TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sebuah tonggak sejarah tercipta di Banyuwangi dengan diresmikannya Sekretariat Gotong Royong Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Banyuwangi yang terletak di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (25/02/2025) kemarin.
Pembangunan yang dimulai pada Juni 2024 ini kini menjadi pusat kegiatan penting bagi keluarga besar GMNI, alumni, serta masyarakat sekitar.
Dalam peresmian yang berlangsung penuh khidmat tersebut, hadir berbagai tokoh penting, di antaranya Wabendum DPP GMNI, Ketua DPD GMNI Jawa Timur, kader aktif GMNI dari cabang dan komisariat, alumni, serta warga sekitar yang turut merayakan momen bersejarah ini.
Ketua Cabang GMNI Banyuwangi, Rizka Nanda Aprilita menjelaskan bahwa sekretariat ini merupakan gagasan dari para alumni GMNI sebagai aktualisasi dari rumah besar bagi keluarga GMNI.
Tempat ini tidak hanya digunakan untuk konsolidasi, diskusi, dan pendampingan internal GMNI, tetapi juga terbuka bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan fasilitas untuk pertemuan atau pelatihan.
“Sekretariat ini dibangun dengan konsep rumah adat Using yang kaya akan nilai budaya lokal. Kami berharap tempat ini bisa dimanfaatkan secara produktif oleh keluarga besar GMNI, alumni, serta untuk kegiatan kemasyarakatan di sekitar Banyuwangi,” ujar Rizka dengan semangat, Rabu (26/02/2025).
Ketua Alumni GMNI Banyuwangi, Dr. Hary Priyanto dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pembangunan sekretariat ini murni dilaksanakan dengan semangat gotong royong tanpa proposal ataupun anggaran besar.
Semua ini, kata Dr. Hary, adalah implementasi dari ajaran Bung Karno tentang kebersamaan dan persatuan dalam mencapai tujuan bersama.
“Sekretariat ini dibangun tanpa proposal, sepenuhnya melalui gotong royong. Ini adalah wujud nyata dari semangat gotong royong yang selalu diajarkan oleh Bung Karno,” ungkap Dr. Hary, yang juga merupakan sosok sentral di balik terbentuknya sekretariat tersebut.
Rifqi Nuril Huda, Wabendum DPP GMNI, memberikan pesan penting kepada seluruh kader yang hadir. Ia menekankan bahwa keberadaan sekretariat ini harus dimanfaatkan untuk mempertajam keilmuan, baik dalam konteks akademik maupun keorganisasian.
Rifqi juga menyoroti tantangan berat yang dihadapi oleh para kader GMNI di era global saat ini, mulai dari gejolak geopolitik, ekonomi yang tidak stabil, hingga tantangan internasional yang berdampak pada Indonesia.
“Sebagai kader, kita harus menggunakan fasilitas sekretariat ini untuk menggali kekuatan pemikiran, mengembangkan diri, dan memperkuat jejaring dengan senior serta sesama kader. Saat ini, kita dihadapkan pada tantangan besar, dan GMNI harus tetap hadir sebagai kontrol sosial yang memberi solusi bagi bangsa,” ujar Rifqi.
Peresmian Sekretariat Gotong Royong GMNI Banyuwangi ini bukan hanya sekedar acara simbolis, tetapi juga merupakan langkah konkret menuju penguatan kapasitas gerakan mahasiswa yang berlandaskan pada kebersamaan, intelektualitas, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan fasilitas ini, diharapkan GMNI Banyuwangi dapat terus berkembang, memberikan kontribusi nyata bagi bangsa, dan menjadi tempat yang inspiratif untuk generasi muda yang siap mengabdi. (*)