Bukan Kardus, Patung Penyu yang Disebut Senilai Rp15 M Dibuat dari Bahan Tahan Cuaca Ekstrem
Siti Nurjannah Wulandari March 06, 2025 04:40 PM

TRIBUNNEWS.com - Pihak rekanan proyek pembangunan Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi, Jawa Barat, Imran Firdaus, memberikan klarifikasi terkait patung penyu viral yang disebut-sebut menelan anggaran Rp15 miliar.

Belakangan, patung penyu itu dikabarkan terbuat dari kardus, setelah rusak akibat pengunjung yang naik ke atas patung untuk berfoto.

Menurut Imran, patung penyu di Alun-alun Gadobangkong bukan terbuat dari bahan kardus, melainkan resin dan fiberglass.

Dua bahan itu dibutuhkan untuk membuat patung penyu yang menghadap ke arah pantai, tahan cuaca ekstrem.

Terkait bahan kardus seperti yang viral dibicarakan, Imran menyebutnya hanya sebagai alat bantu dalam proses pencetakan patung.

"Patung ini dibuat menggunakan resin dan fiberglass, material yang umum digunakan untuk patung dan ornamen luar ruangan karena daya tahannya terhadap cuaca ekstrem," jelas Imran, Rabu (5/3/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

"Terkait kardus dan bambu yang terlihat dalam video yang beredar, kami tegaskan material tersebut bukanlah bagian dari struktur utama ornamen, melainkan hanya alat bantu dalam proses cetakan awal untuk membentuk penyu," tuturnya.

Imran lantas mengatakan, apabila patung penyu benar terbuat dari kardus, maka tidak akan tahan terhadap cuaca ekstrem di pesisir pantai.

"Secara logis, jika ornamen ini benar-benar terbuat dari kardus, tidak mungkin bisa bertahan lebih dari satu tahun menghadapi hujan lebat, panas terik, dan kondisi pesisir yang ekstrem," tegas dia.

Ia juga mengklarifikasi soal anggaran yang dibutuhkan untuk membuat patung penyu tersebut.

Menurut Imran, pembuatan patung penyu itu hanya membutuhkan biaya Rp30 juta, bukan miliaran rupiah seperti isu yang beredar.

"Kami tegaskan bahwa biaya pembuatannya hanya sekitar Rp 30 juta, sesuai dengan spesifikasi proyek yang telah ditetapkan," pungkas Imran.

Hal senada juga disampaikan Pemerintah Provinsi Jabar melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim).

Kepala Disperkim Jabar, Indra Maha, menegaskan anggaran Rp15,6 miliar seperti yang ramai dibicarakan, tidak hanya untuk membuat patung penyu.

Anggaran itu, jelas Indra, digunakan untuk membangun keseluruhan Alun-alun Gadobangkong, seperti selfie deck, leuit, gedung kuliner, pedestrian, papan penunjuk, hingga saluran drainase.

"adi bukan hanya patung penyu saja, tetapi juga seluruh sarana dan prasarana yang ada di kawasan alun-alun," ungkap Indra, dikutip dari Kompas.com.

Dedi Mulyadi Perintahkan Audit

Terkait viralnya patung penyu Alun-alun Gadobangkong di Sukabumi, Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, memerintahkan untuk dilakukan audit.

Dedi, lewat akun Instagramnya @dedimulyadi71, mengatakan sudah memerintahkan Inspektorat Pemprov Jabar untuk rutun ke lapangan.

"Saya sudah meminta inspektorat provinsi Jawa Barat untuk turun ke lapangan mengaudit kegiatan proyek tersebut," ungkap Dedi dalam akun Instagramnya, Kamis (6/3/2025).

"Setelah nanti hasil audit baru kita akan umumkan, agar masyarakat mendapat penjelasan yang bersifat objektif tidak berdasarkan praduga dan tidak bersifat fiktif," lanjutnya.

Dedi pun meminta agar masyarakat sabar menunggu hasil audit supaya prinsip transparansi dan akuntabilitas tetap terjaga.

Ia juga memastikan akan bersikap objektif demi kepentingan masyarakat.

"Saya akan senantiasa berbuat objektif bagi kepentingan masyarakat dan akan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas."

"Untuk itu mohon sabar, kita menunggu hasil auditnya dan bagi saya hasil audit itu menjadi landasan untuk melakukan langkah-langkah berikutnya," pungkas Dedi.

Diketahui, viralnya patung penyu Alun-alun Gadobangkong ini bermula saat pengunjung menaiki patung tersebut untuk berfoto.

Padahal, sudah disediakan fasilitas selfie deck agar pengunjung tidak menaiki patung tersebut.

Patung itupun rusak dan terungkap bagian dalam patung terlihat terbuat dari bahan seperti kardus dan bambu.

(Pravitri Retno W/Siti Nurjannah, TribunJabar.id/M Rizal Jalaludin, Kompas.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.