Polisi mengungkap siasat bejat tersangka Wahyudin (40), guru ngaji di Ciledug, Kota Tangerang sebelum mencabuli murid-muridnya. Korban diberikan ponsel hingga Wi-Fi untuk nge-hotspot secara gratis.
"Tersangka W alias I menyediakan kurang lebih 8 unit HP dengan maksud agar korban anak bisa bermain HP secara gratis di rumah W alias I," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Dia juga menyiapkan makanan bagi para korban. Tujuannya untuk memperlancar aksi bejatnya.
"Juga menyediakan hotspot secara gratis dan selalu menyediakan makanan dan memberikan rokok kepada anak korban guna memperlancar perbuatan cabulnya," katanya.
Setelah melakukan aksi bejatnya, tersangka Wahyudin memberikan uang kepada para korban.
"Kemudian setelah selesai tersangka melakukan perbuatan cabul, tersangka W alias I juga memberikan imbalan berupa uang antara Rp 20-50 ribu. Itu gambaran modus operandi tersangka untuk menarik para korban," jelas Wira.
Wira mengungkap jumlah korban saat ini mencapai 20 orang. Rata-rata korban berusia anak.
"Korban sudah mencapai 20 orang," kata Wira.
Wira mengatakan tersangka Wahyudin sudah bertahun-tahun melakukan aksi cabul tersebut. Pencabulan ini dilakukan di rumahnya di Sudimara, Kecamatan Ciledug.
"Tersangka W alias I berdasarkan keterangan yang ada telah melakukan perbuatan pencabulan ini mulai tahun 2017 sampai 2024," ujar Wira.
"Seluruh kejadian tersebut dilakukan di rumah tersangka W alias I," sambungnya.
Kasus ini sebelumnya dilaporkan oleh orang tua korban pada 23 Desember 2024. Tetapi, sebulan sebelum dilaporkan, Wahyudin melarikan diri dari rumahnya di Sudimara, Ciledug, Kota Tangerang.
Wahyudin ditangkap oleh tim gabungan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota, pada Rabu (29/1) di tempat persembunyiannya di Serang, Banten.