TRIBUNNEWS.COM - Ibarat petir di siang bolong, cedera Kai Havertz seakan menjadi pukulan telak bagi Arsenal yang bersaing di jalur juara musim 2024/2025.
Badai cedera tak henti-hentinya menghantam skuad Arsenal besutan Mikel Arteta dalam mengarungi kompetisi musim ini.
Para pemain Arsenal seakan secara bergantian mengalami cedera dan hilir mudik masuk ke meja perawatan pada musim ini.
Setelah sebelumnya ada Gabriel Martinelli yang mengalami cedera hamstring setelah melawan Newcastle United di semifinal Piala Carabao, Kamis (6/2/2025) pekan lalu.
Teranyar, Kai Havertz menjadi pemain Arsenal yang dinyatakan menderita cedera hamstring juga, Rabu (12/2/2025) kemarin.
Apesnya, cedera hamstring yang diderita Kai Havertz terancam membuat dirinya mengakhiri kompetisi musim ini lebih cepat.
Ya, eks pemain Chelsea itu dilaporkan telah merobek bagian hamstringnya sendiri yang mengakibatkan butuh waktu lama untuk menyembuhkannya.
Havertz mengalami cedera hamstring tepat saat menjalani sesi latihan khusus Arsenal yang diagendakan di Dubai, selama sepekan terakhir.
Berbagai sumber kredibel pun mengisyaratkan bahwa sulit rasanya untuk melihat Havertz bisa kembali musim ini.
Hal itu dikarenakan tingkat keparahan cedera yang dialami Havertz menjadi penyebab utama dirinya harus mengakhiri musim ini lebih awal.
Cederanya Havertz otomatis menjadi pukulan telak bagi Arsenal dalam menghadapi sisa kompetisi musim ini.
Setelah tersingkir tragis di Piala FA dan Piala Carabao, kini hanya ada dua harapan gelar yang bisa dimenangkan Arsenal akhir musim ini.
Dan dua gelar yang masih bisa diperjuangkan Arsenal yakni trofi Liga Inggris dan Liga Champions.
Di Liga Inggris, Arsenal masih tertinggal cukup jauh dari Liverpool dalam perburuan gelar juara.
Sementara di Liga Champions, perjalanan Arsenal masih jauh karena The Gunners baru memastikan diri lolos otomatis ke 16 besar.
Melihat betapa beratnya perjuangan Arsenal untuk meraih gelar musim ini, Arteta tentu butuh skuad terbaiknya guna mewujudkan ambisi tersebut.
Hanya saja pada kenyataannya, Arteta justru kehilangan satu demi satu pilar andalannya jelang berakhirnya kompetisi musim ini.
Dan cedera teranyar yang diderita Havertz kian menambah buruk kondisi skuad Arsenal yang compang-camping musim ini.
Khusus di lini depan, Arsenal kini sudah kehilangan empat pemain andalannya mulai Bukayo Saka, Gabriel Jesus, Gabriel Jesus dan teranyar Kai Havertz.
Dengan hilangnya keempat opsi tersebut saat ini, Arsenal hanya menyisakan Ethan Nwaneri, Leandro Trossard dan Raheem Sterling di lini depan.
Khusus kehilangan Havertz jelas merugikan, karena ia telah menjelma sebagai salah satu pemain paling penting dalam skema permainan menyerang Arsenal.
Sempat diragukan kualitasnya saat awal bergabung dengan Arsenal, ketajaman Havertz kian teratas menuju akhir musim lalu.
Memainkan peran sentral sebagai false nine, Havertz tampil cukup produktif pada musim pertamanya di Arsenal.
Koleksi 14 gol dan 7 assist dari 51 penampilan bukanlah catatan mengecewakan bagi Havertz pada musim perdana di Meriam London.
Performa Havertz kian matang pada musim penuh keduanya, ia sejauh ini sudah mencetak 15 gol dan 5 assist di semua kompetisi musim ini.
Melihat peran sentral yang dimainkan Havertz sebagai pemain terdepan dalam skema penyerangan Arsenal.
Rasanya sulit membayangkan Arsenal akan survive tanpa kehadiran pemain sekelas Havertz di lini depan.
Situasi kian pelik karena Arsenal gagal mendaratkan satupun nama pemain baru terutama penyerang pada bursa Januari lalu.
Alhasil cedera parah Havertz jelas menjadi pukulan telak bagi Arsenal untuk bersaing di jalur juara Liga Inggris dan Liga Champions musim ini.
(Dwi Setiawan)