Daftar Tragedi Dunia 2024, dari Runtuhnya Bendungan di Nigeria Hingga Kecelakaan Pesawat Korsel
Agustinus Sape January 11, 2025 03:30 PM

POS-KUPANG.COM - Tahun 2024 ditandai dengan beberapa tragedi signifikan di seluruh dunia. Mulai dari banjir di Negara Bagian Borno, Nigeria akibat runtuhnya bendungan hingga kecelakaan pesawat Korea Selatan Jeju Air.

Beberapa yang paling menonjol ditampilkan di bawah ini:

  1. Nigeria: Bendungan Alau Runtuh

Runtuhnya Bendungan Alau merupakan peristiwa bencana yang berdampak besar pada Negara Bagian Borno, Nigeria. Bendungan di komunitas Alau Wilayah Pemerintah Daerah Konduga dibangun antara tahun 1984 dan 1986 untuk menyediakan air untuk irigasi dan keperluan rumah tangga di Maiduguri. Pada tanggal 9 September 2024, setelah hujan lebat selama berminggu-minggu, bendungan tersebut runtuh, mengakibatkan bencana banjir yang menggenangi hingga 15 persen wilayah Maiduguri.

Runtuhnya bendungan menyebabkan kematian lebih dari 150 orang dan membuat sedikitnya 419.000 penduduk mengungsi.

Banjir menyebabkan kerusakan parah pada rumah, infrastruktur, dan fasilitas umum, termasuk rumah sakit dan sekolah.

Kebun Binatang Taman Sanda Kyarimi juga terkena dampak parah, dengan lebih dari 80 persen hewan mati akibat banjir.

Banjir menyebabkan banyak warga kehilangan tempat tinggal, kelaparan dan tanpa akses terhadap air bersih, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Pasca bencana, Gubernur Negara Bagian Borno Babagana Umara Zulum mendesak pemerintah federal untuk mempercepat rekonstruksi tanggul yang runtuh di Bendungan Alau untuk mencegah banjir di masa depan.

Gubernur negara bagian tersebut menekankan pentingnya memulai upaya rekonstruksi dengan segera untuk menghindari bencana lebih lanjut, terutama menjelang musim hujan.

2. Jepang: Gempa Noto

Gempa Noto tahun 2024 merupakan bencana alam dahsyat yang melanda Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa, Jepang, pada tanggal 1 Januari 2024. Gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter ini menyebabkan kerusakan luas dan korban jiwa.

Pusat gempa terletak di dekat kota Suzu, dan gempa terasa di sebagian besar wilayah Honshu, termasuk Tokyo, yang berjarak sekitar 300 kilometer tenggara pusat gempa.

Gempa bumi tersebut mengakibatkan kematian 504 orang, dengan 228 kematian disebabkan langsung oleh gempa dan 276 sisanya disebabkan oleh penyebab terkait seperti cedera dan penyakit selama evakuasi.

Gempa tersebut juga menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, termasuk rumah, jalan, dan bangunan umum. Kebakaran terjadi di beberapa daerah, yang semakin memperburuk kerusakan.

Salah satu dampak paling signifikan dari gempa bumi adalah rusaknya tempat perlindungan radiasi yang dirancang untuk melindungi pengungsi dari bencana pembangkit listrik tenaga nuklir.

Retakan dan kerusakan lainnya dilaporkan terjadi di 14 dari 20 tempat penampungan darurat di Prefektur Ishikawa, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan keefektifannya dalam menghadapi bencana di masa depan.

Gempa tersebut juga menimbulkan tsunami setinggi 7,45 meter yang menambah kerusakan di sepanjang pantai.

Pasca gempa, upaya penyelamatan dan pemberian bantuan terhambat oleh salju tebal, sehingga menyulitkan bantuan untuk menjangkau masyarakat yang terkena dampak.

Terlepas dari tantangan ini, pemerintah Jepang dan berbagai organisasi bergerak untuk membantu para korban. Perumahan sementara didirikan bagi mereka yang kehilangan rumah, dan upaya untuk membangun kembali daerah yang terkena dampak segera dimulai.

3. AS: Badai Helene

Badai Helene adalah topan tropis dahsyat yang melanda Amerika Serikat bagian tenggara pada akhir September 2024. Ini adalah badai terkuat yang pernah melanda wilayah Big Bend di Florida dan badai Atlantik paling mematikan sejak Maria pada tahun 2017.

