Iklim Investasi Sehat, Ekonomi Indonesia Kuat
Syaefunnur Maszah February 26, 2025 12:20 AM
Artikel berjudul "Extortion Kills Investment", The Jakarta Post, 25 Februari 2025, menyoroti bagaimana praktik pemerasan di Indonesia telah merugikan perekonomian nasional hingga ratusan triliun rupiah. Pungutan liar dan tekanan terhadap investor menyebabkan banyak proyek dibatalkan dan perusahaan asing memilih hengkang. Transparansi dan kepastian hukum, yang seharusnya menjadi daya tarik utama kawasan industri seperti Karawang dan Batam, justru dirusak oleh aksi premanisme dan pemerasan berkedok kepentingan lokal. Artikel ini menggarisbawahi pentingnya lingkungan investasi yang sehat dan aman untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Iklim investasi yang kondusif adalah fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Tanpa kepastian hukum, transparansi, dan stabilitas kebijakan, investor akan enggan menanamkan modalnya di suatu negara. Ketidakpastian dan tingginya biaya siluman, seperti yang dijelaskan dalam artikel tersebut, bukan hanya membebani perusahaan, tetapi juga menciptakan ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Sebaliknya, ketika investor merasa aman dan biaya operasional dapat diprediksi, mereka lebih cenderung untuk melakukan ekspansi bisnis, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Indikator utama dari iklim investasi yang sehat mencakup kepastian hukum, efisiensi birokrasi, stabilitas politik, infrastruktur yang memadai, serta regulasi yang jelas dan tidak diskriminatif. Negara-negara maju seperti Singapura, Jerman, dan Amerika Serikat telah lama memahami pentingnya faktor-faktor ini. Singapura, misalnya, dikenal sebagai salah satu negara paling ramah investasi karena memiliki regulasi bisnis yang transparan, birokrasi yang efisien, serta perlindungan hukum yang kuat bagi investor. Sementara itu, Jerman menawarkan stabilitas ekonomi dan tenaga kerja yang terampil, sementara Amerika Serikat menarik investasi global melalui kebijakan pajak yang kompetitif dan ekosistem inovasi yang maju.
Jika Indonesia mampu menciptakan iklim investasi yang lebih sehat, dampaknya akan sangat positif bagi perekonomian nasional. Pertama, aliran modal asing akan meningkat, memperkuat cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri. Kedua, terbukanya peluang kerja baru akan mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, adanya persaingan sehat antarperusahaan akan mendorong inovasi dan peningkatan produktivitas nasional. Keempat, stabilitas investasi juga akan menarik perhatian perusahaan-perusahaan teknologi tinggi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri.
Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi investasi. Ketegasan dalam menindak praktik pemerasan dan pungutan liar harus menjadi prioritas utama. Selain itu, reformasi birokrasi harus terus dilakukan untuk memastikan bahwa proses perizinan usaha menjadi lebih transparan dan efisien. Perlindungan hukum bagi investor juga perlu diperkuat agar mereka merasa aman dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia. Tanpa langkah konkret, sulit bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara lain dalam menarik investasi asing.
Membangun kepercayaan investor bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama antara regulator, pelaku usaha, dan masyarakat. Kesadaran akan pentingnya investasi yang bersih dan transparan harus ditanamkan sejak dini, baik dalam dunia bisnis maupun dalam sistem hukum dan pendidikan. Dengan menciptakan ekosistem bisnis yang sehat, Indonesia dapat mengoptimalkan potensinya sebagai tujuan investasi yang menjanjikan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.