BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI: Konsumsi dan Investasi Lemah
kumparanBISNIS January 15, 2025 04:24 PM
Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 menjadi kisaran 4,7 sampai 5,5 persen. BI juga sekaligus menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2024.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pada tahun 2025 pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan. BI sebelumnya memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,8 sampai 5,6 persen di tahun 2025.
"Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 berada pada kisaran 4,7 sampai 5,5 persen, sedikit lebih rendah dari kisaran perkiraan sebelumnya 4,8 - 5,6 persen," ungkapnya saat konferensi pers RDG BI, Rabu (15/1).
Menurunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini, kata Perry, disebabkan melemahnya kinerja ekspor sehubungan melambatnya permintaan negara-negara mitra dagang utama, kecuali Amerika Serikat (AS).
Selain itu, konsumsi rumah tangga di dalam negeri juga diprediksi masih lemah, khususnya masyarakat golongan menengah ke bawah, imbas belum kuatnya ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Pada saat yang sama, Perry menyebutkan dorongan investasi swasta juga belum kuat karena masih lebih besarnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan baik domestik maupun ekspor.
"Dalam kaitan dengan ini Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakannya untuk tetap menjaga stabilitas dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Perry.
Di sisi lain, Perry menyebutkan BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2024 juga lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, meskipun cenderung masih relatif baik.
Perry mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2024 sedikit di bawah perkiraan, dipengaruhi oleh lebih rendahnya permintaan domestik baik konsumsi maupun investasi secara keseluruhan.
"Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 diperkirakan sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7 sampai 5,5 persen," kata Perry.