Artikel ini tentang bagaimana keberagaman mendatangkan kerugian bagi masyarakat. Semoga bermanfaat untuk para pembaca.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Keberagaman laiknya pisau bermata dua. Di satu sisi ia adalah modal sosial, di sisi lain ia adalah potensi kerugian -- dalam banyak bentuknya.
Lalu bagaimana keberagaman mendatangkan kerugian bagi masyarakat, artikel ini akan membahasnya untuk Anda.
Pengertian keberagaman
Menurutsitus resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pengertian keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang.
Perbedaan dapat terlihat dari suku bangsa, ras, agama, keyakinan, ideologi politik, sosial budaya dan ekonomi dan lainnya. Contohnya, di Indonesia terdapat bermacam suku seperti Jawa, Sunda, Batak, Minang, Badui, Sasak, Dayak, Asmat dan lainnya.
Dilihat dari agama, di Indonesia terdapat agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Selain itu terdapat banyak aliran kepercayaan. Keberagaman adalah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
Keberagaman tersebut merupakan kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia. Adanya keberagaman di Indonesia menjadi modal persatuan dan kesatuan bangsa.
Kita tahu, keberagaman masyarakat bermanfaat untuk mempererat persatuan, saling melengkapi antardaerah, membentuk sikap toleransi, serta memperkenalkan kebudayaan nasional. Tapi, seperti disebut di awal,keberagaman masyarakat juga bisa memicu dampak negatif bagi negara itu sendiri.
Dampak Negatif Keberagaman Masyarakat
1. Pemicu Terjadinya Konflik
Konflik sosial adalah percekcokan, perselisihan, pertentangan yang didasari oleh adanya perbedaan di dalam hubungan sosial. Konflik dapat terjadi ketika beragam individu dari latar belakang yang berbeda saling berinteraksi satu sama lain.
Pada dasarnya, konflik termasuk interaksi disosiatif, berarti interaksi yang mengarah kepada perpecahan.Ada beragam perbedaan yang memengaruhi kehidupan sosial, misalnya perbedaan budaya, ras, sifat, pendirian, atau pendapat, yang dapat memicu terjadinya konflik.
Sebab, dalam menjalani kehidupan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya, maka terjadilah konflik.
2. Interaksi Disosiatif
Interaksi dengan proses disosiatif adalah proses interaksi yang mengarah kepada perpecahan. Ada 3 bentuk utama interaksi sosial antarmanusia menggunakan proses disosiatif, yaitu konflik, kontravensi, dan persaingan.
Ketiga bentuk interaksi disosiatif ini dapat terjadi karena adanya perbedaan individu di dalam kehidupan masyarakat.
3. Terjadinya Disintegrasi Bangsa
Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan. Sedangkan disintegrasi bangsa yaitu perpecahan yang terjadi pada suatu bangsa akibat suatu kelompok masyarakat merasakan adanya diskriminasi.
Ada beragam bentuk disintegrasi yang dapat terjadi di masyarakat, salah satunya disintegrasi sosial. Disintegrasi sosial merupakan kondisi ketika fungsi dan norma sosial tidak berjalan sesuai dengan tujuannya.
Adanya perbedaan pandangan dan pendapat masyarakat juga memicu terjadinya disintegrasi sosial yang dapat berkembang menjadi disintegrasi bangsa.
4. Sikap Terlalu Bangga terhadap Kelompoknya
Pada kondisi masyarakat yang beragam, akan terdapat beberapa kelompok masyarakat yang lebih dominan dan merasa lebih baik dari kelompok lain. Ini memunculkan sikap terlalu bangga terhadap kelompok masyarakatnya, sehingga merendahkan kelompok lain.
Tanpa sikap toleransi dan kesadaran untuk mewujudkan persatuan, sikap terlalu bangga ini akan berkembang menjadi pemicu perpecahan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu menyadari bahwa kedudukan kelompok masyarakat saling melengkapi satu sama lain.