Helene mulai terbentuk pada 22 September sebagai sistem bertekanan rendah di Laut Karibia bagian barat. Pada tanggal 24 September, badai tersebut meningkat menjadi badai tropis dan diberi nama Helene oleh Pusat Badai Nasional.

Helene dengan cepat meningkat saat bergerak melalui Teluk Meksiko, mencapai status Kategori 4 dengan kecepatan angin maksimum 140 mph (220 km/jam) pada tanggal 26 September.

Badai tersebut menghantam dengan intensitas puncak di dekat Perry, Florida, dan menyebabkan kerusakan besar.

Gelombang badai menggenangi wilayah pesisir, dan angin kencang menyebabkan kerusakan luas pada rumah, tempat usaha, dan infrastruktur.

Ketika Helene pindah ke daratan, ia melemah namun terus menyebabkan kerusakan yang signifikan. Badai tersebut membawa hujan lebat, menyebabkan banjir besar di Carolina Utara bagian barat, Tennessee Timur, dan Virginia barat daya.

Banjir ini sangat parah di Asheville, North Carolina, di mana penduduknya terjebak di rumah mereka tanpa listrik atau makanan.

Badai tersebut juga menimbulkan banyak tornado, sehingga menambah kerusakan.

Secara total, Badai Helene menyebabkan sedikitnya 238 kematian dan kerugian lebih dari $124 miliar. Dampak badai ini terasa di banyak negara bagian, menyebabkan jutaan rumah dan tempat usaha kehilangan aliran listrik.

Upaya pemulihan dilakukan secara ekstensif, dengan layanan darurat dan relawan bekerja tanpa kenal lelah untuk membantu mereka yang terkena dampak bencana.

4. Longsor di Gofa

Longsor Gofa tahun 2024 merupakan bencana alam dahsyat yang melanda zona Gofa di Negara Regional Ethiopia Selatan pada tanggal 21-22 Juli 2024.

Tanah longsor dipicu oleh hujan lebat di wilayah Kencho-Shacha di Geze Gofa, yang mengakibatkan terkuburnya dua desa dan kematian sedikitnya 257 orang. Peristiwa tragis ini dianggap sebagai tanah longsor paling mematikan dalam sejarah Ethiopia.

Longsor pertama terjadi pada malam tanggal 21 Juli, mengubur empat rumah tangga. Ketika upaya penyelamatan sedang dilakukan keesokan paginya, tanah longsor kedua terjadi, mengubur mereka yang datang untuk membantu.

longsor menyebabkan kerusakan besar, banyak rumah dan bangunan terkubur seluruhnya di bawah puing-puing.

Daerah yang terkena dampak berada di pedesaan, terpencil, dan pegunungan, sehingga menyulitkan operasi penyelamatan.

Bencana tanah longsor mendapat tanggapan besar-besaran dari pemerintah setempat, Palang Merah Ethiopia, dan anggota masyarakat.

Tim penyelamat bekerja tanpa kenal lelah menggali reruntuhan dengan sekop dan tangan kosong untuk menemukan korban selamat dan mengevakuasi jenazah.

Kurangnya peralatan yang tersedia bagi para petugas pertolongan menghambat upaya pencarian, namun meskipun terdapat tantangan-tantangan ini, setidaknya 10 orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan pada tanggal 23 Juli.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa setidaknya 15.515 orang terkena dampak bencana dan menekankan perlunya evakuasi segera bagi mereka yang berisiko tinggi mengalami insiden lebih lanjut akibat hujan yang terus berlanjut.

5. Rusia: Penembakan Gedung Konser Moskow

Penembakan di Gedung Konser Moskow pada tanggal 22 Maret 2024 merupakan peristiwa tragis dan menghancurkan yang meninggalkan dampak besar bagi kota tersebut dan dunia.

Serangan itu terjadi di Balai Kota Crocus, sebuah tempat konser populer yang terletak di pinggiran kota Moskow, tepat ketika konser rock band Picnic akan segera dimulai.

Orang-orang bersenjata, bersenjatakan senjata api dan alat pembakar, menyerbu tempat tersebut, melepaskan tembakan ke arah penonton dan membakar sebagian bangunan.

