TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Cuaca ekstrem di Bintan membuat Bupati Roby Kurniawan bertindak.
Bupati Bintan menetapkan status tanggap darurat bencana akibat cuaca ekstrem di Bintan ini.
Dampak cuaca ekstrem di Bintan ini telah memberikan berbagai dampak mulai sektor ekonomi maupun aktivitas sosial.
Curah hujan tinggi disertai angin kencang ditambah dengan naiknya volume gelombang pasang laut mengakibatkan pohon tumbang, tanah longsor, akses jalan yang terganggu hingga sejumlah rumah warga terendam air dengan debit tertinggi mencapai dada orang dewasa.
Pemerintah Kabupaten Bintan sendiri telah melakukan beberapa tindakan cepat.
Mulai dari mendirikan dapur umum, tenda pengungsian, pendataan dampak, rambu pemberitahuan di ruas jalan rusak dan beberapa upaya siaga lainnya.
Dari beberapa pertimbangan, pemangku kebijakan pun telah mengalisa soal peristiwa ini.
Hasil kesepakatan bersama sejumlah OPD adalah penetapan status bencana Bintan menjadi tanggap darurat.
Hal tersebut tertuang dalak Keputusan Bupati Bintan Nomor 98/I/2025 Tanggal 13 Januari 2025.
Bupati Bintan Roby Kurniawan menjelaskan penetapan status tanggap darurat ini dilakukan sebagai salah satu upaya penanggulangan dan pemulihan pasca bencana.
Roby dengan tegas mengatakan penetapan status ini semata-mata untuk percepatan pemulihan, baik itu kebutuhan sandang pangan maupun pemulihan beberapa infrastruktur sebagai hal penting yang dibutuhkan masyarakat.
"Dari kesepakatan dan hasil musyawarah bersama, berdasarkan data lapangan serta indikator yang terpenuhi, kita tetapkan status tanggap darurat untuk bencana di Bintan, terhitung sejak tanggal 13 hingga 26 Januari 2025," sebut Roby, Rabu (15/1/2024).
Beberapa indikator yang ditetapkan BNPB untuk memutuskan status tanggap darurat secara keseluruhan telah terpenuhi.
Mulai dari adanya korban bencana yang hingga hari ini tercatat 1.176 KK (kejadian 10 Januari dan 12 Januari) terdampak dan lebih dari 1x24 jam.
Kemudian adanya pengungsian, dimana beberapa masyarakat juga mengungsi ke rumah tetangga dan kerabat.
Terkait hal ini, Pemkab Bintan juga menetapkan posko penanganan tanggap darurat berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bintan Nomor 99/I/2025 Tanggal 13 Januari 2025 yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Bintan yang juga merupakan Ex Officio Kepala BPBD Bintan.
Indikator selanjutnya adanya kerusakan sarana dan prasarana umum.
Diketahui beberapa akses jalan di Bintan mengalami kerusakan sedang hingga berat.
Beberapa masjid, mushala dan bangunan sekolah pun turut terdampak dan memerlukan perbaikan.
Penetapan tanggap darurat ini juga dimaksudkan agar penanganan pemulihan dari semua OPD terkait dapat dilaksanakan secara lebih maksimal.
Termasuk juga kolaborasi yang akan dilakukan bersama Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat.
Bupati Bintan, Roby Kurniawan berharap seluruh stakeholder yang ada baik OPD maupun instansi terkait lainnya bisa benar-benar menjalin sinergitas.
Ini menurutnya penting agar langkah cepat penanganan bisa terealisasi dengan efektif dan efesien.
Untuk diketahui, bencana alam di Kabupaten Bintan hingga kini masih membuat sejumlah warga terdampak.
Salah satu wilayah yang paling parah adalah di Kampung Pisang, RW VII, Kecamatan Bintan Timur.
Pasca kejadian warga masih was-was.
Warga ngaku belum bisa tidur nyenyak baik siang maupun malam.
Mereka masih trauma sebab peristiwa pada Jumat (10/1/2025) merupakan paling besar jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Seorang nenek bernama Rafua misalnya. Dia kini mengaku ketakutan jika turun hujan.
Hal itu dirasakannya sepanjang hari. Sebab dia tinggal seorang diri di rumah berukuran 15 X 10 itu.
"Saya sebenarnya takut dan trauma. Kemarin saat banjir saja beruntung ada yang membantu saya," kata Rafua.
Banjir kali ini membuat semua barang berharga seperti kulkas, Tv dan perabot rumah tangga rusak.
"Saya hanya selamatkan surat tanah dan dompet saja," katanya.
Dia mengakui, di Kampung Pisang memang jadi langganan banjir setiap tahun.
Meski demikian, dia belum bisa pindah dengan alasan ekonomi.
Rafuapun kini bingung, dan hanya pasrah saja.
Dia mengatakan tidak mampu membeli barang barang berharga lagi, selain mengharapkan uluran tangan dari donatur.
Sejauh ini, korban banjir di Kampung Pisang, Kelurahan Kijang Kota, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) baru menerima bantuan berupa pakaian bekas layak pakai, dan makanan saja.
Bantuan pakaian bekas layak pakai tersebut berasal dari sumbangan beberapa donatur, untuk para korban dengan sukarela.
Ketua RW VII Kampung Pisang, Sumarni mengatakan bantuan itu di serahkan melalui ketua RW.
Pakaian itu kini sudah diserahkan kepada korban. Sebanyak 71 KK ikut terdampak dalam peristiwa ini.
"Hari ini saya serahkan pakaian kepada korban. Saya suruh mereka pilih sendiri, dengan tujuan agar sesuai dengan kemauan mereka," kata Sumarni.
Salah seorang warga Kampung Pisang, Suimah kini merasa senang sebab bisa memilih pakaian bekas sendiri.
Pakaian bekas yang dipilihnya akan digunakan untuk dirinya dan keluarganya di rumah.
Pasalnya, ada sebagian pakaian miliknya basah akibat banjir yang merendam rumahnya.
“Saya senang sekali. Ada pakaian untuk ganti. Pakaian saya pada terendam banjir kemarin,” ucapnya.
Dia menyebutkan, pakaian bekas yang dipilih warganya yang terkena banjir berasal dari sumbangan masyarakat maupun donatur lainnya.
“Dari Al-Azhar datang 9 kantong berisi pakaian, dan selebihnya ada mobil datang memberikan sumbangan pakaian bekas layak pakai,,” kata dia.
Dia berharap, pakaian bekas yang dibawa pulang oleh warganya dapat berguna untuk dipakai sehari-hari.
“Pakaian ini semoga bermanfaat buat warga kita di sini," ucapnya.
Selain Suimah, beberapa ibu-ibu lain pun terlihat semangat memilih baju rombengan tersebut.
Saling canda tawa dan tegur sapa pun terjadi di sela-sela proses sortir pakaian itu. (TribunBatam.id/Ronnye Lodo Laleng)