Grid.ID-Isra Miraj merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang memperlihatkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW.
Peristiwa ini diperingati setiap tanggal 27 Rajab dalam kalender Hijriah.
Secara bahasa, Isra berarti perjalanan malam hari, sedangkan Miraj merujuk pada kenaikan ke langit.
Perjalanan ini terjadi dalam satu malam, sebagaimana termaktub dalam QS Al-Isra ayat 1:
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Isra Miraj dimulai dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjid Al-Aqsa di Yerusalem menggunakan Buraq, dilanjutkan dengan kenaikan ke langit ketujuh hingga mencapai Sidratul Muntaha.
Di tempat tersebut, Nabi Muhammad SAW menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah SWT.
Mengapa Isra Miraj Terjadi di Malam Hari?
Mengutip Kompas.com, Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitab Al-Ayatul Kubra fi Syarhi Qisshatil Isra menjelaskan bahwa malam hari memiliki nilai spiritual yang mendalam.
Malam adalah waktu yang sunyi, cocok untuk berkhalwat atau menyendiri mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hal ini juga dijelaskan dalam QS Al-Muzzammil ayat 2:
"Dirikanlah shalat di malam hari, kecuali sedikit."
Malam hari juga sering dikaitkan dengan hal-hal gaib yang sulit dicerna oleh logika manusia, yang relevan dengan kepercayaan pada hal-hal ilahiah.
Selain itu, malam merupakan waktu istirahat yang segar untuk pikiran, sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Furqan ayat 47:
"Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan menjadikan siang untuk bangun berusaha."
Malam juga menjadi waktu mulia di mana beberapa wahyu diturunkan.
Di samping itu, malam hari kerap menjadi waktu yang tepat untuk berkumpulnya seseorang dengan orang yang dikasihinya.
Itulah sebabnya, Allah SWT memberangkatkan Nabi Muhammad untuk Isra Miraj pada malam hari.
Hikmah Isra Miraj
Perjalanan Isra Miraj menyimpan banyak pelajaran dan hikmah yang relevan untuk kehidupan umat Muslim.
Mengutip Tribunnews.com, salah satu hikmah utama adalah memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Dalam perjalanan tersebut, Nabi Muhammad SAW melihat keagungan ciptaan Allah, seperti malaikat Jibril dengan enam ratus sayapnya, surga, dan neraka.
Selain itu, Isra Miraj mengajarkan pentingnya kesucian jiwa dan raga sebelum menghadap Allah SWT.
Sebelum perjalanan dimulai, hati Nabi Muhammad SAW dibersihkan oleh malaikat dengan air zamzam, sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadis:
"Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zam-zam, kemudian dikembalikan ke tempatnya dan memenuhinya dengan iman dan hikmah." (HR Bukhari).
Perjalanan ini juga menunjukkan kebenaran dan kepercayaan sejati, yang pertama kali diterima oleh Abu Bakar.
Ia dengan teguh membenarkan cerita Nabi Muhammad SAW meski banyak yang meragukan.
Kepercayaannya menjadi bukti iman yang mendalam, sehingga ia diberi gelar Ash-Shiddiq.
Isra Miraj tidak hanya sekadar perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, tetapi juga momentum penting untuk mengajarkan umat Islam tentang keimanan, kedekatan dengan Allah SWT, dan pentingnya melaksanakan shalat sebagai wujud pengabdian.