Serangan tersebut mengakibatkan kematian sedikitnya 145 orang, termasuk enam anak-anak, dan menyebabkan lebih dari 500 lainnya terluka.

Tindakan orang-orang bersenjata tersebut menyebabkan kekacauan dan kepanikan di antara penonton konser, banyak dari mereka mencoba melarikan diri dari gedung atau bersembunyi dari para penyerang.

Kebakaran yang terjadi selama serangan tersebut semakin mempersulit upaya penyelamatan, karena api melalap bagian depan bangunan dan menyebabkan sebagian atap runtuh.

Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan menyatakan bahwa empat anggotanya melakukan serangan tersebut.

Pihak berwenang Rusia dengan cepat merespons insiden tersebut, menangkap beberapa tersangka di dekat perbatasan dengan Ukraina dan meluncurkan penyelidikan atas serangan tersebut.

Pemerintah Rusia mengutuk serangan itu sebagai “aksi teroris biadab” dan berjanji untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.

Penembakan di Gedung Konser Moskow adalah salah satu serangan teroris paling mematikan di Rusia dalam beberapa tahun terakhir dan menyoroti ancaman terorisme yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Serangan tersebut memicu belasungkawa dan solidaritas global, dan para pemimpin dari seluruh dunia menyatakan dukungan mereka terhadap para korban dan keluarga mereka.

6. India: Tanah Longsor Wayanad

Longsor Wayanad tahun 2024 merupakan peristiwa bencana yang melanda distrik Wayanad di Kerala, India, pada tanggal 30 Juli 2024.

Longsor tersebut dipicu oleh curah hujan yang sangat deras, dengan curah hujan lebih dari 140 mm dalam satu hari.

Hujan deras ini menyebabkan lereng bukit runtuh, mengakibatkan tanah longsor besar yang mengubur seluruh desa di bawah lumpur dan puing-puing.

Daerah yang paling terkena dampak adalah desa Punjirimattom, Mundakkai, Chooralmala, dan Vellarimala di Meppadi Panchayat. Tanah longsor menyebabkan kerusakan yang luas, meratakan rumah-rumah, menumbangkan pohon-pohon, dan menghanyutkan jalan.

Kekuatan tanah longsor begitu kuat sehingga mengubur seluruh lingkungan sekitar, hanya menyisakan sedikit peluang untuk bertahan hidup bagi mereka yang terjebak di jalurnya.

Bencana tersebut mengakibatkan sedikitnya 254 orang tewas, 397 orang lainnya luka-luka, dan 47 orang dilaporkan hilang.

Total kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan dan kehancuran toko, pertanian, dan mata pencaharian diperkirakan mencapai ₹1.200 crore (US$140 juta).

Operasi penyelamatan segera diluncurkan, melibatkan angkatan bersenjata, Pasukan Tanggap Bencana Nasional (NDRF), layanan pemadam kebakaran dan penyelamatan, serta sukarelawan.

Meskipun kondisinya menantang, termasuk cuaca buruk dan lokasi daerah bencana yang terpencil, tim penyelamat bekerja tanpa kenal lelah untuk mencari korban selamat dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

Tempat penampungan sementara didirikan untuk para pengungsi, dan upaya untuk membersihkan puing-puing serta membangun kembali daerah yang terkena dampak segera dimulai.

7. Topan Chido

Topan Chido adalah siklon tropis dahsyat dan merusak yang melanda Afrika Tenggara pada bulan Desember 2024. Ini adalah badai ketiga dan siklon tropis intens kedua pada musim siklon Barat Daya Samudra Hindia tahun 2024–25.

Chido, yang berarti “keinginan” dalam bahasa Shona, berasal dari sirkulasi memanjang yang mulai dipantau oleh kantor Météo-Prancis di Réunion pada tanggal 7 Desember 2024. Badai semakin intensif, mencapai intensitas puncaknya pada tanggal 12 Desember dengan angin berkelanjutan selama 10 menit 215 km/jam (130 mph) dan tekanan sentral minimum 935 hPa.

Chido pertama kali mendarat di wilayah pulau Mayotte di Prancis pada 14 Desember 2024, dengan kecepatan angin hingga 260 km/jam (160 mph) dan curah hujan 250 mm (10 inci) hanya dalam 24 jam.

