Yustinus Prastowo Sentil Deddy Corbuzier Serang Anak Sekolah yang Kritik Ayam MBG Tak Enak
GH News January 18, 2025 05:07 PM
JAKARTA - Deddy Corbuzier kena sentil Mantan Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo. Sentilan Yustinus menanggapi Deddy yang mengkritik seorang anak sekolah yang terang-terangan mengeluhkan rasa ayam menu program Makanan Bergizi Gratis (MBG) tidak enak.
“Saya mengkritik itu. Tidak pantas!” kata Yustinus kepada SindoNews, Sabtu (18/1/2025).
Dalam cuitannya di platform X (sebelumnya Twitter), Yustinus mengaku percaya ketulusan dan komitmen Presiden Prabowo Subianto di program Makan Bergizi Gratis. Dia menilai penggunaan kata bergizi ini sangat bagus sebagai standar dan harapan, tak sekadar gratis tapi sekaligus berkualitas.
“Sayang, para pendengung yang justru mereduksi program ini. Terlebih mengintimidasi anak2 yg berkeluh kesah. Menghardik dg kesombongan dan arogansi yg tak bermutu,” cuit Yustinus yang sudah mengizinkan SindoNews mengutipnya.
“Jangan lupa Bung, program ini dibiayai APBN yg sumbernya dari uang pajak. Anda jangan merendahkan orang tua anak2 itu pun berkontribusi membayar pajak. Jadi ini timbal balik. Anak2 polos itu berhak bicara otentik,” sambungnya.
Dia mendukung Prabowo agar MBG ini sukses dan jadi wujud penggunaan uang pajak yang baik. “Seraya berharap beliau dijauhkan dari tukang hardik arogan yang menjauhkan kita dari kehidupan publik yang beradab,” pungkasnya.
Dalam cuitan sebelumnya, Yustinus percaya ketulusan dan kesungguhan Presiden Prabowo dalam program MBG ini. Pernyataan Prabowo dinilainya cukup konsisten dan komitmen kuat. Apalagi, kata dia, MBG juga telah diimplementasikan di banyak negara dengan berbagai variasi skema.
Dia melanjutkan, desain program MBG di APBN 2025 juga disiapkan cukup lama, lengkap, dan detail. Konsepnya, kata dia, dijalankan bertahap baik cakupan wilayah maupun sasaran penerima. Dikatakannya, ini program superbesar sehingga perlu disiapkan dengan baik dan cermat.
“Hal yang wajar terjadi kekurangan di beberapa aspek untuk program yang cukup kompleks ini. Namun jika tidak dimulai, kita tak akan mengetahui kekurangan/kelemahan program ini. Saya juga tak sependapat jika kritik lalu menjadi tidak fokus, tidak proporsional, dan berlebihan. Sebaliknya, pemerintah tak perlu antikritik, terutama yang faktual, sepedas apa pun,” tuturnya.
“Hemat saya, akan sangat bagus jika pengalaman beberapa hari ini dievaluasi dan dijadikan bahan penyempurnaan konsep besar. Ini kesempatan melibatkan stakeholders untuk memberi masukan, aspirasi, dan keterlibatan. Terutama sekolah, komite, komunitas, pemerintah lokal, pelaku UMKM dan lain-lain,” sambungnya.
Dia menambahkan, untuk mendapatkan model yang tepat sesuai kompleksitas Indonesia, tak ada salahnya pelaksanaan di awal ini menjadi piloting. “Saya yakin masih cukup waktu bahkan akan banyak masukan berharga, termasuk untuk melakukan pengembangan ekosistem dan membangun kelembagaan yang solid. Seperti kata Presiden Prabowo, tak sekadar manfaat langsung bagi anak tetapi sekaligus menggerakkan perekonomian lokal,” jelasnya.
Menurut dia, kritik dan masukan yang ada dapat dikapitalisasi dan dikonversi menjadi keterlibatan. “Bagaimana memastikan infrastruktur yang memadai, pasokan yang kontinu, pengolahan makanan yang baik, standardisasi, distribusi yang cepat dan merata dengan melibatkan stakeholders lokal. Semoga program penting ini dapat terus disempurnakan, dilakukan monev yang baik, dan sesuai arahan Presiden - dipastikan efisien, tata kelola baik, dan tanpa korupsi,” pungkasnya.