Alih Fungsi Lahan Ancam Hutan Bromo, Desa Ngadisari Canangkan Penanaman Sejuta Pohon
GH News January 15, 2025 10:06 PM

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kondisi hutan di Kawasan Wisata Gunung Bromo, yang menjadi bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), dilaporkan mengalami degradasi serius.

Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Sunaryono, mengungkapkan jika alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebab utama ancaman gundulnya hutan di kawasan tersebut.

“Seharusnya kawasan ini menjadi lahan resapan dan konservasi, tetapi malah diubah menjadi zona bisnis, seperti untuk pembangunan hotel,” kata Sunaryono, Rabu (15/1/2025).

Luas TNBTS mencapai 50.276,3 hektare, yang mencakup hutan primer, hutan sekunder, lahan terbuka, serta semak belukar. Namun, menurut Sunaryono, perubahan fungsi lahan terlihat di beberapa titik kawasan wisata Bromo.

Saat ini, banyak pinggir jalan yang tidak lagi dipenuhi pepohonan, melainkan diberi tanda bambu bercat merah untuk menandai lahan kosong. “Gunungnya terlihat gundul,” ucapnya.

Sebagai upaya pemulihan, pemerintah desa bersama masyarakat dan berbagai pihak mencanangkan program penanaman satu juta pohon.

Hingga kini, sebanyak 11.700 pohon telah terkumpul, terdiri dari berbagai jenis seperti dewa ndaru, pampung, beringin, cemara, dan mencogan.

“Kami berencana menanam pohon secara serentak bersama warga pada akhir Januari. Saat ini, kami masih mengupayakan pengumpulan pohon,” jelas Sunaryono.

Ia berharap, program ini dapat memulihkan ekosistem hutan Gunung Bromo sekaligus mengembalikan hak masyarakat adat untuk mengelola hutan sebagai kawasan resapan air dan penyumbang oksigen.

“Hutan yang asri bukan hanya milik warga lokal, tetapi juga merupakan warisan bagi generasi mendatang,” katanya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.