Topan tersebut menyebabkan kerusakan parah di pulau tersebut, yang merupakan wilayah termiskin di Prancis, menyebabkan sedikitnya 31 orang tewas dan ribuan orang hilang.

Seluruh komunitas rata dengan tanah, dan para penyintas harus berjuang tanpa air, listrik, atau komunikasi selama berhari-hari.

Setelah menghancurkan Mayotte, Chido pindah ke daratan Afrika, mendarat di Mozambik pada tanggal 15 Desember 2024, dengan kecepatan angin berkelanjutan selama 10 menit diperkirakan mencapai 205 km/jam (125 mph).

Topan tersebut menyebabkan kerusakan luas di Mozambik, khususnya di provinsi utara Cabo Delgado, yang sedang berjuang melawan pemberontakan kelompok Islam yang berkepanjangan.

Badai tersebut menghancurkan lebih dari 110.000 rumah dan menyebabkan lebih dari 620.000 orang terkena dampaknya.

Jumlah korban tewas di Mozambik meningkat menjadi 94 orang, dan banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, makanan, atau akses terhadap air bersih.

Dampak Topan Chido meluas hingga ke luar Mozambik, dan berdampak pada negara-negara sekitarnya seperti Malawi dan Zimbabwe.

8. Filipina: Topan Yagi

Topan Yagi, yang dikenal di Filipina sebagai Badai Tropis Parah Enteng, adalah siklon tropis mematikan dan sangat merusak yang melanda Asia Tenggara dan Tiongkok Selatan pada awal September 2024.

 Yagi, yang berarti “kambing” atau konstelasi Capricornus dalam bahasa Jepang, adalah topan badai kesebelas, topan dahsyat pertama, dan topan super pertama pada musim topan Pasifik 2024.

Yagi berasal dari daerah bertekanan rendah yang terbentuk pada tanggal 30 Agustus, sekitar 540 km (330 mil) barat laut Palau. Pada tanggal 1 September, sistem tersebut diklasifikasikan sebagai badai tropis dan diberi nama Yagi oleh Badan Meteorologi Jepang (JMA).

Setelah mendarat di Casiguran, Aurora, di Filipina, pada tanggal 2 September, Yagi melemah saat bergerak ke pedalaman melalui medan terjal di Cordillera Central Luzon.

Ia kemudian muncul di Laut Cina Selatan dan mulai bergabung dengan sirkulasi sekunder di sebelah barat Teluk Lingayen, dengan konveksi dalam mulai membungkus dan mengembangkan jalur konvektif yang membentang ke barat dan selatan.

Pada tanggal 5 September, JMA melaporkan bahwa badai mencapai intensitas puncaknya dengan kecepatan angin berkelanjutan selama sepuluh menit dengan kecepatan 195 km/jam (120 mph) dan tekanan sentral 915 hPa (27,02 inHg).

Topan ini kemudian mencapai puncaknya sebagai topan super setara Kategori 5 pada skala Saffir-Simpson, dengan kecepatan angin berkelanjutan selama satu menit dengan kecepatan 260 km/jam (160 mph).

Setelah melemah selama siklus penggantian dinding mata, Yagi sedikit menguat sebelum mendarat di dekat Wenchang di Provinsi Hainan Tiongkok pada tanggal 6 September.

Yagi terus mempertahankan intensitas topan super saat melintasi Beibu Wan keesokan harinya dan mendarat di dekat bagian utara Vietnam pada sore hari.

Ia kemudian berpindah ke wilayah pedalaman di bagian utara Vietnam dan melemah dengan cepat. Yagi akhirnya merosot menjadi area bertekanan rendah pada malam tanggal 8 September.

Bencana yang ditimbulkan Yagi sungguh dahsyat: 844 orang meninggal dunia, 2.279 orang luka-luka, dan 129 orang lainnya dilaporkan hilang.

Badai ini menimbulkan kerugian lebih dari $16,9 miliar, menjadikannya topan Pasifik dengan kerugian terbesar ketiga yang pernah tercatat.

9. Banjir Spanyol

Banjir Spanyol tahun 2024 adalah salah satu bencana alam paling dahsyat dalam sejarah negara ini. Banjir dimulai pada tanggal 29 Oktober 2024 dan berlangsung hingga 16 November 2024, terutama berdampak pada Komunitas Valencia, Castilla-La Mancha, dan Andalusia.

