Grid.ID-Ramadan 2025 semakin dekat, dan umat Islam di Indonesia tengah menanti kepastian mengenai awal puasa.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal Ramadan.
Sidang ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil hisab (perhitungan astronomi) dan rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit) di berbagai wilayah Indonesia.
Lantas kapan sidang isbat akan digelar?
Mengutip Tribunnnews, Senin (10/2/2025), Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad menjelaskan sidang isbat akan dilaksanakan di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung," ujar Abu melalui keterangan tertulis, Senin (10/2/25).
Menurut Abu Rokhmad, ada tiga rangkaian yang akan dilakukan dalam sidang isbat.
Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi.
Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.
Ketiga, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik.
Abu Rokhmad lanjut mengajak masyarakat menunggu hasil sidang isbat dan pengumuman pemerintah terkait awal Ramadan 1446 H.
Hal ini sejalan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
“Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa mengawali Ramadan tahun ini secara bersama-sama," jelasnya.
Berdasarkan data hisab awal Ramadan 1446 H, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB.
Pada hari yang sama, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.
Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat.
Data hisab ini akan dikonfirmasi melalui proses pemantauan hilal atau rukyatul hilal.
Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah akan melakukan pemantauan hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia.
Hasil hisab dan rukyat nantinya akan dipaparkan pada sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Ramadan 2025 Menurut Muhammadiyah
Berbeda dengan pemerintah yang menunggu hasil sidang isbat, Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan awal Ramadan melalui hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan dalam Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Mengutip Tribun Priangan, menurut perhitungan Muhammadiyah, 1 Ramadan 1446 H akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Selain itu, dalam kalender yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, puasa Ramadan 1446 H akan berlangsung selama 29 hari, dengan Hari Raya Idul Fitri 1446 H jatuh pada Minggu, 30 Maret 2025.
Ramadan 2025 Menurut NU
Sementara itu, Nahdlatul Ulama (NU) belum secara resmi mengumumkan kapan awal Ramadan 2025.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, NU akan menentukan awal puasa berdasarkan metode rukyatul hilal atau pengamatan langsung terhadap bulan sabit di berbagai titik pengamatan yang telah ditentukan.
Lembaga Falakiyah PBNU akan melakukan pemantauan hilal pada 29 Syaban 1446 H, dan hasil pengamatan ini akan menjadi dasar dalam menetapkan awal Ramadan.
Jika hilal terlihat, maka 1 Ramadan akan dimulai keesokan harinya.
Namun, jika tidak terlihat, maka bulan Syaban akan digenapkan menjadi 30 hari.
Meskipun Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025, kepastian awal puasa bagi mayoritas umat Islam Indonesia masih menunggu hasil sidang isbat yang akan digelar oleh pemerintah.
NU dan pemerintah menggunakan metode rukyatul hilal untuk memastikan hilal benar-benar terlihat sebelum menetapkan awal bulan Ramadan.
Semoga Ramadan 2025 membawa keberkahan bagi seluruh umat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia.