Pentingnya Nutrisi untuk Anak Bangsa demi Generasi Maju Bebas Stunting
GH News January 31, 2025 06:08 PM
JAKARTA – Stunting pada anak masih menjadi tantangan kesehatan yang dihadapi keluarga Indonesia. Upaya pencegahan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tapi semua elemen bangsa. Maka sangat diperlukan kolaborasi multipihak dalam mendukung pemerintah mempercepat upaya penurunan angka stunting.

Diketahui prevalensi stunting pada anak Indonesia saat ini masih perlu diwaspadai. Berdasarkan data SKI 2023 dilihat bahwa 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting.

Berbagai penyebab dalam permasalahan ini disebabkan oleh rendahnya pemahaman, rendahnya pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin karena kesadaran masyarakat dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan.

Tanpa penanganan yang tepat, permasalahan stunting akan mempengaruhi kesehatan anak di masa depan, sehingga dapat menghambat cita-cita bangsa untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.

Dokter Spesialis Anak, dr. Agnes Tri Harjaningrum, MsC, Sp.A mengatakan, kejadian stunting pada anak bahkan dapat dicegah sejak ibu hamil. Lalu di 1.000 hari pertama, harus diperhatikan betul asupan nutrisi dan pemantauan pertumbuhannya.

Sebab, jika sudah terlanjur stunting dan tidak diperbaiki di usia balita, dampaknya bisa berlanjut hingga dewasa. Oleh karena itu, lanjut dr. Agnes, selain edukasi berkelanjutan mengenai dampak stunting, penting juga untuk memperhatikan asupan nutrisi yang tepat.

"Hal inilah yang perlu menjadi perhatian kita semua, tidak hanya bagi orangtua dan pemerintah, tetapi juga pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk melawan dan mencegah stunting yang dapat menghambat terwujudnya generasi emas Indonesia 2045,” kayanya.

Bertepatan dengan momentum Hari Gizi Nasional 2025, Alfamart dan Sarihusada meluncurkan program “Bantuan Nutrisi Untuk Anak Bangsa”. Corporate Communications General Manager Alfamart, Rani Wijaya mengatakan, pihaknya melanjutkan komitmen untuk membantu para ibu dan anak Indonesia melalui berbagai program sosial yang dapat dirasakan langsung.

Pada 2024 lalu pihaknya sukses menjalankan program satu telur sehari di 12 lokasi kota/kabupaten selama 3-6 bulan. Tahun ini lebih masif lagi dengan 24 lokasi menjadi fokus utama dalam membantu menurunkan angka prevalensi pada anak.

Corporate Communications Director Sarihusada, Arif Mujahidin mengatakan mendukung penurunan angka stunting. Pihaknya yakin, bantuan itu dapat memberikan dampak positif ke lebih banyak orang. "Ini untuk mendukung pemerintah menurunkan prevalensi stunting anak," tandasnya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.