Situs Gunung Padang dibantah sejumlah ilmuwan barat menjadi potensi piramida tertua di dunia. Menanggapi itu, arkeologi Indonesia mencoba menilai dari sudut pandang lain.
"Ya, karena mereka memang nggak bisa membayangkan saja. Pada dasarnya kan mereka ingin juga ikut melakukan penelitian," ujar Dr Ali Akbar Arkeolog dari Universitas Indonesia yang meneliti langsung situs Gunung Padang.
"Dan itu tadi Menteri bilang, kalau dari ada peneliti asing atau peneliti lain yang mau ikut silahkan saja, dan kalau saya pribadi juga silahkan-silahkan aja gitu. Supaya semakin objektif penelitiannya," lanjutnya melalui sambungan telepon, Selasa (11/2) dengan detikINET.
Sejauh ini, belum ada kerja sama dengan pihak asing. Namun, Dr Ali Akbar mengatakan sebenarnya respons para peneliti cenderung banyak yang mendukung. Dia pun sering diundang untuk memberi kuliah umum di berbagai negara seperti Inggris, China, hingga Korea Selatan.
"Jadi mereka apresiasi dan menunggu. Ada juga peneliti Amerika dan Belanda datang secara khusus, pengen lihat situsnya, kemudian minta saya nemenin mereka lihat situsnya. Terus mereka lihat bahwa ini memang keren ini situsny. Kita tunggu saja kalau pemerintah bilang mau buka gitu ya, silahkan. Siapa yang datang, kita terima dengan tangan terbuka," tekannya.
Dari wawancara ini, Dr Ali Akbar pun menjabarkan bahwa perhatian dari pemerintah, terutama Kementerian Kebudayaan, sangat besar. Dr Ali Akbar optimis dengan komitmen mereka bersama untuk meneruskan penelitian situs Gunung Padang hingga ke tahap pemugaran.
"(Sejauh ini -- red) belum ketahuan sebenarnya apa kira-kira kendalanya. Tapi kalau saya pribadi, ini kan situsnya luas, sebagian lahannya dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah pusat, sebagian lagi ada oleh pemerintah provinsi, sebagian lagi pemerintah kabupaten. Karena itu rencananya ya, kalau saya pribadi akan beraudiensi dengan para gubernur dan bupati untuk menyampaikan ya sosialisasi hasil-hasil riset," terangnya.
Penelitian soal Gunung Padang memang menarik. Sebab, jika pada akhirnya didapatkan bukti yang cukup bahwa ini adalah bukti peradaban tertua di dunia, sejarah akan berubah. Akan tetapi, Dr Ali Akbar berpendapat semakin banyak juga bukti lain bahwa ditemukan peradaban tua di Indonesia.
"Sebenarnya kita ini beberapa tahun terakhir ini sudah cukup dikejutkan ya, dengan adanya peradaban atau kebudayaan-kebudayaan tua di Indonesia. Ada penemuan Homo Floresiensis di Flores, itu bikin kaget dunia tuh waktu itu. Dengan adanya kejutan-kejutan peradaban begitu, mudah-mudahan yang berikutnya umat manusia akan siap ada kejutan peradaban berikutnya di situs Gunung Padang," harapnya.