Berlari dengan Cancer Warrior: Simbol Perjuangan dan Pentingnya Deteksi Dini Kanker
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Sebanyak 3.165 pelari berlari dalam MRCCC Run For Hope 2025 sebagai bentuk solidaritas bagi para pejuang kanker pada Minggu (9/2/2025).
Mengusung tema "Remembering Cancer Warriors", ajang tahunan ini digelar dalam rangka Hari Kanker Sedunia.
Dalam sambutannya, CEO Grup Rumah Sakit Siloam Caroline Riady menegaskan Run For Hope bukan sekadar ajang lari, kegiatan ini merupakan perjalanan penuh makna.
Setiap langkah menjadi simbol dukungan bagi keluarga, sahabat, dan mereka yang tengah berjuang melawan kanker.
Terutama bagi 165 penyintas yang ikut berlari, kegiatan ini adalah perayaan atas perjuangan mereka sekaligus doa agar mereka terus sehat dan bahagia.
"Di saat yang sama, ini bentuk perayaan kemenangan mereka yang telah mengalahkan kanker serta memberikan apresiasi kepada para dokter dan tenaga medis yang terus berjuang tanpa lelah. Kehadiran hari ini adalah pengingat bahwa upaya melawan kanker harus dilakukan bersama, dan selalu ada harapan," ujarnya saat ditemui oleh awak media di Senayan Park, Jakarta.
Dalam kegiatan itu juga dikampanyekan tentang pentingnya deteksi dini sebagai langkah utama dalam pencegahan kanker.
Ditambahkan CEO MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Edy Gunawan, MARS, kegiatan ini mencerminkan kolaborasi berbagai pihak untuk terus meneruskan gaya hidup sehat serta pentingnya deteksi dini kanker.
“Setiap langkah kecil hari ini adalah bagian dari harapan besar di masa depan. #EarlyDetectionSavesLives, ribuan langkah para peserta melambangkan dukungan dan harapan bagi pasien kanker. Inspirasi dari para pejuang kanker menunjukkan bahwa harapan dan semangat memiliki peran besar dalam proses pemulihan dan keberlanjutan hidup," ungkapnya.
Dikutip dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), jumlah kasus kanker di Indonesia terus meningkat dan diprediksi melonjak hingga lebih dari 70 persen pada 2050 jika langkah pencegahan dan deteksi dini tidak diperkuat.
Saat ini, ada sekitar 400 ribu kasus baru kanker terdeteksi setiap tahunnya, dengan angka kematian mencapai 240 ribu kasus. Tanpa intervensi yang efektif, beban kanker akan semakin besar, baik dari segi kesehatan masyarakat maupun ekonomi.
Biaya pengobatan yang tinggi, hilangnya produktivitas, serta dampak psikologis bagi pasien dan keluarga menjadi beban berat yang harus ditangani. Karena itu, deteksi dini menjadi strategi utama yang terus diperkuat.
Beberapa pejuang kanker yang menggunakan kursi roda didorong oleh perwakilan MRCCC dan komunitas, berbaur dengan peserta lainnya, berlari bersama dengan senyum dan semangat. Momen ini menjadi simbol kekuatan harapan dalam menghadapi kanker—bahwa perjuangan ini bukanlah perjalanan sendiri, melainkan upaya bersama.
Salah satu di antaranya adalah Deayu, seorang ibu muda yang baru saja menyelesaikan kemoterapi. Berlari bersama suami dan anak-anaknya, ia berbagi kisahnya dengan penuh emosi.
"Awalnya saya merasa sendirian dalam perjuangan ini. Tapi dukungan suami dan ketiga anak saya menjadi kekuatan terbesar saya untuk terus bangkit. Hari ini, perhatian dan kepedulian kalian semua adalah sumber harapan bagi kami para pejuang kanker," ujarnya.
Hal yang senada juga disampaikan anggota komunitas pejuang kanker Samudera Kasih, Lolita (49).
Penyintas kanker payudara ini mengatakan, kehadiran komunitas sebagai support system untuk tempat saling berbagi penyintas dan pasien kanker.
Ia mengatakan, kehadiran komunitas menjadi wadah untuk saling memberi semangat kepada sesama pejuang.
Saat terdiagnosa kanker, komunitas mendorong pasien untuk menjadikan pengobatan medis menjadi hal yang utama.
“Kami tidak merasa sendiri dengan acara seperti ini membuktikan kepada teman-teman yang sehat, bahwa kami ini fine, kami ini bisa, kami sehat juga bisa sembuh. Medis adalah utama. Tolong ikuti step-step yang dianjurkan oleh dokter Kalaupun ada efek-efek. Tetap semangat being a cancer warrior, Cancer survivor itu is a gift dari Allah bahwa kami semua pribadi-pribadi yang mampu dan yang kuat,” kata Lolita.