Prabowo Segera Cairkan THR ASN, Konsumsi Masyarakat Bakal Terkerek
kumparanBISNIS March 05, 2025 12:20 PM
Presiden Prabowo Subianto telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 50 triliun untuk Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2025. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan memperkuat konsumsi domestik, terutama dalam menghadapi momen Ramadan dan Idulfitri.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, pencairan THR ASN akan dilakukan paling cepat tiga minggu sebelum Lebaran. Sementara itu, bagi pekerja swasta, THR harus diberikan paling lambat satu minggu sebelum hari raya.
"Percepatan pencairan THR ASN dengan alokasi sekitar Rp 50 triliun bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan, memperkuat konsumsi domestik, serta mendorong perputaran ekonomi di berbagai sektor, terutama perdagangan dan jasa," jelas Haryo dalam keterangan resmi yang dikutip pada Selasa (4/3).
Kebijakan ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak positif terhadap stabilitas ekonomi makro, tetapi juga menjadi salah satu faktor pencapaian target pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun 2025. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah memastikan bahwa THR bagi ASN akan dicairkan pada Maret 2025 paling cepat 3 minggu sebelum Lebaran dan pekerja swasta paling lambat 1 minggu sebelum Lebaran.
Perbesar
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Foto: Shutter Stock
Langkah pemerintah ini dinilai mampu mendongkrak konsumsi masyarakat, terutama dalam momen Ramadan dan Idul Fitri. Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sarman Simanjorang, menyatakan bahwa alokasi THR sebesar Rp 50 triliun juga dapat meminimalisir dampak efisiensi anggaran kementerian dan lembaga pada tahun 2025.
Menurutnya, berbagai stimulus yang digelontorkan pemerintah pada kuartal pertama 2025, termasuk diskon tiket pesawat, diskon tarif tol, dan THR ASN, akan mendorong pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5 persen.
"Ramadan dan Lebaran sebagai hari besar keagamaan di kuartal pertama 2025 harus dimanfaatkan pemerintah untuk menggenjot perekonomian. Termasuk THR untuk ASN yang disiapkan mencapai Rp 50 triliun. Semua ini tujuannya agar momentum Ramadan dan Idulfitri bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita," ujar Sarman.
Di Indonesia, konsumsi rumah tangga atau konsumsi masyarakat menopang sekitar 60 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, pemerintah berupaya menggairahkan pasar pada periode Ramadan dan Lebaran. Gelontoran THR sebesar Rp 50 triliun juga diprediksi akan menimbulkan efek berganda (multiplier effect) ke berbagai sektor, seperti jasa, pariwisata, transportasi, industri makanan dan minuman (F&B), serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Tak hanya itu, fenomena mudik pada periode Ramadan dan Idulfitri juga akan memperlancar perputaran uang dari kota ke desa.
Perbesar
Ilustrasi pasar tradisional di Indonesia. Foto: Widyatmokko/Shutterstock
"Walaupun pemerintah melakukan efisiensi, jika masyarakat memiliki rencana mudik, mereka akan berbelanja. Hal ini akan membuat perputaran uang cukup besar dan perekonomian semakin produktif," tutur Sarman.
Sarman juga menyoroti pentingnya peran sektor swasta dalam mendukung kebijakan ini. Pemerintah telah mengimbau sektor swasta untuk memberikan THR paling lambat satu pekan sebelum Idulfitri. Jika THR swasta dibayarkan lebih cepat, efek berganda yang timbul akan semakin besar, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terjaga di atas 5 persen pada kuartal pertama 2025.
"Kita berharap THR swasta juga bisa dicairkan lebih cepat, sehingga para pekerja dapat merencanakan belanja dan mudik jauh-jauh hari," pungkas Sarman.
Dengan demikian, pencairan THR ASN dan swasta diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan pegawai, tetapi juga menjadi stimulus penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, terutama pada momen-momen strategis seperti Ramadan dan Idulfitri.