TRIBUNJATIM.COM - Nasib tukang ojek pangkalan (opang) setelah viral melakukan pungutan liar (pungli) terhadap bus pariwisata.
Kini opang yang sudah beraksi di kawasan Cibeunying, Kota Bandung, kini telah diamankan polisi, pada rabu (5/2/2025).
Tampak dari video yang beredar di media sosial, sejumlah opang menghentikan laju bus pariwisata.
Diketahui, bus tersebut hendak melewati jalan Bojong Koneng menuju sebuah kafe yang berada di sana.
Para opang tersebut memaksa kepada sopir bus pariwisata tersebut agar bisa melakukan pengawalan hingga sampai di lokasi.
Meskipun sudah mendapat penolakan, para opang tersebut tetap mengawal bus sampai tujuan.
Sesampainya di tujuan, mereka meminta sejumlah uang.
Pihak bus lantas memberikan Rp50.000, tetapi mereka tidak terima.
Para opang tersebut kembali menghampiri bus dan baru menerima ketika diberi Rp100.000.
Belakangan, diketahui bahwa salah satu sosok opang yang terekam viral melakukan pungli tersebut bernama Asep (39).
Asep dan teman-temannya itu berasal dari Pangkalan Ojek Bojong Koneng.
Atas viralnya tindakan pungli tersebut, Asep sudah diamankan oleh Polsek Cibeunying Kidul. Ia pun kini meminta maaf.
"Saya Asep perwakilan teman-teman meminta maaf ke rombongan yang kemarin datang ke kafe De Tuik, mungkin ke depannya saya akan meminta izin dahulu ke pihak kafe," katanya, Kamis (6/2/2025).
"Biasa" Terjadi
Kapolsek Cibeunying Kidul Kompol Suparman mengatakan bahwa pelaku mengaku sudah terbiasa berkoordinasi dengan pihak kafe.
Kendati demikian, ia berharap bahwa peristiwa yang mencoreng nama baik Kota Bandung tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Ya yang ada di bus ini mau ke kafe dan memang tak ada koordinasi dikawal oleh ojek-ojek yang ada di wilayah setempat," kata Suparman, Kamis.
"Memang mereka itu dadakan mau ke kafe dan jalanannya sempit, sehingga bersinggungan dengan masyarakat dan mungkin yang bersangkutan inisiatif mengawal," ujarnya.
Suparman pun meminta maaf kepada warga Bandung sekaligus korban yang dirugikan atas peristiwa tersebut.
"Kami juga meminta maaf kepada warga Bandung yang merasa dirugikan," ungkap Suparman.
"Yang jelas, kami siap melayani masyarakat. Tadi, ada tiga yang kami coba minta klarifikasi dengan pihak manajemen kafenya. Kami tinggal menunggu dari pihak yang dirugikan," katanya,
Sementara itu, manajemen kafe, Yusuf menyebut biasanya jika ada bus terkadang ada koordinasi lantaran jalannya sempit.
Tetapi, saat peristiwa viral itu terjadi, pihak pelanggan datang tanpa reservasi.
"Kalau yang sudah reservasi biasanya nanti sama ojek setempat dikawal. Itu sudah biasa. Dan ada tarif khusus biasanya yang kami berikan."
"Tapi, kalau kejadian kemarin tak ada koordinasi, tamunya datang, makan, kemudian pulang lagi," katanya.
Adapun, rombongan wisatawan yang datang ke kafenya itu berasal dari Jakarta dengan jumlah 20 orang.
Video Viral
Dalam video yang beredar viral, peristiwa bermula ketika bus yang ditumpangi korban dicegat oleh seorang pria.
Kemudian, dari depan bus, sudah ada dua pria lain berboncengan menggunakan sepeda motor menanti untuk mengawal.
"Bis kecil kami mau ke sebuah resto di Bandung, tiba-tiba dicegat. Ditawari 'pengawalan'," tertulis dalam narasi video.
Kemudian, para pria yang belakangan diketahui opang itu lantas berbincang dengan sopir bus.
"Udah kami tolak secara halus, tapi tetep 'dikawal' sama mereka," tertulis dalam video.
Akhirnya, pihak bus pun bertanya mereka harus membayar berapa. Terdengar, pria tersebut mengatakan "seikhlasnya aja".
Pihak bus pun menawar mereka untuk memberikan Rp50.000, tetapi tidak menerima.
"Kalau 50 (ribu) mah, kan kitanya berdua," ucap salah seorang pria.
Saat hendak pulang, bus tersebut tidak bisa melintas karena jalannya dihalangi oleh motor salah satu pelaku.
Sopir bus pun memberi uang Rp50.000, tetapi para pelaku kembali menghampiri bus tersebut.
Akhirnya, pihak bus memberikan Rp100.000 dan bisa kembali melintas.