Curhat Suami Ketut Nurhayati yang Tewas diduga Dibunuh di Malaysia, Sempat Tak Rela Istri jadi TKW
Weni Wahyuny January 10, 2025 01:30 PM

TRIBUNSUMSEL.COM - Komang Suinten, suami Ni Ketut Nurhayati (39), tenaga kerja wanita (TKW) asal Bali hanya bisa menerima kenyataan pahit mengetahui istrinya tewas diduga dibunuh di Malaysia.

Nurhayati diduga menjadi korban pembunuhan di Malaysia, tempatnya bekerja, pada Selasa (31/12/2024). 

Namun kabar meninggalnya Nurhayati baru diketahui pihak keluarga pada Sabtu (4/1/2025) atau 4 hari setelah kejadian. 

Suinten mengonfirmasi jika mendiang istrinya tersebut bekerja jadi TKW di Malaysia melalui agen di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Menurut Suwinten yang bekerja sebagai security ini, istrinya Nurhayati nekat menjadi TKW demi memperbaiki ekonomi keluarga.

Padahal saat itu, Nurhayati kerap sakit-sakitan.

Namun demi membahagiakan 8 orang anaknya, dia nekat bekerja sebagai TKW di Negeri Jiran Malaysia.

Sebelum berangkat ke Malaysia, Nurhayati bekerja di rumah membuat kue donat.

Namun karena kebutuhan yang semakin banyak, Nurhayati akhirnya memutuskan untuk bekerja di luar negeri menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). 

Ia sempat meminta izin pada Suinten.

"Saya awalnya tidak rela, karena dia orangnya sakit-sakitan. Orang desa pun sudah tau. Namun karena keinginannya yang besar untuk memperbaiki ekonomi keluarga, mengingat kami orang tidak punya sedangkan anak banyak, saya pun akhirnya mengizinkan," kata Suinten dikutip dari Tribun Bali, Rabu (8/1/2025). 

Nurhayati kemudian menjalani pelatihan di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang ada di Tulungagung, Jawa Timur. 

Hingga satu setengah tahun lalu, ia mulai bekerja di Negeri Jiran meninggalkan suami dan delapan anaknya. 

"Ini merupakan keberangkatan pertama dia sebagai PMI," ujarnya. 

Menurut Suinten, banyak cita-cita dan keinginan yang ingin dicapai Nurhayati setelah bekerja di luar negeri. 

Walau demikian, pria 38 tahun itu enggan membeberkan lebih detail. 

Sebab menurutnya, sebagai seorang ayah ia harus tetap terlihat tegar di depan anak-anak.

"Kalau mengingat itu saya otomatis akan mengenang masa lalu. Saya harus berusaha tetap tegar di depan anak-anak. Walaupun saya ketika menjemput jenazah istri di bandara, sebenarnya sudah tidak kuat," kata dia. 

Nurhayati bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. 

Informasi ini diterimanya setelah tiga bulan Nurhayati bekerja sebagai PMI. 

Namun, setelah itu komunikasi antar keduanya terputus. 

Pada awal tahun 2024, Suinten mendapat kabar jika Nurhayati kabur dari majikan tempatnya bekerja.
 
Kemudian, pada 4 Januari 2025 lalu, ia diberitahu bahwa istirnya meninggal dunia diduga dibunuh.

"Kami masih sempat berhubungan setelah bekerja di sana. Setelah itu lost contact dan tiba-tiba saya dapat informasi ini (meninggal dunia)," tutur Suwinten.

Nurhayati meninggal dunia pada 31 Desember 2024. 

"Saya sudah putus kontak setelah (Nurhayati) berangkat. Karena saya selaku suaminya ya saya masih tetap bertahan. Apalagi anak-anak banyak, anak saya ada 8. Yang besar 23 tahun jalan 24 tahun. Sedangkan yang paling kecil 3 tahun," sebutnya. 

Terkait pemulangan jenazah sang istri, Suinten berterimakasih kepada para relawan yang telah membantu. 

Sebab ia sendiri juga tidak tahu harus bagaimana dan lapor ke mana pasca menerima kabar duka itu. 

"Jadi saya mau istri saya datang lebih cepat biar anak-anak bisa lihat untuk yang terakhir kalinya, dan bisa saya kebumikan dengan layak sesuai agama saya. Karena kami di keluarga ini dua agama. Anak-anak yang besar agama Islam, sedangkan anak-anak yang kecil Hindu. Saya sendiri dan istri pun Hindu," ungkapnya. 

Suinten mengatakan, saat tiba di Bali jenazah sang istri sudah dimandikan, disalatkan, dan dikafani. 

"Saya bersyukur karena pasti kemudian doanya mereka akan menuju ke Tuhan. Tidak masalah bagi saya, yang penting istri saya sudah sampai di sini," imbuhnya.

Mengenai upacara pemakaman sang istri, Suinten mengatakan belum dijadwalkan. 

