55 Korban Tabrakan Pesawat-Helikopter di Washington DC Berhasil Diidentifikasi
kumparanNEWS February 03, 2025 07:03 PM
Sebanyak 55 dari 67 korban tabrakan pesawat dan helikopter militer di Washington DC telah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi. Dikutip dari AP, Senin (3/2), keluarga korban mendatangi lokasi tabrakan dan jatuhnya pesawat, berharap korban yang belum ditemukan dapat segera dievakuasi dan diidentifikasi.
Kepala Pemadam Kebakaran Washington DC, John Donnelly, menyatakan keyakinannya semua korban akan segera ditemukan. Tim penyelam bekerja keras untuk mencari korban yang tersisa. Sementara, tim yang lain bersiap untuk mengangkat puing-puing pesawat dari Sungai Potomac yang dingin.
Kolonel Francis B. Pera dari Korps Angkatan Darat mengatakan penyelam dan tim penyelamat bekerja dengan protokol yang ketat dan akan berhenti melakukan misi jika semua jenazah telah ditemukan.
“Penemuan jenazah yang bermartabat lebih diutamakan dari yang lain,” kata dia.
“Mempersatukan mereka yang kehilangan dalam insiden yang tragis ini menjadi dorongan kami. Kami memiliki tim yang bekerja keras sejak awal dan kami berkomitmen untuk mewujudkannya,” lanjutnya.
Pera mengatakan, tim penyelam memiliki kamera canggih untuk mencari jenazah korban. Sementara Donnelly mengatakan, salah satu anggota tim harus dirawat di rumah sakit karena hipotermia.
Bagian dari dua pesawat yang tabrakan pada Rabu (29/1) malam di sungai dekat Bandara Nasional Reagan Washington akan dimuat ke truk bak terbuka dan dibawa ke hanggar untuk diperiksa.
Perbedaan data ketinggian helikopter sebelum tabrakan terjadi
Sebelumnya, Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mengungkapkan data awal menunjukkan ada perbedaan pengertian terkait ketinggian pesawat dan helikopter di hari kecelakaan.
Penyidik juga mengatakan bahwa satu detik sebelum tabrakan, rekaman penerbangan pesawat menunjukkan ada perubahan kemiringan. Namun, belum ada kepastian apakah perubahan itu berarti pilot mencoba untuk melakukan manuver untuk menghindari tabrakan.
Data dari rekaman penerbangan pesawat menunjukkan ketinggian pesawat saat itu 325 kaki saat kecelakaan terjadi. Namun, data di menara pengendali menunjukkan helikopter Black Hawk berada di ketinggian 200 kaki, ketinggian maksimal untuk helikopter di wilayah itu. Belum ada penjelasan mengenai perbedaan data itu.
Penyidik berharap dapat segera mengetahui mengapa ada perbedaan data dari black box helikopter dan berencana untuk menyempurnakan data dari menara pengendali, yang mungkin kurang dapat diandalkan.
“Ini adalah penyelidikan yang kompleks. Ada banyak yang harus diselidiki,” kata penyidik yang bertugas, Brice Banning.
Banning mengatakan rekaman suara kokpit pesawat menangkap momen suara sebelum tabrakan.
“Kru pesawat bereaksi secara verbal dan rekaman data penerbangan menunjukkan pesawat mulai meningkatkan nadanya. Suara tabrakan dapat terdengar satu detik kemudian, lalu rekaman suara berakhir,” kata Banning.
Penyelidikan penuh biasanya memakan waktu 1 tahun atau lebih. Namun, penyidik berharap mendapatkan laporan awal dalam 30 hari.
Lebih dari 300 responden ambil bagian dalam misi pemulihan ini. Angkatan Laut juga dikerahkan untuk mengangkat puing-puing yang berat.
Selain itu, penyidik mengungkapkan ada 5 orang yang bertugas di menara pengendali saat kejadian. Pengendali lokal, pengendali lapangan, asisten pengendali, pengawas, dan pengawas yang masih dalam pelatihan.
Berdasarkan laporan Asosiasi Penerbangan Federal (FAA), satu pengendali bertugas untuk lalu lintas helikopter dan pesawat. Tugas ini biasanya dibagi antara 2 orang, namun pihak bandara biasanya menyatukan tugas ini kepada 1 orang pada pukul 9.30 malam ketika lalu lintas udara sudah tidak ramai.
Di hari tabrakan, pengawas menyatukan tugas ini yang dalam laporan itu hal itu disebut tidak normal.
“Kurangnya staf dalam mengontrol lalu lintas udara telah menjadi masalah utama selama bertahun-tahun,” kata Menteri Transportasi Sean Duffy.
Duffy berjanji pemerintahan Presiden Donald Trump akan mengatasi kekurangan ini dengan menempatkan orang-orang yang ceria, pandai, dan brilian di menara-menara yang mengendalikan lalu lintas udara.