Hujan deras ini disebabkan oleh wilayah bertekanan rendah yang terisolasi dan bertekanan tinggi, yang menyebabkan curah hujan selama satu tahun ke beberapa wilayah di Spanyol timur.

Banjir tersebut mengakibatkan 231 orang meninggal dunia, dan tiga orang lainnya dilaporkan hilang. Curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai meluap, menyebabkan banjir besar yang menenggelamkan seluruh kota dan desa.

Banjir menyebabkan kerusakan properti yang signifikan, diperkirakan mencapai 3,5 miliar euro (sekitar $3,8 miliar).

Kerusakan yang terjadi terutama parah di wilayah Valencia, dimana buruknya persiapan dan tanggap bencana yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan nasional kemungkinan besar akan memperburuk korban jiwa akibat bencana tersebut.

Setelah banjir, ribuan sukarelawan dari seluruh Spanyol dan sejumlah organisasi nirlaba dikerahkan untuk membantu pembersihan dan pemulihan.

Banjir juga memicu demonstrasi yang menuntut pengunduran diri para pemimpin daerah dan nasional karena kegagalan dalam tanggap bencana.

10. Bencana Kapal Mozambik

Bencana Kapal Mozambik tahun 2024 merupakan peristiwa tragis yang terjadi pada tanggal 7 April 2024, ketika kapal feri darurat Zico tenggelam di lepas pantai Mozambik utara, antara Selat Mozambik dan Teluk Mossuril.

Kapal tersebut awalnya merupakan perahu nelayan yang diubah fungsinya menjadi kapal feri, membawa antara 130 hingga 150 penumpang, yang sebagian besar berusaha melarikan diri dari daratan karena wabah kolera di Provinsi Nampula.

Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 100 orang, termasuk banyak anak-anak. Kapal yang penuh sesak itu mulai kemasukan air sehingga menimbulkan kepanikan di kalangan penumpang, banyak di antara mereka yang terjun ke laut untuk menyelamatkan diri.

Perahu tersebut akhirnya tenggelam, dan hanya 12 orang yang berhasil diselamatkan. Jenazah para korban terdampar di pantai, dan ada pula yang segera dikuburkan sesuai dengan ritual Islam.

Setelah tenggelamnya kapal tersebut, pihak berwenang Mozambik melancarkan penyelidikan atas insiden tersebut, yang dipimpin oleh menteri transportasi, Mateus Magala. Presiden Filipe Nyusi menetapkan masa berkabung nasional pada 10 hingga 12 April 2024. 

11. Kecelakaan pesawat Korea Selatan

Kecelakaan pesawat di Korea Selatan pada tahun 2024 merupakan peristiwa tragis dan dahsyat yang membuat bangsa ini berduka. Pada 29 Desember 2024, Jeju Air Penerbangan 2216, sebuah Boeing 737-800, sedang dalam perjalanan dari Bangkok, Thailand, menuju Bandara Internasional Muan di Korea Selatan. Penerbangan itu membawa 181 orang, termasuk enam awak.

Saat pesawat mendekati Bandara Internasional Muan, ia bertemu dengan sekawanan burung, yang menyebabkan kerusakan parah pada pesawat.

Pilot mengumumkan mayday dan mencoba melakukan pendaratan darurat. Sayangnya, roda pendaratan pesawat gagal dipasang, sehingga pilot terpaksa melakukan pendaratan perut.

Pesawat tergelincir melintasi landasan pacu dan menabrak penghalang beton, mengakibatkan ledakan dan kebakaran dahsyat.

Kecelakaan tersebut merenggut nyawa 179 orang, menjadikannya salah satu bencana penerbangan paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan.

Hanya dua awak yang duduk di bagian ekor pesawat selamat dari kecelakaan tersebut. Para korban selamat berhasil diselamatkan dari reruntuhan dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Dampak dari kecelakaan itu ditandai dengan kesedihan dan kemarahan. Pihak berwenang Korea Selatan mengumumkan tujuh hari berkabung nasional dan meluncurkan penyelidikan ekstensif atas kecelakaan tersebut.

Penjabat Presiden Choi Sang-mok memerintahkan peninjauan menyeluruh terhadap sistem keselamatan penerbangan negaranya untuk mencegah tragedi serupa di masa depan. (dailytrust.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 


 
 
 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.