Sri Mulyani Buka Suara soal BGN Butuh Rp 100 Triliun untuk Makan Bergizi Gratis
kumparanBISNIS January 25, 2025 01:26 AM
Menteri Keuangan Sri Mulyani menanggapi kebutuhan tambahan dana sebesar Rp 100 triliun yang diajukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis. Program ini rencananya akan diperluas secara signifikan untuk mencakup lebih banyak titik pelayanan di seluruh Indonesia.
"Arahnya kan Bapak Presiden memang menghendaki dengan banyaknya sekolah, anak-anak sekolah. Yang kami sampaikan kapasitas untuk melaksanakan itu dari makan bergizi gratisnya sendiri agar secara administrasi, governance, tata kelola, akuntabilitas kualitas tetap terjaga, itu yang terus coba ditingkatkan," kata Sri Mulyani kepada wartawan di Kantor Kemenkeu, Jumat (24/1).
Dia juga menyoroti program Makan Bergizi Gratis yang merupakan instansi baru. Menurutnya, pemerintah menghadapi tugas yang besar dan kompleks dengan terbentuknya instansi baru ini.
“Ini juga tugas yang begitu besar dan rumit memang perlu dibantu oleh banyak pihak, dan kami semua lagi berusaha untuk memperkuatnya," ujarnya.
Terkait tambahan dana Rp 100 triliun, Sri Mulyani belum memberikan kepastian. "Ya nanti kita lihat, kan yang seperti disampaikan oleh pimpinan MBG, 200 titik akan menjadi 5.000 titik. Jumlah titik-titik pelayanannya akan meningkat dan pasti itu akan meningkatkan kompleksitas. Itu yang harus kita jaga," tegasnya.
Siswa bersiap menyantap menu makan bergizi gratis perdana di SD Santo Michael Bilogae, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Senin (20/1/2025). Foto: Martinus Eguay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Siswa bersiap menyantap menu makan bergizi gratis perdana di SD Santo Michael Bilogae, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Senin (20/1/2025). Foto: Martinus Eguay/ANTARA FOTO
Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana menyebut anggaran makan bergizi gratis bisa ditambah menjadi Rp 100 triliun. Anggaran ini diperlukan guna memastikan 82,9 juta masyarakat, termasuk anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, mendapatkan manfaat program tersebut pada akhir tahun 2025.
"Dengar ya, kenapa Pak Presiden gelisah? Karena banyak anak yang belum mendapatkan. Itu artinya, beliau sedang memikirkan untuk mempercepat proses ini, sehingga di akhir 2025, 82,9 juta itu bisa segera mendapatkan manfaat. Itu artinya, pasti beliau sedang memikirkan tambahan anggaran," kata Dadan dalam konferensi pers di Istana Negara, Jumat (17/1).
Dadan mengungkapkan, BGN telah menghitung kebutuhan anggaran untuk mencapai target tersebut. Jika tambahan anggaran bisa direalisasikan pada September mendatang, maka Rp 100 triliun dianggap cukup.
"Gini, kalau dari hitungan badan gizi, kalau tambahan itu terjadi di September, sebetulnya 100 triliun sudah cukup untuk memberi makan 82,9 juta," jelasnya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.