Klaim Elon Musk Tak Akurat tentang Antidepresan, Obat Depresi yang Bikin Heboh Amerika
GH News January 29, 2025 01:06 PM
JAKARTA - Klaim Elon Musk tentang antidepresan "diresepkan secara berlebihan" di Amerika Serikat yang diunggah di X dinilai tidak akurat. Hal ini dibantah Profesor Epidemiologi di Columbia University.

"[Elon Musk] hanya sebagian benar. Faktanya, kita punya masalah dengan resep antidepresan yang berlebihan dan resep yang kurang," kata Profesor Epidemiologi di Columbia University, Irving Medical Center Mark Olfson kepada Newsweek.



"Beberapa orang dewasa yang diberi resep antidepresan bisa saja diobati secara efektif dengan terapi perilaku kognitif atau psikoterapi berbasis bukti lainnya, tanpa antidepresan, jika tersedia untuk mereka," kata Olfson.

Orang dewasa lainnya, tutur dia, mengonsumsi antidepresan lebih lama dari yang mereka butuhkan. Namun, juga benar bahwa sejumlah besar orang dewasa dengan depresi dan kecemasan yang signifikan bisa mendapat manfaat dari antidepresan, tetapi tidak menerima pengobatan apa pun untuk gejala mereka.

Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk menangani depresi. Obat ini bekerja dengan cara menyeimbangkan senyawa kimia alami di dalam otak yang disebut neurotransmiter. Cara kerja ini bisa membantu memperbaiki dan menyeimbangkan suasana hati dan emosi penderita depresi.

Penggunaan Antidepresan di AS Bikin Heboh

Di Amerika Serikat, sekira satu dari delapan orang dewasa mengonsumsi obat antidepresan, kata Olfson. Penggunaan antidepresan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Selama periode dua tahun antara April 2018 dan Maret 2020, ada 29,2 juta resep antidepresan di AS. Angka itu meningkat menjadi 32,1 juta antara April 2020 dan 2022.

Peningkatan ini disebabkan oleh tingkat depresi yang lebih tinggi pada populasi AS, dan peningkatan "layanan kesehatan telemental," yang telah meningkatkan kebutuhan akan antidepresan, serta menyediakan akses yang lebih besar kepada obat-obatan tersebut.

"Kemungkinan ada beberapa alasan mengapa AS memimpin dunia dalam hal peresepan antidepresan," Konsultan Psikiater dan Anggota Royal College of Psychiatrists di Inggris, Dr. Paul Keedwell.

"Salah satu penjelasannya adalah pengamatan bahwa AS adalah salah satu budaya yang paling kompetitif dan teratomisasi di dunia, dengan tingkat stres yang tinggi terkait pekerjaan," kata Keedwell.

Penjelasan lainnya adalah AS memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap masalah kesehatan mental dan keterbukaan untuk mencari bantuan.

"Kedua, AS adalah satu dari hanya dua negara di dunia yang mengizinkan antidepresan dipasarkan langsung kepada konsumen, yang mau tidak mau meningkatkan tekanan pada dokter untuk meresepkannya," ujarnya.

"Terakhir, ada kecurigaan bahwa setidaknya beberapa dokter memiliki ambang batas yang rendah untuk meresepkan. Itu berarti bahwa, dalam sistem swasta tempat penyedia layanan saling bersaing, pelanggan dapat mencari-cari hingga seseorang meresepkannya untuk mereka," kata dia lagi.

Masalah lain di AS, kata Keedwell, adalah tidak adanya larangan langsung atas hadiah atau insentif bagi dokter. Meskipun resep antidepresan secara keseluruhan meningkat di AS, masih ada orang yang tidak mendapatkan obat yang dapat membantu mereka mengatasi masalah tersebut.



"Kami tahu dari survei rumah tangga bahwa banyak orang dewasa AS dengan depresi berat dan gangguan kecemasan, yang dapat memperoleh manfaat dari perawatan antidepresan tidak menerima obat-obatan ini," kata Olfson.

"Meskipun kemajuan telah dicapai dalam menyediakan perawatan kesehatan mental secara lebih luas, dan hambatan sikap telah mulai berkurang, masih banyak orang dewasa yang tidak menerima perawatan untuk depresi karena hambatan sikap, keuangan, geografis, dan hambatan lainnya."
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.