Gampang Bila Mau Hancurkan Anak-anak, Jauhkan Aja dari Buku
Syarif Yunus February 04, 2025 01:43 PM
Menghancurkan masa depan anak-anak itu mudah. Cukup kasih mereka kebebasan tanpa batas. Biarkan mereka main ke mana saja, silakan menonton sesuka hati. Bila perlu, manjakan anak dengan segala yang dimau. Turuti saja dan jangan pernah kasih nasihat. Maka hancurlah anak-anak Indonesia.
Percayalah, ketidak-pedulian terhadap anak-anak terbukti mudah membunuh masa depannya. Memanjakan dan menuruti apa saja kemauan anak pun tanpa disadari mengantarkan mereka ke gerbang kehancuran. Anak-anak yang tidak punya modal ilmu pengetahuan, tidak kompetitif, gagal bergaul, dan gagal menerima realitas kehidupan. Maka tumbuhlah anak-anak yang siap merepotkan orang tua. Bila terjadi, sangat memprihatinkan.
Di zaman begini, terlalu mudah membunuh pikiran anak-anak Indonesia. Kasih saja tontonan yang buruk, habiskan saja waktu di media sosial. Lalu tambahkan sikap tidak peduli, jauhkan mereka dari buku-buku bacaan. Maka kelarlah, masa kelam anak-anak Indonesia. Memang tidak sekarang, tapi nanti di saat mereka sudah dewasa. Pola pikirnya jadi sempit, mentalnya rapuh. Dan dinding hatinya makin menipis dan tidak tahan keadaan.
Sebab ketika anak-anak dimanja, mereka tidak lagi mau berjuang dan ikhtiar. Semua diserahkan ke orang tuanya. Ketika anak-anak main tanpa dinasihati maka habislah waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Ketika tidak mau membaca, maka punahlah harapannya ke depan. Dan dari situlah, awal mula hati, pikiran, dan perasaan anak-anak mulai di ambang kehancuran. Mereka lebih senang mimpi daripada berbuat nyata. Lebih senang terima hasil daripada berjuang terlebih dulu.
Anak-anak yang sebentar lagi hancur. Karena hidup dalam imajinasi. Hidup dalam ruang tidak peduli orang dewasa. Hidup dalam sikap masa bodoh orang tua. Dan hidup dalam kebiasaan arogan, subjektif tanpa mau bersosialisasi diri. Kasihan anak-anak kita, karena tidak ada lagi yang peduli pada masa perkembangannya. Tentang apa yang mereka butuhkan, tentang apa yang mereka inginkan?
Yuk, selamatkan anak-anak Indonesia. Agar lebih siap menyongsong masa depannya sendiri. Tidak perlu pinta tapi mampu adaptasi diri di berbagai zaman dan keadaan. Bergaul yang positif, ilmu pengetahuan yang memadai. Gimana caranya? Ajak anak-anak ke taman bacaan, suruh mereka membaca buku, sholat, bergaul, dan merasakan hidup prihatin. Bukan untuk menyusahkan anak tapi untuk mendidik karakternya agar lebih dewasa.
Berangkat dari spirit mendidik karakter anak-anak itulah, relawan TBM Lentera Pustaka berkiprah dengan penuh komitmen dan konsisten di taman bacaan. Membimbing anak-anak untuk membaca secara rutin, memotivasi dan mengajarkan aktualisasi diri dengan teman sebaya. Memberi salam, cium tangan, antre, menghargai teman, sholawatan, hingga duduk tenang sambil membaca buku. Begitu ikhtiar yang dilakukan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Demi tegaknya kebiasaan membaca anak, di samping menyelamatkan masa depan mereka melalui buku bacaan.
Jangan abaikan anak-anak kita. Berikan perhatian dan kepedulian untuk masa depan mereka. Hindari anak-anak terkena guncangan jiwa akibat ketidak-siapan menerima sesuatu yang seharusnya belum waktunya mereka alami. Hati-hati dan kembalikan anak-anak Indonesia kepada yang seharusnya mereka lakukan. Bukan atas dasar maunya orang tua.
Cukup, jangan ada lagi ada anak-anak yang bermasalah secara hukum. Anak-anak korban bully atau kekerasan orang tua. Tumbuhkan rasa percaya diri mereka, gelorakan sikap optimis. Jangan tanamkan rasa trauma dan pesimisme yang berlebihan. Biar bagaimana pun, anak-anak berhak atas masa depannya yang lebih baik.
Ayo selamatkan anak-anak Indonesia melalui buku bacaan. Jangan hancurkan masa depan anak-anak kita! Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.