Masa Depan Kesehatan Digital, Telehealth dan Genomik Membentuk Perilaku Preventif Generasi Muda
Poetri Hanzani January 24, 2025 02:34 PM

Nakita.id -Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa 69% anak muda Indonesia kini memanfaatkan layanan telehealth, dengan sebagian besar menggunakan lebih dari satu aplikasi. Tren ini didukung oleh berbagai inovasi digital yang memungkinkan pemantauan kesehatan secara lebih personal dan berbasis data.

Selain itu, survei menunjukkan bahwa 6 dari 10 anak muda menggunakan smartwatch untuk melacak kondisi kesehatan mereka, menandakan peningkatan kesadaran akan pentingnya pencegahan. Dalam satu dekade terakhir, generasi muda telah mengalami transformasi besar dalam pengambilan keputusan terkait kesehatan. Jika sebelumnya pilihan kesehatan didominasi oleh pengaruh orang tua, kini individu semakin mandiri dalam menentukan solusi kesehatan mereka, berkat meningkatnya literasi digital dan kemudahan akses informasi yang tersedia di berbagai platform.

Sebagai bagian dari diskusi mengenai transformasi kesehatan digital, acara Power Lunch dengan tema “Healthtech: Melampaui Batas Inovasi” yang diselenggarakan oleh GDP Venture menjadi ajang bagi para pemimpin industri untuk membahas inovasi dalam bidang telehealth dan genomik.

Acara ini menghadirkan para pakar dari sektor kesehatan, teknologi, dan pemerintah untuk berbagi wawasan mengenai masa depan layanan kesehatan berbasis teknologi, seperti Setiaji, Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; Suwandi Ahmad, Chief Data OfficerLokadata.id; Alfonsius Timboel, Chief Operating Officer Halodoc; Levana Sani, CEO Nalagenetics; dan dr. Natalia Zwensi A., M.Sc, praktisi Genomic Medicine.

Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.id, mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, terhadap pentingnya kesehatan meningkat pesat, terutama setelah pandemi.

“Sebanyak 43% anak muda Indonesia rutin memeriksakan diri ke dokter setidaknya sekali dalam setahun. Mereka juga aktif menggunakan aplikasi telehealth untuk mengakses layanan kesehatan dengan mudah dan cepat. Generasi muda kini juga semakin memahami pentingnya pencegahan dini sebagai langkah vital untuk menjaga kesehatan, bukan hanya untuk menangani penyakit tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan,” jelasnya.

Data dari Lokadata menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terutama di kalangan generasi muda, dengan 24% telah menjalani gaya hidup sehat melalui olahraga teratur, pola makan seimbang, dan tidur yang cukup, serta 6 dari 10 anak muda menggunakan smartwatch untuk memantau kondisi kesehatan mereka.

Menariknya, 73% generasi muda juga semakin menyadari pentingnya kesehatan mental, dengan banyak yang memanfaatkan aplikasi digital untuk mendukung kesejahteraan psikologis mereka. Tren ini mencerminkan pergeseran paradigma signifikan dari fokus pada pengobatan menuju pendekatan preventif dan holistik, di mana semakin luasnya akses terhadap teknologi kesehatan dan edukasi mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk melihat kesehatan sebagai investasi jangka panjang, baik secara fisik maupun mental. Namun, meskipun adopsi healthtech berkembang di kota-kota besar, tantangan tetap ada di daerah terpencil.

“Literasi digital masih menjadi kendala utama di luar kota besar. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan teknologi kesehatan bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat, salah satu upaya yang dilakukan Halodoc juga secara aktif mengedukasi masyarakat melalui konten-konten di berbagai platform komunikasi.” jelas Alfonsius Timboel, Chief Operating Officer Halodoc.

Di sisi pemerintah, Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) pada Februari 2025. Program ini bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit tidak menular, dengan target melayani hingga 60 juta orang pada tahun pertama dan 200 juta warga dalam lima tahun ke depan.

“Program ini dirancang untuk mencakup semua lapisan masyarakat, mulai dari bayi hingga lansia, dengan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif. Kami juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan alat pemeriksaan yang memadai,” ungkap Setiaji, Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga menginisiasi sandbox pada tahun 2023 untuk memberikan perlindungan kepada pasien pengguna layanan telehealth. Platform yang memenuhi standar dapat menggunakan logo Kementerian Kesehatan, yang menjamin bahwa layanan tersebut aman dan terpercaya. Pendekatan berbasis genetik menjadi inovasi penting dalam sektor kesehatan preventif.

Levana Sani, Co-founder & CEO Nalagenetics, menjelaskan, “Sekitar 40% dari penyakit dipengaruhi oleh faktor genetik. Dengan teknologi genetika, kita dapat memberikan solusi yang lebih tepat sasaran untuk pencegahan dan pengobatan.”

Nalagenetics mengembangkan solusi DNA untuk mencegah penyakit seperti kanker, kardiometabolik, dan neurodegeneratif, serta bekerja sama dengan komunitas untuk mendukung kelompok pasien dengan indikasi genetik tertentu. Hal ini menciptakan pendekatan holistik dalam perawatan kesehatan.

Hal senada diungkapkan oleh dr. Natalia Zwensi A., M.Sc, Praktisi Kedokteran Genomik, yang menjelaskan bahwa analisis genomik mampu mendeteksi risiko kesehatan secara dini, memungkinkan perawatan yang personal dan berbasis data.

“Tes DNA bukanlah diagnosis, melainkan alat prediksi risiko sebelum gejala muncul. Dengan demikian, individu dapat mengambil langkah pencegahan lebih awal”.

Inovasi teknologi terus menjadi ujung tombak dalam memperluas akses layanan kesehatan. Halodoc, misalnya, menawarkan layanan homecare seperti tes darah, vaksinasi, immune booster, kunjungan dokter, dan pemeriksaan kesehatan di rumah.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan OJK untuk mengembangkan konsep Health Checking, sebuah sistem mirip BI Checking yang memungkinkan individu mengakses rekam medis secara aman dan transparan.

Meski demikian, isu keamanan data tetap menjadi perhatian utama. Levana Sani menjelaskan bahwa Nalagenetics telah menerapkan standar keamanan data ISO 27001 untuk melindungi privasi pasien.

Di sisi regulasi, Setiaji menambahkan bahwa Material Transfer Agreement (MTA) juga diterapkan untuk memastikan pemanfaatan data secara bertanggung jawab sesuai PP 28 Pasal 1208.

Dengan berbagai inisiatif dan inovasi yang ada, sektor kesehatan digital di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh. Pada tahun 2040, diperkirakan 60% dari pengeluaran kesehatan akan diarahkan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, yang menunjukkan pentingnya investasi dalam langkah-langkah preventif.

Melalui kolaborasi yang erat dan adopsi teknologi yang tepat, Indonesia dapat mencapai layanan kesehatan yang lebih inklusif, efisien, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.