, dengan luas lahan sawah mencapai 110.913 hektare, atau setara 54,4% dari total luas wilayahnya. Area Lahan Sawah Dilindungi (LSD) di kabupaten ini mencapai 122.000 hektare.



Namun sebaliknya, mengacu data Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), kondisi 69% tanah pertanian di Indonesia rusak parah akibat pengelolaan yang kurang tepat. Berkaca pada banyaknya kendala dalam mengembangkan sektor pertanian di wilayah yang justru berpotensi, Pertamina EP Jatibarang Field mencari jalan keluar dengan menginisiasi program Jari Tangan dengan mendepankan pemberdayaan masyarakat di bidang pertanian dengan konsep ramah lingkungan.

"Melalui penggunaan pupuk organik dan pendekatan yang melibatkan komunitas petani, program ini tidak hanya meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar, menjadikannya contoh sukses dalam pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan," kata Wazirul.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.