Beberapa hari terakhir, aplikasi FaceApp sukses menjadi viral dan trending topic di seluruh dunia. Apalagi banyak pengguna yang memviralkan tantangan #AgeChallenge, termasuk di Indonesia.
Nah, berbicara mengenai aplikasi ini, berikut beberapa fakta menariknya?
FaceApp sendiri memiliki beberapa efek, seperti memberikan efek cerah pada kulit, mengubah wajah anda menjadi versi wanita dan pria sesuai pilihan, serta yang sedang populer saat ini, mengubah wajah Anda menjadi versi tua wajah Anda.
FaceApp memungkinkan Anda menyimpan sejumlah foto yang telah dipilih pengguna dalam waktu yang singkat, untuk mendukung "performa dan lalu lintas", misalnya melihat apakah pengguna mengunggah foto yang sama berulang kali.
Dengan kepopuleran yang didapat oleh FaceApp, sejumlah aplikasi tiruan-yang kurang dikenal-tiba-tiba melesat dan bertengger pada posisi teratas di App Store dan Google Play.
"Neural network mampu memodifikasi wajah pada semua foto dengan tetap menjaga kualitas photorealistic atau keasliannya. Contohnya, dia bisa menambahkan senyum, mengubah jenis kelami dan usia, atau mengubah terlihat lebih rupawan," tutur Goncharov dikutip dari Tech Crunch.
Teknologi ini juga sudah digunakan di aplikasi lain seperti Meitu yang sempat viral, dan tentunya Snapchat yang kemudian ditiru Instagram. Namun, Goncharov menyatakan bahwa FaceApp tidak menggunakan filter seperti di media sosial.
Kemampuan deep learning membuat modifikasi wajah di foto mampu menganalisis struktur atau hal identik dari wajah sehingga hasil foto menggunakan FaceApp terlihat sangat asli. Ini yang dimaksud dengan photorealism.
Jadi teknologi juga melakukan proses analisis dan belajar atau machine learning. Berbeda dengan menggunakan filter yang hasil foto modifikasi masih terlihat mirip atau malah sangat palsu. Goncharov mengklaim hasil modifikasi foto di FaceApp masih yang terbaik.
Pasalnya, FaceApp ternyata bisa saja menyebarkan, menyimpan, bahkan menjual foto pengguna untuk tujuan komersial meski foto tersebut telah dihapus.
Kemungkinan itu tertuang dalam bagian persetujuan dan ketentuan pemakaian dari aplikasi FaceApp.
Bagian tersebut biasanya memang jarang dibaca karena kebanyakan pengguna cenderung buru-buru menekan tombol agree.
Di sini, tepatnya di bagian ketentuan user content, FaceApp mengatakan. Dengan memakai FaceApp, Anda akan sepenuhnya menyerahkan hak atas foto Anda yang dihasilkan lewat aplikasi tersebut ke pihak developer seperti dikutip Apple Insider.
Kemudian, setelah memiliki hak penuh atas foto Anda, FaceApp berhak melakukan apa pun dengan materi tersebut, termasuk meyebarkannya dan menggunakannya untuk keperluan komersial tanpa perlu meminta izin ataupun memberikan kompensasi kepada Anda.
FaceApp menyatakan sebagian besar proses menyunting gambar, termasuk efek wajah tua, dilakukan di cloud. Mereka hanya mengunggah foto-foto yang telah dipilih untuk disunting.
"Sebagian besar gambar dihapus dari server kami dalam waktu 48 jam dari waktu mengunggah," kata FaceApp.
FaceApp memastikan tidak ada data pengguna yang dikirim ke Rusia, meski pusat penelitian dan pengembangan mereka terletak di negara tersebut. FaceApp menggunakan penyimpanan dan awan di luar Rusia.
Pendiri FaceApp, Yaroslav Goncharow belakangan menyatakan mereka menggunakan cloud dari AWS dan Google Cloud. "Kami tidak menjual atau membagikan data pengguna ke pihak ketiga," kata FaceApp.
FaceApp memastikan foto pengguna tidak akan berpindah tempat karena mereka tidak perlu log in untuk menggunakan aplikasi tersebut.
Yeo Siang Tiong (General Manager untuk Kaspersky SEA) mengatakan “Sebuah aplikasi menjadi viral-seperti FacApp-di berbagai platform media sosial dan menjadi sorotan sering terjadi."
"Di masa masyarakat yang takut ketinggalan tren (FOMO atau Fear of Missing Out) bisa membuat pengguna tidak peduli dengan keamanan-seperti memberikan izin aplikasi tanpa dipikirkan masak-masak."
Kaspersky mengungkap data, ada mayoritas (63 persen) konsumen tidak membaca perjanjian lisensi dan 43 persen hanya mencentang semua izin privasi, ketika mereka menginstal aplikasi baru.
Pada dasarnya, memang tidak ada salahnya mengikuti tren yang terjadi di media sosial saat ini. Akan tetapi, ada baiknya untuk berhati-hati memberikan aplikasi FaceApp atau yang lainnya akses ke dalam kontak, foto, pesan pribadi, dan lainnya.
Karena bila mengklik "Allow" tanpa pikir panjang, bukan hal yang tidak mungkin pembuat aplikasi resmi ataupun ilegal untuk mengakses hal yang seharusnya tetap menjadi data rahasia Anda.
Ketika data sensitif ini diretas atau disalahgunakan, aplikasi viral macam FaceApp pun dapat memanfaatkan celah untuk dieksploitasi oleh peretas menyebarkan virus berbahaya.
Adapun berikut ini adalah beberapa langkah dasar yang dapat kamu lakukan:
Anehnya, AgingBooth sama sekali belum mendapatkan pembaruan hampir tiga tahun. Tetapi, dalam sepekan terakhir ini aplikasi tersebut sudah diunduh lebih dari 2,2 juta kali, berdasarkan data dari Sensor Tower.
Tidak seperti FaceApp yang menghadirkan 'permak' wajah lebih realistis, efek AgingBooth terlihat lebih seperti kartun.
Aplikasi lain dengan kualitas meragukan juga menuai popularitas. Dibuat oleh pengembang asal Tiongkok, Akie Mine, aplikasi berjudul faceapp! juga beranjak ke posisi teratas di peringkat App Store dalam beberapa hari terakhir.
Tampil dengan ikon mirip FaceApp, anehnya aplikasi ini tidak memiliki fitur yang dapat mengubah usia. Terakhir, Oldify adalah aplikasi klon FaceApp yang populer baru-baru ini. Berumur 6 tahun, aplikasi ini tidak dapat diunduh secara gratis.
Dibanderol harga Rp13 ribu, Oldify saat ini masuk ke dalam daftar teratas aplikasi berbayar di iOS dan sudah diunduh sebanyak 330 ribu kali dalam seminggu terakhir.