Terungkap, Luluk Berupaya Lindungi Anaknya Dari Reruntuhan Akibat Ledakan di Rumah Polisi Mojokerto
Adi Suhendi January 14, 2025 10:32 PM

TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Luluk Sudarwati (40) berupaya melindungi anaknya M Kaffa (3) dari reruntuhan tembok dinding rumahnya yang hancur akibat ledakan yang berasal dari rumah polisi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Diketahui, Luluk dan anaknya tewas dalam peristiwa yang terjadi pada Senin (13/1/2025).

Upaya Luluk Sudarwati melindungi anaknya M Kaffa dalam peristiwa tersebut terungkap berdasarkan hasil pemeriksaan tim Biddokkes Polda Jatim.

Hasil identifikasi jenazah, Luluk Sudarwati dan anaknya M Kaffa meninggal dalam kondisi lemas kekurangan oksigen akibat tertimpa reruntuhan rumah yang ambruk terkena ledakan.

Biddokkes Polda Jatim, Tutik Purwanti, mengatakan, pihaknya melakukan identifikasi terhadap jenazah korban di RSUD Prof dr Soekandar Mojosari Mojokerto.

Identifikasi jenazah memperkuat dugaan korban meninggal, posisi korban Luluk melindungi anaknya saat tertimpa reruntuhan rumah.

"Pemeriksaan jenazah korban, (Kaffa) didapati beberapa luka lecet di bagian wajah dan anggota badan gerak atas dan bawah. Identifikasi jenazah (Luluk) luka lecet pada wajah, lengan dan kaki," jelasnya dalam keterangan pers di Mapolres Mojokerto, Selasa (14/1/2025).

Ia mengungkapkan, pemeriksaan terhadap jenazah korban juga ditemukan tanda-tanda asfiksia yang merupakan kekurangan oksigen pada tubuh.

"Kami temukan asfiksia, merupakan tanda kondisi lemas karena kekurangan oksigen pada kedua jenazah tersebut. Jenazah hanya dilakukan pemeriksaan luar," ungkap Tutik Purwanti.

Dikatakan Tutik, kesimpulan pemeriksaan forensik memperkuat dugaan korban meninggal akibat tertimpa material rumah yang roboh terkena ledakan.

"Kondisi korban utuh tidak ditemukan luka bakar, hanya ditemukan luka lecet dan memar. Sehingga, dapat kita simpulkan bahwa penyebab korban meninggal akibat terkena reruntuhan, dari tanda asfiksia berupa kuku membiru dan pendarahan kelopak mata serta luka lecet sesuai kondisi korban saat ditemukan," katanya.

Kodi sebelumnya mengungkap dirinya tak menyangka istri dan anaknya akan tewas dalam insiden ledakan rumah polisi.

Saat kejadian Kodi sedang bekerja di sawah yang tidak jauh dari rumahnya, sekitar pukul 08.00 WIB.

Ketika sedang bekerja di sawah, ia mendapat kabar rumah iparnya, Aipda Maryudi, anggota Polsek Dlanggu yang berada persis di samping kediamannya, meledak.

"Saya pas di sawah sekitar jam 08.00-09.00 WIB, dapat kabar rumahnya Mas Yudi (Aipda Maryudi) meledak," kata Kodi, Senin (13/1/2025).

Mendapat kabar itu, sontak dirinya bergegas pulang.

Setibanya di rumah, ia mencari keberadaan istri dan anaknya.

Ia terkejut melihat istri dan anaknya yang saat itu tidur di kamar dalam kondisi tak bernyawa tertimpa dinding rumah akibat ledakan tersebut.

"Terus saya pulang, saya cari anak dan istri saya," ucap Kodi.

Ia mengungkapkan, tidak ada firasat sebelum peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.

"Tidak ada firasat apa-apa," ujarnya.

Dari pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya penyelidikan ledakan rumah polisi, yang masih saudaranya tersebut.

Aipda Maryudi merupakan kakak ipar dari Luluk Sudarwati.

"Iya nanti diserahkan ke pihak kepolisian," ucapnya.

Saat ini jenazah Luluk Sudarwati (41) bersama anaknya, M Kaffa (3) sudah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat.

Sementara itu, Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto mengatakan pihaknya saat ini sudah menurunkan tim laboratorium forensik untuk mengungkap penyebab pasti ledakan tersebut.

"Tim Labfor sudah kita lakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dan barang bukti sudah kita amankan, mohon waktu untuk penyebab masih terus kita dalami," ucap AKBP Ihram Kustarto di lokasi kejadian ledakan, Senin (13/1/2025).

Menurut dia, setelah olah TKP yang dilakukan Tim Labfor Polda Jatim dan Inafis Polres Mojokerto, diamankan sejumlah barang bukti dari rumah tersebut.

"Yang pasti ada tabung gas tiga kilogram dan perangkat-perangkat elektronik, karena kebetulan yang bersangkutan hobi elektronik," jelasnya.

Ia mengungkapkan, pemilik rumah, Aipda Maryudi yang juga anggota Polsek Dlanggu, diperiksa Propam untuk dimintai keterangan terkait peristiwa ledakan di rumahnya.

"Yang bersangkutan selaku pemilik rumah, sekarang sedang kami lakukan pemeriksaan internal maupun penyelidikan di Satreskrim," ujar AKBP Ihram Kustarto.

Untuk memudahkan penyelidikan, satu alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi puing-puing reruntuhan bangunan rumah yang terdampak ledakan.

"Tim Labfor sudah berada di sini, kemudian Satreskrim di lokasi untuk melakukan penyelidikan," ujarnya.

AKBP Ihram Kustarto pun menegaskan peristiwa ledakan rumah mengakibatkan dua korban meninggal. 

Tim Labfor dan Biddokkes Polda Jatim juga memastikan terkait penyebab kematian korban.

"Bahwa betul korban meninggal dunia, dan yang memastikannya adalah dokter di rumah sakit. Kalau terkait penyebab kematian korban secara spesifik adalah hasil swab baju korban disampaikan Labfor dan kondisi korban saat dilakukan pertolongan oleh Biddokkes," bebernya.

Menurut dia, hasil pemeriksaan korban tidak ada luka bakar maupun yang sebabkan ledakan.

"Hasil pemeriksaan baju korban tidak ada kandungan yang berakibat terhadap ledakan, maupun luka bakar," kata AKBP Ihram Kustarto.

Tim Labfor Polda Jatim, AKBP Agus Santosa menjelaskan, pihaknya mengambil sampel dari baju korban dan tidak ditemukan residu bahan peledak klorat diduga kuat sisa dari petasan kembang api atau sreng dor.

Alat bukti klorat ditemukan di pusat ledakan rumah milik Aipda Muryadi, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Dlanggu Mojokerto.

"Kita menggunakan alat untuk pemeriksaan sampel dari baju ibu maupun anak, hasilnya negatif. Jadi tidak ada bahan peledak (klorat) di situ. Baju dalam kondisi utuh," ujarnya.

Sekadar informasi selain mengakibatkan korban jiwa, ledakan dari rumah polisi tersebut pun mengakibatkan lima rumah warga rusak, satu di antaranya mengalami kerusakan yang tidak terlalu parah.

 

Penulis: Mohammad Romadoni

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.