TRIBUN-MEDAN.com - Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan tetap berjalan selama bulan Ramadan mendatang.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa makanan akan disiapkan untuk dibawa pulang oleh anak-anak sekolah penerima manfaat sebagai hidangan berbuka puasa.
"Kami akan memberikan makanan yang bisa dibawa ke rumah untuk buka puasa. Jadi, bulan Ramadan pun kami, Badan Gizi, akan tetap menyelenggarakan itu (Makan Bergizi Gratis). Karena itu bagian yang penting dan bagian yang ditunggu oleh anak-anak," kata Dadan kepada wartawan di Kantor Pusat PBNU, Matraman, Jakarta Timur, Senin (20/1/2025).
Lebih lanjut, Dadan menjelaskan skema khusus bagi para santri di pondok pesantren yang juga menjadi penerima manfaat MBG.
Mereka akan menerima makanan saat berbuka puasa, menyesuaikan dengan aktivitas di pesantren.
"Nah, terkait dengan pelaksanaan di Ramadan di pesantren akan lebih mudah karena aktivitas masak akan seperti biasa dan akan dibagikan pada saat buka (puasa)," terangnya.
Saat ini, terdapat sekitar 30 ribu pesantren dengan 5 juta santri yang menjadi target penerima manfaat program MBG.
Dadan memastikan target tersebut akan dipenuhi secara bertahap di tahun 2025.
"Ini akan dipenuhi secara bertahap dan kalau akselerasi percepatan yang diminta Presiden ini bisa dilaksanakan, maka tahun 2025 seluruhnya akan tercapai," jelas Dadan.
Sebelumnya, Dadan Hindayana melakukan kunjungan ke Kantor Pusat PBNU dan bertemu dengan Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Ketua PBNU Alissa Qotrunnada Wahid, dan sejumlah pengurus lainnya.
Pertemuan tersebut membahas berbagai hal, termasuk program makan bergizi gratis dan realisasinya di Pondok Pesantren.
Dadan menekankan pentingnya peran NU sebagai mitra BGN dalam meningkatkan pelayanan dan menyukseskan program MBG.
Ia menyebutkan bahwa sekitar 5 juta santri di seluruh Indonesia termasuk dalam target penerima manfaat program ini.
“Dan keberadaan NU saya kira akan mempercepat proses pelayanan makanan bergizi sama seperti yang diharapkan oleh Bapak Presiden dan dengan kerjasama antar lembaga kegiatan ini akan berjalan secara formal dan juga lebih sistematis,” pungkas Dadan.
Curhat Pemilik Kantin Sekolah
Sejak dimulai pada Senin (6/1/2025), program makan siang gratis di sekolah menuai banyak sorotan.
Tak hanya dari menu makanan, namun juga mengenai kondisi kantin-kantin di sekolah.
Program makan bergizi gratis atau MBG ternyata membuat pedagang kantin sekolah kebingungan.
Program Presiden Prabowo yang mendukung para siswa itu ternyata berdampak pada pedagang kantin di sekolah-sekolah.
Seperti salah satunya dialami di SDN Kedung Badak 1 Kota Bogor.
Diketahui, [emberian makan bergizi gratis di SDN Kedung Badak 1 Kota Bogor ini terus berlangsung hingga saat ini.
Pemberian ini diujicobakan pertama kali pada bulan November 2024 lalu.
Namun pemilik kantin Agus Sunandar (36) mengatakan, omzet pendapatannya menurun sampai 50 persen setiap harinya.
"Lumayan berdampak juga. Lebih dari 50 persen omzet menurun," ujar Agus saat berbincang dengan TribunnewsBogor.com di kantin miliknya, Kamis (9/1/2025).
Agus melanjutkan, biasanya setiap harinya ia mendapatkan omzet sebesar Rp800-1 juta setiap harinya, sebelum adanya program makan bergizi gratis.
"Namun sekarang paling dapat itu Rp400 ribu setiap hari," ungkapnya.
Para pelajar yang mendapatkan makan bergizi gratis ini pun tidak selalu jajan ke kantin miliknya.
"Sudah dipenuhi kan. Makannya, terus susunya juga, bahkan ada buahnya. Mereka juga jajannya jadi sedikit gitu," bebernya.
Ia berharap, pemerintah pusat memerhatikan nasib kantin yang memang setiap hari berjualan di depan sekolah.
"Harapannya pemerintah memerhatikan juga," kata Agus.
"Karena kami juga berjuang untuk makan pagi sampai sore. Kebutuhan lah intinya," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno mengatakan, pemerintah pusat sudah memikirkan hal itu.
Kantin nantinya direncanakan untuk naik kelas menjadi UMKM yang dilibatkan di program makan bergizi gratis ini.
"Tetapi kami yakini nanti kantin bisa dilibatkan dalam kegiatan pelaksanaan MBG. Mungkin penyediaan sumber makanannya."
"Jadi kantin bisa beralih nanti menjadi UMKM yang ikut menyediakan sayurnya, telurnya, dagingnya, ayamnya dan lain-lain," kata Eddy Soeparno kepada TribunnewsBogor.com saat meninjau MBG di SDN Kedung Badak 1.
Meski begitu, sambung Eddy, saat ini masih banyak pelajar yang tetap jajan ke kantin.
Namun jumlah jajanannya tidak terlalu banyak.
"Memang itu tidak bisa dipungkiri ada penurunan omzet. Karena anak-anaknya juga sudah mendapat makan."
"Tapi, banyak juga anak-anak mengatakan masih jajan. Mungkin jumlahnya tidak sebesar yang dilakukan sebelum adanya MBG ini," tandasnya.
(*/ Tribun-medan.com)