Esai Foto: Tantangan Pemimpin Baru Hadapi Jakarta yang Rawan Banjir
kumparanNEWS February 03, 2025 06:42 PM
Jakarta terus menghadapi ancaman banjir yang semakin kompleks. Tingginya curah hujan, kiriman air dari hulu, serta pasang laut (rob) menjadi faktor utama yang menyebabkan ibu kota kerap dilanda genangan. Hujan berintensitas tinggi dalam waktu lama mengisi saluran air dan cekungan hingga meluap ke pemukiman warga.
Berdasarkan laman pantaubanjir.jakarta.go.id, sistem drainase Jakarta sebenarnya telah dirancang untuk menampung curah hujan hingga 120 mm per hari. Namun, dalam beberapa kejadian hujan ekstrem, kapasitas tersebut tidak mencukupi.
Salah satu contohnya adalah pada 1 Januari 2020, ketika curah hujan mencapai 377 mm per hari, tertinggi dalam 24 tahun, yang menyebabkan banjir besar di berbagai wilayah.
Selain itu, Jakarta juga menghadapi banjir kiriman dari 13 sungai yang mengalir ke ibu kota. Hujan deras di daerah hulu, seperti di Jawa Barat dan Banten, membuat debit air meningkat dan terbawa ke Jakarta sebelum akhirnya bermuara ke laut. Ketika kapasitas sungai tidak cukup menampung aliran air, limpasan pun terjadi, menggenangi bantaran sungai serta kawasan sekitarnya.
Ancaman lain yang tak kalah serius adalah rob, yang kerap melanda daerah pesisir Jakarta. Selain faktor pasang laut, penurunan muka tanah di utara Jakarta semakin memperburuk dampaknya. Kombinasi faktor-faktor ini membuat beberapa wilayah semakin sering terendam, bahkan dalam kondisi tanpa hujan.
Dalam debat terakhir Pilkada Jakarta di Hotel Sultan, calon gubernur nomor urut 03, Pramono Anung, menegaskan komitmennya untuk menangani masalah banjir. Ia berjanji akan melanjutkan pembangunan sumur resapan yang sempat terhenti sejak 2022, serta memperkuat peran pasukan oranye dalam menjaga kebersihan drainase dan sungai.
“Kalau menjadi gubernur dan wakil gubernur, maka kami berjanji pada tahun 2029 akan 100 persen bisa dipenuhi seluruh air bersih bagi warga Jakarta. Untuk penanganan banjir, pasukan oranye akan bekerja lebih masif dan sumur resapan akan kita lanjutkan,” ujar Pramono.
Ia juga menyebutkan bahwa selama masa kampanye, dirinya bersama calon wakil gubernur Rano Karno telah banyak mendengar keluhan warga mengenai banjir. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk merealisasikan program yang telah dijanjikan.
Pada 9 Januari 2025, Pramono-Rano resmi ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta dalam acara pelantikan di Hotel Pullman, Slipi. Kini, mereka menghadapi tantangan besar dalam menepati janji-janji kampanye mereka.
Dengan berbagai faktor penyebab banjir, dari keterbatasan drainase hingga ancaman rob, mampukah Pramono-Rano benar-benar menghadirkan solusi yang efektif? Bisakah mereka memastikan warga Jakarta terbebas dari ancaman banjir setiap musim hujan?