Sebab sesuai adat di Bali, pihaknya harus bertanya pada Kelihan Adat untuk mencari hari baik. 

"Kalau saya sendiri, karena keturunan saya tidak boleh kena api, maka tidak bisa kremasi. Ngabennya tetap di kubur. Karena sudah dari turun temurun seperti itu," tandasnya. 
 
Diduga Dibunuh

Salah satu kerabat Ketut Nurhayati bernama Luh Sri Mulyani mengungkapkan, Ketut Nurhayati meninggal dunia pada Selasa, 31 Desember 2024. Namun ia baru mendapat info kabar duka tersebut pada tanggal 4 Januari 2025. 
 
Luh Sri Mulyani mengatakan, kondisi terakhir Nurhayati ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar hotel dengan berlumuran darah.
 
Hotel lokasi korban ditemukan tewas berada di wilayah Puchong, Malaysia. Polisi setempat menduga korban meninggal dunia karena dibunuh.

Jenazah wanita itu ditemukan di dalam sebuah kamar hotel di kawasan Puchong, Malaysia, Selasa (31/12/2024) pada pukul 22.15 waktu setempat.

"Foto kejadian Mbak Nur itu (korban) pas masih di kamar hotel pas pertama kali ditemukan dan masih berlumuran darah ditutupi selimut," katanya dalam konfirmasinya, Selasa (7/1/2025).

Setelah dipastikan bahwa korban merupakan Ketut Nurhayati asal Gitgit Buleleng, Sri Mulyani selanjutnya menghubungi pihak keluarga Nurhayati, untuk meminta izin membuka donasi pemulangan jenazah. 
 
"Setelah diizinkan selanjutnya saya posting di Facebook. Hingga saat ini dana yang terkumpul sudah Rp 7 juta yang akan diserahkan pada keluarga almarhum," ucapnya. 

Isak Tangis Anak-anak Nurhayati

Berdasarkan informasi, jenazah wanita 39 tahun itu tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pukul 13.00 Wita.

Setibanya di Bali, jenazah segera dibawa ke rumah duka yang berlokasi di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada menggunakan mobil ambulans. 

Pantauan di rumah duka, warga dan keluarga tampak menunggu kedatangan jenazah. Nampak pula perwakilan Balai PMI dan Kepala Disnaker Buleleng.

Hingga pukul 16.45 Wita jenazah tiba di rumah duka, dan langsung diterima pihak keluarga. 

Isak tangis anak-anak Nurhayati pecah, tak kuasa menahan kesedihan melihat sang ibu pulang ke Indonesia dalam kondisi sudah tak bernyawa. 

Nampak pula mereka memejamkan mata seraya berdoa untuk arwah ibundanya.

Smeentara itu, Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Bali menelusuri agen penyalur Ni Ketut Nurhayati (39), tenaga kerja wanita (TKW) asal Bali yang tewas diduga dibunuh di Malaysia.

Dari informasi sementara yang diterima oleh BP3MI Bali, Nurhayati bekerja ke Malaysia melalui sebuah agen penyalur tenaga kerja di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

"Dari keterangan suaminya, almarhum bekerja melalui sebuah perusahaan di Jawa Timur. Kami masih tracing dan data apakah perusahaan itu resmi," kata Kepala BP3MI Bali, Anak Agung Gde Indra Hardiawan, Rabu (8/1/2024) sore di Buleleng.

Ia menyebutkan, negara tetap harus hadir melindungi pekerja migran. Meskipun pekerja migran tersebut bekerja ke luar negeri melalui jalur yang tidak resmi.

"Pada prinsipnya, baik ilegal, tidak tercatat, maupun tercatat, pemerintah tetap hadir memfasilitasi warga negaranya," lanjut dia.

Ia juga berharap semua warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri tercatat dan dokumen kerjanya lengkap.

"Pastinya jika bekerja secara resmi ada proteksi. Setiap warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri wajib memiliki jaminan sosial. Hal ini penting dapat dimanfaatkan," katanya.

2 Orang Diamankan

Sebelumnya, Peristiwa tewasnya warga negara Indonesia ini diberitakan oleh media Malaysia, bharian.com. Media itu menyebutkan bahwa wanita asal Indonesia berusia 39 tahun itu tewas dibunuh.

Jenazah wanita itu ditemukan di dalam sebuah kamar hotel di kawasan Puchong, Malaysia, Selasa (31/12/2024) pada pukul 22.15 waktu setempat dalam kondisi berlumuran darah.

Aparat kepolisian setempat telah menahan dua orang WNA yang terkait dengan peristiwa pembunuhan tersebut. 

Salah seorangnya diketahui pria berkebangsaan Bangladesh.

Polisi menyebutkan peristiwa pembunuhan itu dilatarbelakangi motif cemburu.

Dilansir dari Tribunnews.com dengan judul Sosok TKW Nurhayati, Tinggalkan 8 Anak Demi Perbaiki Ekonomi Keluarga, Tewas Dibunuh di Malaysia

(*)

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.