TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) bersama badan pengumpul zakat dan lembaga filantropi meluncurkan kampanye penggalangan bantuan kemanusiaan untuk Gaza, di Kantor Kemlu RI Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Dalam kesempatan ini, hadir perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan sekitar 38 badan pengumpul zakat maupun organisasi filantropi.
Dalam paparannya, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Anis Matta mencanangkan target 200 juta dolar AS atau sekitar Rp3,2 triliun terkumpul sebagai bantuan dana kemanusiaan untuk Palestina.
"Kita juga membuat target mudah-mudahan dalam proses penggalangan ini kita bisa menggalang sekitar 200 juta dolar AS, sebagai satu tahap Insyaallah untuk Palestina," kata Anis.
Anis kemudian melontarkan pertanyaan atas target itu kepada perwakilan pimpinan lembaga filantropi dan badan amil zakat yang hadir dalam acara.
"Saya tidak tahu apakah ini angka yang besar bagi saudara, atau angka yang bisa dicapai. Bisa dicapai? Bisa yakin?" tanya Anis.
"Insyaallah," jawab para perwakilan lembaga filantropi.
Adapun kata Anis, angka ini ditentukan berdasarkan total dana kemanusiaan yang selama ini sudah dikumpulkan oleh para lembaga filantropi maupun badan pengumpul zakat yang mengikuti kampanye penggalangan dana bagi Gaza.
Anis menyatakan, target ini mungkin dicapai mengingat sebentar lagi juga akan memasuki bulan Ramadhan, di mana pada bulan suci bagi umat Islam ini merupakan bulan yang penuh dalam lomba berbagi kebaikan.
Seperti pemberian zakat untuk membantu orang lain yang kurang beruntung.
Anis bahkan menyebut bulan Ramadhan menjadi bulan panen zakat bagi badan-badan pengumpul bantuan kemanusiaan.
Ini karena Indonesia memiliki penduduk populasi muslim terbesar dunia, dan masyarakat pemeluk agama lain juga terkenal dengan kedermawanannya.
Selain itu Indonesia juga merupakan negara mayoritas muslim dengan ekonomi terbesar, bersama Arab Saudi dan Turki.
"Kita melakukan kick-off dari program ini menjelang bulan Ramadhan, ini adalah musim panen bagi teman-teman NGO lembaga-lembaga kemanusiaan. Biasanya masyarakat muslim jauh lebih dermawan di bulan Ramadhan dibanding bulan yang lain," katanya.
Sehingga harapannya masyarakat Indonesia dapat menunjukkan sikap dermawannya dengan membantu sesama umat manusia.
Gerakan ini lanjutnya, juga diharapkan sekaligus membangun budaya kedermawanan dari bangsa besar Indonesia. Mengingat kata Anis, satu ciri bangsa besar yang bisa memimpin dunia ditunjukkan lewat bagaimana kedermawanan masyarakatnya.
"Budaya kedermawanan itu adalah satu ciri dari bangsa yang bisa menjadi bagian dari kepemimpinan dunia," ujar Anis.
Hasil dari penggalangan dana ini nantinya akan ditujukan untuk program emergensi selama masa gencatan senjata, dan program rekonstruksi Gaza yang sudah luluh lantah imbas perang dengan Israel.