Aktivitas di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) berjalan seperti biasa, pada Selasa (21/1/2025).
Sebelumnya sejumlah pegawai di Kemendiktisaintek melakukan aksi demonstrasi mengecam dugaan pemecatan pegawai kementerian di depan Kantor Kemendikti Saintek, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025) kemarin.
Pantauan Tribunnews.com, beberapa pegawai dan pengunjung tampak berlalu lalang di lobi kantor Kemendiktisaintek.
Mereka hendak melakukan urusannya masingmasing.
Kemudian, saat jam istirahat makan siang tiba sekira pukul 12.00 WIB, para pegawai terlihat berjalan menuju ke kantin untuk membeli makanan.
Hal yang berbeda terlihat di depan lobi gedung, di mana sudah tidak ada lagi beberapa karangan bunga berisi kalimat bernada protes terhadap Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro, yang dipasang para peserta aksi sebagai sarana penyampaian pendapat.
Adapun pada Selasa ini, lebih dari lima karangan bunga diletakkan berjajar di dua sisi jalan di depan lobi kantor Kemendiktisaintek.
Karangan bunga tersebut berisi ucapan selamat atas pelantikan sejumlah pejabat di lingkungan Kemendiktisaintek.
"(Karangan bunga aksi demonstrasi) sudah dipindahkan. Ini sudah bukan karangan bunga yang kemarin," ucap seorang petugas keamanan berseragam cokelat, saat ditemui.
Petugas keamanan tersebut mengatakan, pemindahan karangan bunga berisi kalimat bernada protes dari para peserta aksi itu bukan arahan dari Mendiktisaintek.
Ia tidak menjelaskan lebih lanjut ke mana sejumlah karangan bunga dari para peserta aksi itu dipindahkan.
Adapun petugas keamanan tersebut menyampaikan, Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro bekerja di kantor, pada Selasa ini.
Perihal Satryo yang hadir dan bekerja di kantor Kemendiktisaintek itu juga dibenarkan dua orang resepsionis yang bekerja di kementerian tersebut.
Satu di antara dua resepsionis berseragam biru tua itu juga membenarkan Satryo tiba di gedung tersebut sekira pukul 10.00 WIB.
"Iya, (Mendiktisaintek) datang tadi kirakira jam 10.00 WIB," ungkap wanita yang mengenakan kerudung berwarna sama dengan seragamnya itu.
Kehadiran Satrio di kantornya juga diperkuat dengan mobil Toyota Crown hitam berpelat RI 25, yang terparkir di basement Gedung Kemendiktisaintek.
Sementara itu, beberapa pegawai di Kemendiktisaintek mengaku belum begitu mengenal Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Satu di antaranya, Zaky, yang sudah dua tahun bekerja di Kemendiktisaintek.
Ia mengungkapkan, belum ada acaraacara tertentu yang menjadi irisan pertemuannya dengan Mendiktisaintek.
Tak hanya itu, menurutnya, Satryo tentu lebih sering terlibat pekerjaan dengan jajaran pimpinan di Kemendiktisaintek.
"Enggak pernah ketemu juga sih (dengan Mendikti Saintek). Belum ada acara bareng juga. Makanya soal aksi kemarin juga kurang tahu orangnya gimana," ungkap Zaky, kepada Tribunnews.
Serupa dengan Zaky, satu di antara petugas keamanan di Gedung Kemendiktisaintek juga mengatakan dia belum begitu mengenal Satryo.
Hal itu dikarenakan, dia hanya bertemu Satryo di saat Mendiktisaintek itu tiba di kantor pada pagi hari dan hendak pulang ke kediamannya pada sore hari.
Menurutnya, dari pertemuanpertemuan tersebut, belum pernah ada komunikasi dengan Satryo walaupun hanya sekadar bertegur sapa.
"Ketemu beliau (Mendiktisaintek Satryo) kan pas datang atau pas mau pulang kerja. Belum pernah ngobrol. Jadi ya menyambut aja," tutur petugas keamanan itu.
Selanjutnya, satu di antara beberapa sopir Mendiktisaintek, menyebut ia telah bekerja kurang lebih 15 tahun di Kemendiktisaintek.
Ia mengaku sempat menjadi sopir untuk Mendikbud Nadiem Makariem di era pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
Berdasarkan pengalaman tersebut, menurutnya, Satryo merupakan sosok yang lebih serius daripada Mendikbud Nadiem Makariem.
"Pak Satryo lebih serius ya. Kalau Pak Nadiem karena jiwa muda," ungkap pria yang saat ditemui mengenakan kemeja batik hitam itu.
Kemudian, ia membenarkan, Mendiktisaintek Satryo kerap mengajak pegawainya makan di saat dia sedang makan.
"Beliau (Mendiktisaintek) paham juga kalau kita kasih tahu, misalnya kondisinya urgent dan jalanan sedang macet, kita enggak bisa cepatcepat nyetirnya," ungkap sopir menteri itu.
Ia tidak membeberkan lebih lanjut bagaimana sosok Satryo.
Apalagi terkait respons Mendiktisaintek itu terkait isu yang menimpanya beberapa waktu terakhir.
Menurutnya, menjaga privasi pimpinan merupakan standar operasional prosedur (SOP) profesinya.
Berakhir DamaiSekretaris Jenderal Kemendiktisaintek, Togar M Simatupang mengatakan, Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro sudah bertemu dengan pihakpihak terkait, termasuk Neni hingga Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno.
Pada pertemuan tersebut, kata Togar, semua pihak saling menerima dan memaafkan satu sama lain.
"Pertemuan terjadi di rumah dinas Pak Menteri pukul 19.30 WIB. Di situ terjadi perbincangan dari mulai aspirasi perbedaan yang ada sampai rekonsiliasi."
"Saling menerima, memaafkan dan juga meluruskan halhal yang perlu diluruskan," ujarnya kepada wartawan, Senin (20/1/2025) malam.
Togar pun mengungkapkan bahwa perdamaian ini menjadi akhir dari demonstrasi pegawai Kemendiktisaintek pada Senin lalu itu.
Neni pun disebutkan tetap bekerja di Kemendiktisaintek setelah kisruh yang terjadi ini.
"Iya (tetap di Kemendiktisaintek)," kata Togar.
Menurut Togar, selama ini terjadi salah paham yang terjadi antara kedua pihak.
"Iyalah (damai). Kita harus dewasa dalam menyikapi perbedaaan. Kan ini ada perbedaan miskom, interkultural, perseptual, dan macammacam. Ini kan biasa dalam pemekaran organisasi," ucapnya.
Sementara, Neni Herlina, mengaku sudah lega mengetahui hasil pertemuan di kediaman Satryo, bahwa dia masih diberi kesempatan bekerja di Kemendiktisaintek.
Ia mengaku bersyukur dan mengambil hikmah dari persoalan yang menimpanya, beberapa waktu lalu.
"Alhamdulillah, pada malam itu kita ada berkomunikasi, bersilaturahmi dan itu kita saling memaafkan," ucap Neni, yang mengenakan pakaian batik dan kerudung warna biru dalam konferensi pers, Selasa.
Usai konferensi pers tersebut, beberapa pegawai Kemendiktisaintek tampak menghampiri dan menyampaikan kalimatkalimat dukungan terhadap Neni.
Tak jarang, sebagian perempuan yang merupakan teman kerja Neni tampak memeluk erat ASN yang sudah bekerja lebih dari 20 tahun di Kemendiktisaintek itu.