TRIBUNNEWS.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis (6/2/2025), ditutup dengan performa yang kurang menggembirakan.
Bahkan, IHSG jatuh ke level terendah dalam delapan bulan terakhir yang dipimpin oleh penurunan saham Bank Mandiri setelah laporan keuangan kuartal IV yang mengecewakan.
Dikutip dari Kontan, IHSG ditutup melemah signifikan setelah sempat bergerak di level tertinggi 7.044,71 dan menyentuh level terendah 6.984,68.
Pada sesi pertama perdagangan, indeks bahkan anjlok hingga 137,36 poin atau sekitar 1,96 persen, mencapai level 6.886,86 menjelang penutupan sesi siang.
Pelemahan IHSG hari ini disinyalir dipicu oleh rilis data pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan, sehingga memengaruhi sentimen pasar.
Sejak pagi, indeks sudah dibuka melemah 12,43 poin atau 0,18 persen ke posisi 7.011,80 poin.
Meski sempat diperkirakan bergerak rebound terbatas dalam rentang 7.000 hingga 7.100, tekanan jual yang tinggi membuat IHSG gagal mempertahankan momentum positifnya.
Sebanyak 327 saham mengalami pelemahan harga, sementara hanya 243 saham yang tercatat menguat.
Sisanya, sebanyak 231 saham tidak mengalami perubahan harga alias stagnan.
Saham Bank Mandiri (BMRI) merosot 7,69 persen ke Rp 5.100. Menempati posisi top losers LQ45.
Bank Mandiri, yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$31,24 miliar, melaporkan penurunan laba kuartal IV sebesar 14% secara tahunan akibat kenaikan beban bunga dan operasional.
"Pertumbuhan simpanan Bank Mandiri mungkin tidak mampu mengimbangi pertumbuhan kredit yang cepat pada 2025, sehingga bank terpaksa menaikkan suku bunga pinjaman untuk memperkuat kondisi likuiditasnya," kata analis Bahana Sekuritas, Kamis.
Salah satu saham lainnya yang masih lesu adalah GOTO, yang kembali menjadi sorotan karena minimnya aksi beli dari investor.
Selain pelemahan IHSG, terdapat beberapa peristiwa penting lainnya yang terjadi pada perdagangan di IHSG pada 6 Februari 2025 ini.
Perdagangan saham Multipolar Technology (MLPT) dihentikan sementara mulai 6 Februari 2025.
Penghentian ini dilakukan sehubungan dengan terjadinya kondisi tertentu yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Selain itu, BEI juga meniadakan perdagangan saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (SAMF) di Pasar Tunai mulai 6 Februari 2025 hingga 7 Februari 2025 melalui Surat No. Peng-00025/BEI.POP/02-2025.
Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas transaksi saham tersebut di pasar modal
Selain itu, laporan ekonomi Indonesia yang dirilis pada Rabu (5/2/2025), menunjukkan konsumsi yang lesu serta perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi.
Hal ini memperkuat ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia pada akhir bulan ini.
Nilai tukar rupiah melemah sebesar 0,3% terhadap dolar Amerika Serikat.
Di pasar mata uang Asia lainnya, dolar Singapura turun 0,2%, peso Filipina dan rupee India masing-masing melemah sebesar 0,4?n 0,1%.
Sementara itu, dolar Taiwan relatif stabil tanpa banyak perubahan.
Bursa saham Thailand turun hingga 0,6% setelah data inflasi utama untuk Januari menunjukkan kenaikan, meskipun tetap berada dalam target Bank of Thailand untuk bulan kedua berturut-turut.
Baht Thailand tetap tertekan dan mendekati level terendahnya sejak Oktober 2024.
Di pasar Tiongkok, yuan onshore melemah sebesar 0,2%, yang turut memberikan tekanan terhadap sentimen pasar secara keseluruhan.
"Pelemahan yuan tampaknya berdampak pada rupiah, peso, dan baht," kata Jeff Ng, Kepala Strategi Makro Asia di Sumitomo Mitsui Banking Corporation seperti yang dikutip dari Kontan.
Para pelaku pasar kini mulai mengalihkan fokus dari ketegangan perdagangan yang sempat mengguncang pasar keuangan awal pekan ini. Ketegangan tersebut dipicu oleh penerapan tarif impor baru oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang kemudian dibalas oleh Tiongkok.
(Bobby, Kontan.co.id)