TIMESINDONESIA, SURABAYA – Bulan Ramadan bulan berkah, bulan untuk memperbaiki diri dan sikap serta meningkatkan rasa empati terhadap sesama. Selain itu, bulan yang suci ini juga memberikan kesempatan untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan lebih sadar dan bertanggung jawab.
Sayangnya, selama bulan Ramadan, terutama saat berbuka puasa masih sering dijumpai menggunakan kemasan yang berbahan plastik.
Penggunaan plastik sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan plastik, dan kemasan makanan cenderung meningkat. Hal ini dapat menjadi masalah besar bagi lingkungan, karena plastik tidak dapat terurai dan berpotensi mencemari lingkungan.
Puasa plastik merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan plastik sekali pakai, menjadi langkah positif untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Kebiasaan seperti membawa tumbler, wadah makanan ulang pakai, dan tas kain dapat berdampak signifikan.
“Sampah menjadi problematika di setiap lini masa kehidupan. Berbagai permasalahan hingga tragedi tak kunjung tuntas. Sampah terus bertambah semakin banyak dan lebih banyak. Tentunya kita sebagai Gen Z, generasi muda yang digadang menjadi agent of change harus bertindak tegas mengurangi sampah terutama plastik,” ujar Khansa, mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya yang tergabung dalam Ecoton, Sabtu (1/3/2025).
Momen Ramadan, menurut Khansa, adalah momen yang pas mengurangi plastik yang ia istilahkan puasa plastik. Menahan diri dari penggunaan plastik diganti dengan wadah sekali pakai. Jumlah sampah plastik makin bertambah saat bulan suci Ramadan.
“Kami tak mau ini hanya menjadi perayaan belaka, harus ada aksi nyata. Gen Z harus memulai pengurangan plastik dengan menerapkannya, pada bulan Ramadan ini dengan melakukan Puasa plastik Sekali pakai,” tuturnya.
Khansa dan teman-teman Ecoton mengimbau kepada masyarakat untuk tidak belanja makanan yang berlebihan, sehingga tidak ada sampah basah yang menumpuk.
Selain itu, masyarakat sudah waktunya belajar untuk memilah sampah basah dan kering. Hal ini untuk memudahkan pemilahan sampah yang nantinya dapat digunakan sebagai kompos jika sampah basah. Dan sampah kering dapat diolah kembali sebagai bahan baku lainnya.
Selain bermanfaat bagi lingkungan, tindakan ini juga menginspirasi orang lain. Ramadan menjadi momentum untuk perubahan kecil yang berdampak besar, tidak hanya menjaga tubuh, tetapi juga melestarikan bumi bagi generasi mendatang. (*)