TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kebijakan penutupan wisata Gunung Bromo selama lima hari oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS, tak diterima oleh semua kalangan.
Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Probolinggo, meminta kebijakan tersebut ditinjau kembali.
Pertimbangannya agar dampak dan imbasnya pada pengunjung serta pelaku usaha jasa pariwisata tidak resah dan dirugikan.
Sikap PHRI itu disampaikan melalui surat resmi yang ditandatangani Ketua BPC PHRI Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin. Surat ditujukan pada Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha.
Surat PHRI tersebut merupakan respon dari pengumuman TNBTS tentang Penutupan Sementara Kegiatan Kunjungan Wisata di seluruh kawasan strategis pariwisata nasional tersebut.
Dalam surat TNBTS tertanggal 24 Februari itu disebutkan, penutupan dilakukan untuk menghormati Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947, serta Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah, yang diperkirakan bertepatan dengan 1 April 2025.
Penutupan dilakukan selama lima hari. Terhitung Jumat (28/3/2025) dini hari sampai Selasa (1/4/2025) tengah malam. Kunjungan wisata Gunung Bromo kembali dibuka sehari setelahnya.
"Kami dari BPC PHRI dan Matra Probolinggo menyampaikan pandangan sebagai bahan masukan agar pengumuman atau keputusan dapat ditinjau kembali," kata Digdoyo perihal sikap PHRI.
Pihaknya berharap, saran dan masukan tersebut mendapatkan perhatian dari yang membuat kebijakan.
"Jika alasan dalam rangka menghormati hari Suci Nyepi, nilai-nilai adat budaya, kearifan lokal dan konservasi alam mungkin masih bisa di terima. Tapi jika dikaitkan atau di benturkan dengan agama, akhirnya berbenturan dengan hajat hidup orang banyak," kata pria yang juga pemilik Hotel Yoschi itu.
Berdasarkan Data Pariwisata Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2022 terbitan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata diketahui, terdapat 54 hotel di Kabupaten Probolinggo pada 2022.
Dari angka itu, 31 di antaranya berada di Kecamatan Sukapura, yang jadi pintu masuk utama menuju wisata Gunung Bromo. Mayoritas restoran juga berada di Sukapura. (*)