Sosok Muh Zahwa, Santri Tewas Peluk Al Quran, Jadi Korban Usai Pesantrennya Kebakaran
Azis Husein Hasibuan January 10, 2025 04:32 AM

TRIBUN-MEDAN.com - Sosok Muh Zahwa, santri tewas peluk Al Quran. Jadi korban pesantrennya kebakaran.

Di antara puing-puing yang menghitam dan di tengah sisa-sisa asrama putra Pondok Pesantren atau Ponpes DDI Patobong, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Rabu (8/1/2025), sebuah kisah tragis terukir.

Muh Zahwa, seorang santri berusia 14 tahun, ditemukan tak bernyawa, memeluk erat kitab suci Al-Qur'an.

Siang itu, sekitar pukul 13.00 WITA, suasana di Ponpes DDI Patobong mendadak berubah mencekam.

Api tiba-tiba muncul dan dengan cepat melalap bangunan asrama putra. Teriakan panik dan seruan takbir bercampur aduk.

Para santri yang baru saja selesai melaksanakan ibadah berhamburan keluar, menyelamatkan diri dari kobaran api yang semakin membesar.

Di tengah kepanikan, Zahwa, seorang remaja yang dikenal pendiam dan rajin mengaji, diduga kembali ke asrama.

Ada sesuatu yang begitu berharga yang ingin ia selamatkan: Al-Qur'annya.

Mungkin ia teringat pesan orang tuanya, atau mungkin itu adalah Al-Qur'an pemberian seorang guru yang sangat dihormatinya.

Muh Zahwa, seorang santri berusia 14 tahun, ditemukan tak bernyawa, memeluk erat kitab suci Al-Quran atas kebakaran di Ponpes DDI Patobong, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Rabu (8/1/2025) (Handout)

Apapun alasannya, ia mempertaruhkan nyawanya untuk kitab suci itu.

Para santri dan warga sekitar dengan sigap berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.

Namun, api terlalu cepat menjalar, melahap setiap sudut bangunan.

Kobaran api yang membubung tinggi dan asap hitam pekat menyulitkan upaya pemadaman.

Tak lama kemudian, beberapa unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. Para petugas berjibaku dengan selang air, berusaha menjinakkan si jago merah.

Namun, api sudah terlanjur membesar, membuat petugas kewalahan. Butuh waktu sekitar dua setengah jam, hingga pukul 15.30 WITA, api akhirnya berhasil dipadamkan.

Setelah api padam dan asap mulai menipis, tim penyelamat mulai menyisir puing-puing bangunan.

Suasana berubah menjadi hening dan penuh duka ketika mereka menemukan Zahwa.

Ia tergeletak di antara reruntuhan, memeluk erat Al-Qur'annya. Wajahnya dipenuhi jelaga, namun pelukannya pada kitab suci itu tetap erat, seolah tak ingin melepaskannya hingga akhir hayat.

Kepergian Zahwa meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan seluruh civitas Ponpes DDI Patobong.

Ia pergi dengan cara yang syahid, mempertahankan imannya hingga akhir hayat. Kisah tentang Zahwa, santri yang memeluk Al-Qur'an di tengah kobaran api, akan terus dikenang sebagai pengingat tentang betapa berharganya iman dan keberanian.

Hendak Selamatkan Al Quran

Kasat Reskrim Polres Pinrang Iptu Andi Reza Pahlawan, mengungkap detik-detik Muh Zahwa  tewas terjebak dalam kebakaran tersebut.

Andi Reza Pahlawan mengatakan saat kebakaran terjadi, Muh Zahwa berada di dalam masjid melaksanakan salat dzuhur.

Namun, saat mendengar terjadi kebakaran di asramanya, Muh Zahwa berlari menuju kamarnya dengan maksud mengambil pakaian dan Alquran miliknya.

"Menurut keterangan teman korban, awalnya korban sementara di dalam masjid melaksanakan salat dzuhur, kemudian melihat api membakar asrama," kata Andi Reza Pahlawan.

"Selanjutnya, korban langsung menuju ke kamar miliknya dengan maksud mengambil pakaian dan Alquran," ungkapnya.

Namun, naas, saat korban telah mengambil Alquran, ia terjebak dan tidak bisa keluar dari kamar asrama.

"Korban terjebak api dan asap sehingga tidak bisa keluar," ucapnya.

Akibat kejadian itu, Muh Zahwa meninggal dunia.

Jasad korban ditemukan dalam posisi sedang memeluk Alquran.

"Korban ditemukan petugas dalam keadaan memeluk Alquran-nya," kata seorang staf Ponpes DDI Patobong, Aris kepada wartawan.

Sosok Muh Zahwa 

Muh Zahwa dikenal sebagai sosok santri yang gemar membaca Al Quran dan Kitab Kuning.

Anak keempat dari lima bersaudara itu juga memiliki cita-cita ingin menimba ilmu agama di negara Mesir.

"Korban ini sangat sabar dan pendiam. Memang korban ini anak kitab memang, kitab gundul (kuning)," kata Pembina Asrama Ponpes DDI Patobong Pinrang, Zulkifli kepada Tribun-Timur.com, Kamis (9/1/2025).

Zulkifli mengungkapkan korban sempat mengungkapkan impiannya ingin ke negara Mesir untuk belajar agama.

Sehingga, untuk menggapai impian itu, Zahwa sangat rajin mempelajari kitab kuning.

"Dia pernah tanya saya, 'bagaimana kalau mau ke Mesir orang belajar ustaz', saya bilang belajar kitab kuning. Makanya dia sangat tekun belajar kitab kuning," ungkapnya.

Kebakaran Dipicu Korsleting Listrik

Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza Pahlawan, mengatakan berdasarkan keterangan beberapa saksi, kebakaran diduga disebabkan korsleting listrik.

"Terjadinya kebakaran asrama putra pesantren DDI Patobong karena korsleting arus listrik pada colokan kipas angin di salah satu kamar," katanya.

Andi Reza mengungkapkan percikan api dari korsleting arus pendek itu kemudian tertiup angin hingga menjalar dan membakar asrama putra.

"Percikan api akibat korsleting arus pendek tersebut ditiup angin sehingga api semakin membesar dan menjalar serta membakar seluruh asrama putra," ungkapnya.

(*/ Tribun-medan.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.