Apa Itu Megathrust? Aktifitas Lempeng yang Picu Gempa dan Tsunami, Ini Zona Megathrust di Indonesia
Gryfid Talumedun February 27, 2025 01:30 AM

TRIBUNMANADO.CO.ID - Apa Itu Megathrust?

Di Indonesia, zona megathrust bukanlah hal baru.

Zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.

Zona megathrust berada di 6 zona subduksi aktif.

Di Indonesia, potensi gempa besar terjadi di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan potensi gempa megathrust yang bisa terjadi di Indonesia.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa megathrust bisa terjadi karena seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.

Megathrust Selat Sunda berpotensi memicu terjadinya gempa dahsyat dengan magnitudo mencapai 8,7. Sedangkan Megathrust Mentawai-Siberut bisa menyebabkan gempa berkekuatan magnitudo 8,9.

"Kedua segmen megathrust ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” kata Daryono, dilansir dari Kompas.com, Senin (13/8/2024).

Selain gempa berkekuatan tinggi, gempa megathrust juga disebut dapat memicu terjadinya tsunami jika sumber gempa terjadi di laut.

Lantas apa itu gempa megathrust?

Mengenal gempa megathrust

Zona Megathrust di Indonesia

Secara etimologi, gempa megathrust adalah gempa bumi yang berasal dari zona megathrust.

Kata "Mega" itu artinya besar, sedangkan kata "Thrust" berarti sesar sungkup.

Letaknya berada di perbatasan pertemuan continental crust (kerak benua) dan oceanic crust (kerak samudra).

Dilansir dalam buku "Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia tahun 2017" berdasarkan hasil kajian para pakar gempa bumi, zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, yang menunjam masuk ke bawah Pulau Jawa disebut sebagai zona megathrust.

Zona megathrust menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.

Menurut Daryono, gempa megathrust berpusat di bidang kontak antarlempeng dengan kedalaman kurang dari 45-50 kilometer.

Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.

Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting). Gempa dalam skala besar di laut kemudian memicu tsunami.

Zona megathrust di Indonesia

Di Indonesia, zona megathrust bukanlah hal baru.

Zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia. Zona megathrust berada di 6 zona subduksi aktif.

Di Indonesia, potensi gempa besar terjadi di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Selain dua zona megathrust itu, Indonesia juga dikelilingi oleh 16 titik megathrust lainnya, berikut rinciannya:

  1. Aceh-Andaman
  2. Nias-Simeulue
  3. Kepulauan Batu
  4. Mentawai-Siberut
  5. Mentawai–Pagai
  6. Enggano
  7. Selat Sunda Banten
  8. Selatan Jawa Barat
  9. Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur
  10. Selatan Bali
  11. Selatan NTB
  12. Selatan NTT
  13. Laut Banda Selatan
  14. Laut Banda Utara
  15. Utara Sulawesi
  16. Subduksi Lempeng Laut Pilipina.

Segmen zona megathrust di Indonesia sudah dapat dikenali potensinya.

Dilansir dari laman BPBD Provinsi Jogja, aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust dan tidak selalu berkekuatan besar.

Sebagai sumber gempa, zona megathrust dapat membangkitkan gempa berbagai magnitudo dan kedalaman.

Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru “gempa kecil” yang lebih banyak terjadi di zona megathrust, meskipun zona megathrust dapat memicu gempa besar.

Kapan gempa megathrust terjadi?

Kepala Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan Universitas Brawijaya Adi Susilo mengatakan, gempa megathrust memang berpotensi terjadi di Indonesia.

Kendati demikian, beberapa gempa yang terjadi di Indonesia belakangan diharapkan tidak membuat masyarakat panik dan mengaitkannya dengan gempa megathrust.

"Gempa megathrust memang potensi ada, tetapi bukan diprediksi pasti terjadi," kata dia, dilansir dari Kompas.id. 

Ia juga mengatakan, gempa megathrust terjadi ribuan tahun sekali. Menurut penelitian yang diterbitkan di berbagai jurnal, gempa megathrust baru terjadi ketika gempa berbarengan di sepanjang zona subduksi selatan Jawa.

"Inilah yang berpotensi menyebabkan gempa besar sekitar 8 MMI dengan potensi tsunami 20 meter. Kapan itu terjadi? Kemungkinan bisa 2000 tahun sekali,” ujar Adi.

Dikutip dari Kontan, gempa megathrust berbesar dalam 20 tahun terakhir adalah gempa Tohoku berkekuatan 9,0–9,1 skala Richter pada 2011 silam.

Gempa megathrust bisa picu tsunami

Kepala Bidang (Kabid) PK BPBD Provinsi Sumbar, Syahrazad Jamil mengatakan, gempa megathrust M 8,9 dapat memicu terjadinya tsunami setinggi 6-10 meter.

"20 sampai 30 menit kemudian disusul gelombang tsunami di Kota Padang setinggi enam hingga 10 meter dengan jarak dua hingga lima kilometer," ungkapnya dilansir dari Antara. 

Melihat potensi bencana tersebut, pihaknya mempersiapkan mitigasi dengan menjadikan kawasan Gunung Padang sebagai tujuan evakuasi warga binaan apabila tsunami terjadi.

Sementara itu, pada segmen zona megathrust Selat Sunda, gempa megathrust dengan M 8,7 yang terjadi bersamaan dengan segmentasi di atas dan timur kawasan tersebut dapat memicu terjadinya tsunami.

Segmentasi di atas megathrust Selat Sunda adalah megathrust Enggano. Sedangkan segmentasi di timur Selat Sunda adalah megathrust Jawa Barat-Tengah.

Doktor yang pernah meneliti potensi gempa bumi megathrust dan tsunami di Selatan Jawa, Widjo Kongko mengatakan, ketika gempa terjadi secara bersamaan di zona tersebut, kekuatannya bisa mencapai M 9,0.

"Energi yang dihasilkan dari potensi gempa itu mirip dengan gempa bumi dan tsunami Aceh 2004," ucapnya, dikutip dari Antara. 

Menurut permodelan, Widjo mengatakan bahwa secara saintifik tsunami yang mungkin terjadi akibat megathrust Selat Sunda ini bisa lebih tinggi dari Aceh.

"Namun, karena secara umum kedalaman laut di daerah sumber gempa lebih dalam dibandingkan dengan yang kejadian 2004, maka berdasar perhitungan model, secara saintifik tsunami yang terjadi bisa lebih tinggi dari Aceh,” tandasnya.

-

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.